![](https://trubus.id/wp-content/uploads/2019/05/Trubus-Edisi-Mei-2019-Higrest-57-1-300x226.jpg)
Durian lokal bercita rasa lezat terus bermunculan.
Trubus — Abrori menyodorkan buah durian berukuran mungil. Namun, penampilan daging buah tanaman anggota famili Malvaceae itu paling menggugah selera. Warna daging buah kuning mentereng. Begitu dicicip, tekstur daging buah lembut, lengket, dan nyaris tanpa serat dengan rasa dominan manis sedikit pahit. Itulah durian si mas. Menurut Abrori si mas berasal dari pohon berumur 80 tahun yang tumbuh di pekarangan rumahnya.
![](https://trubus.id/wp-content/uploads/2019/05/Trubus-Edisi-Mei-2019-Higrest-58-2-300x199.jpg)
Menurut warga Cadasari, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, itu pohon Durio zibethinus tergolong produktif. Dalam setiap musim pohon si mas rata-rata menghasilkan lebih dari 100 buah. Durian si mas mudah dikenali dari bentuk buah yang bulat dan bagian dasar buah melesak sehingga tampak seperti buah apel. “Si mas kemungkinan banyak jatuh pada Februari 2019,” tutur pemilik lapak durian Durian Jatohan Aa Abrori (DJAA) itu.
Rasa istimewa
Abrori juga menyodorkan durian si petot. Dalam bahasa Sunda kata petot berarti penyok atau sebutan untuk benda yang berbentuk tidak sempurna. Abrori menyematkan nama itu lantaran bentuk buah si petot yang cenderung lonjong, tapi tampak mengerut di bagian pangkal buah. Meski berbentuk buah kurang sempurna, kualitas daging buah tergolong istimewa. Warna daging buah kuning bersemburat jingga. Namun, warna kuning tak setajam si mas.
![](https://trubus.id/wp-content/uploads/2019/05/Trubus-Edisi-Mei-2019-Higrest-58-3-300x210.jpg)
Saat mencicipnya, tekstur daging buah si petot terasa lembut dan creamy. Daging buah si petot tergolong tipe kering. Artinya, daging buah tidak lengket saat tangan menggenggam pongge. Bahkan, ketika buah baru dibuka, permukaan daging buah tampak mengilap sehingga tampak seperti berdaging mengkal. Namun, begitu daging buah ditekan terasa empuk. Beberapa pongge bahkan sampai melesak saat ditekan karena berbiji mungil.
Cita rasa daging buah dominan manis sehingga cocok bagi pemula pehobi durian. Sensasi rasa manis si petot relatif panjang karena masih terasa di lidah meski daging buah telah habis ditelan. Durian lain yang tak kalah lezat adalah si blueband. Nama itu merujuk pada merek sebuah produk mentega. Abrori menyebutnya demikian karena ciri khas si blueband yang berdaging buah kuning layaknya mentega.
![](https://trubus.id/wp-content/uploads/2019/05/Trubus-Edisi-Mei-2019-Higrest-58-4-300x210.jpg)
induk jarum mas, H. Ali.
Namun, warna kuningnya masih kalah dengan si mas. Keistimewaan lain daging buah si blueband lumayan tebal, tapi tekstur dagingnya sedikit berserat. Menurut Abrori seluruh durian itu berasal dari Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang. Cadasari selama ini dikenal sebagai salah satu sentra durian ternama di Kabupaten Pandeglang. Di sana banyak tumbuh pohon-pohon durian berumur lebih dari 60 tahun.
Jarum mas
![](https://trubus.id/wp-content/uploads/2019/05/Trubus-Edisi-Mei-2019-Higrest-58-1-241x300.jpg)
Pemilik lapak durian Durian Jatohan Ajid (DJA) juga mengandalkan pasokan durian berkualitas dari Cadasari. Contohnya durian si bintang yang fenomenal berharga Rp500.000 per buah. Contoh lain durian top one, baranjang, si kucing, dan ketan jaya. Kini Pemerintah Kabupaten Pandeglang mengajukan kelima varietas durian itu sebagai varietas lokal unggulan.
Nun di Desa Punggurkecil, Kecamatan Sungaikakap, Kabupaten Kuburaya, Kalimantan Barat, ada durian yang mencuri perhatian para maniak. Namanya jarum mas. Menurut peneliti di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat, Anton Kamaruddin, jarum mas tergolong istimewa. “Daging buahnya tebal dan berbiji dominan kecil,” tuturnya.
Warna daging buah juga tergolong atraktif, kuning semu jingga. Soal rasa tak kalah istimewa. Cita rasa jarum mas manis, legit, dan ada sedikit pahit. Namun, ukuran buah cenderung mungil. Menurut Anton durian jarum mas adalah milik H. Ali. Umur pohon diperkirakan 80 tahun. Kini ia tengah memperbanyak durian jarum mas untuk menyelamatkan pohon induk yang kini mulai “sakit-sakitan”. (Imam Wiguna)