Monday, September 9, 2024

Raup Omzet Rp25 Juta dari Pekarangan

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id— Kelompok Putri Turus Lumbung Puri Damai membudidayakan tanaman obat di lahan 1,3 hektare (ha). Kelompok tani di Desa Singekerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, itu mengolah aneka tanaman herbal menjadi sediaan obat dan aneka jamu untuk mengatasi penyakit mag, kanker, dan mioma.

Kelompok Turus Lumbung juga membuat minuman, produk toiletris, dan kosmetik. Harga jual produk bervariasi Rp35.000— Rp500.000. Omzet perniagan olahan herbal itu Rp20 juta—Rp25 juta per bulan.

Ketua Kelompok Putri Toga Turus Lambung Puri Damai, Ir. Ida Ayu Rusmarini, M.P., menuturkan, penanaman tanaman obat di Kabupaten Gianyar berlangsung sejak 1993. Ketika itu, kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan tanaman di sekitar masih sangat rendah.

Ida mendirikan Kelompok Wanita Tani (KWT) Turus Lumbung pada 1997. Anggota kelompok itu—total 17 orang— membudidayakan 308 jenis tanaman di pekarangan rumah yang luasnya rata-rata 50 m².

Jenisnya antara lain keluak (Pangium edule), majegau (Dysoxilum densiflorum)  mundeh (Garcinia dulcis) belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi), bunga telang (Clitoria ternatea), mahkota dewa (Phaleria macrocarpa), dan kumis kucing (Orthosiphon aristatu).

Ida kerap berbagi pengetahuan mengenai budidaya dan cara mengolah tanaman herbal kepada masyarakat di Kabupaten Gianyar. Perempuan kelahiran Denpasar, November 1960, itu menuturkan bahwa produk obat herbal KWT Turus Lumbung mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Taruk Berig—nama produk herbal berizin BPOM—berbahan baku daun gamal (Gliricidia sepium) dan daun jelateng (Urtica diocia). Menurut Ida gamal berfungsi untuk obat luka, sedangkan ekstrak daun jelateng sebagai obat reumatik dan asam urat.

“Saatnya kita kembali ke alam, melihat potensi alam Bali yang berlimpah, memanfaatkannya demi kebaikan masyarakat,” tutur peraih penghargaan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2020 itu.

Produk obat herbal yang siap dikonsumsi mesti melalui pengelolaan pascapanen yang tepat. Tujuannya melindungi bahan baku dari kerusakan fisik dan kimiawi. Tahapan pascapanen tanaman obat itu meliputi pengumpulan bahan, penyortiran basah, pencucian, penirisan, pengeringan, penyortiran kering, pengemasan, penyimpanan, dan pemasaran

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Melalui Edukasi dan Promosi, Komunitas Acteavist Indonesia Aktif Kenalkan Teh ke Generasi Muda

Trubus.id–Komunitas Acteavist Indonesia aktif memperkenalkan teh ke generasi milenial melalui edukasi dan promosi.  Salah satu penggagas Acteavist Indonesia, Cakra...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img