Tak mudah meremajakan rambutan. Keliru melakukan pemangkasan berat tanaman malah bisa mati. Namun, Ir Sutrisno Soemodihardjo, direktur Direktorat Tanaman Sayuran, Hias, dan Aneka Tanaman, Departemen Pertanian, ternyata sukses. Buktinya, 4 pohon yang menaungi halaman depan rumahnya di bilangan Pancoranmas, Depok, sejak 1984 tumbuh subur. Tanaman pun berbuah sejak umur 2 tahun setelah diremajakan.
Daya regenerasi rambutan memang rendah. “Ujung ranting yang dipangkas sehabis panen saja akan mati hingga ke bagian yang ada daunnya,” papar Sutrisno. Apalagi jika tanaman diremajakan dengan memangkas seluruh percabangan, hanya menyisakan tunggul batang saja. Lalubagaimana cara Sutrisno meremajakan rambutan di halaman rumahnya? Berikut kiat-kiatnya.
Pangkas perlahan
Saat mulai melakukan peremajaan, seluruh percabangan masih tetap dipertahankan. Hanya saja pada bagian pangkal batang pada ketinggian sekitar 1 m di atas permukaan tanah dicacah. Tujuannya untuk menghambat kembalinya hasil fotosintesis ke bagian akar. “Dengan begitu, tanaman akan membentuk kalus di bagian kulit sebagai reaksi untuk mempertahankan hidup,” jelasnya.
Pencacahan kulit batang sebaiknya dilakukan saat musim hujan. Sebab, pada saat itu tanaman mulai memasuki masa vegetatif. Dengan begitu tunas baru akan cepat tumbuh.
Pengalaman Sutrisno, mata-mata tunas mulai terbentuk dalam 2—4 minggu setelah pencacahan. Untuk mempercepat pertumbuhan tunas, sebagian tajuk pun dikurangi. Selanjutnya, batang digergaji perlahan seiring pertumbuhan tunas. Namun, tidak sampai putus. Posisi penggergajian sedikit di atas bagian tempat tunas tumbuh. Seluruh tajuk dan batang pokok baru dipangkas habis setelah tunas tumbuh setinggi 15—20 cm.
Cepat berbuah
Biasanya tunas tumbuh dalam jumlah banyak dan tidak seragam. Agar pohon membentuk tajuk yang baik, tunas-tunas itu harus dikurangi. Pilih 4 tunas yang pertumbuhannya seragam dan kekar.
Agar tajuk tidak saling bersinggungan, pertumbuhan tunas terpilih harus diarahkan. Caranya, tunas diikat dan ditarik ke luar agar ujung-ujungnya saling menjauh. Kegiatan itu sebaiknya dilakukan setelah tunas berkayu, ataumencapai tinggi 30 cm. Tali pengikat boleh dibuka setelah cabang kokoh dan tidak kembali ke posisi semula saat dilepas.
Menurut Sutrisno, tanaman baru dengan teknik itu berproduksi tinggi dan berkualitas baik. Sebab, dengan pola tajuk terbuka seluruh daun mendapat sinar matahari secara merata. “Panen perdanapascapemangkasan sudah bisa mencapai 30 kg/pohon,” lanjutnya di akhir percakapan. (Fendy R Paimin)