Friday, March 29, 2024

Satu Resapan 3 Keluarga

Rekomendasi
- Advertisement -
Saat hujan, lubang resapan perlu dibersihkan dari
sampah. (Dok. Trubus)

Satu sumur resapan cukup memasok kebutuhan air 3 keluarga selama setahun.

Trubus — Warga Desa Girirejo, Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, memanen air hujan dengan membuat lubang. Ukuran lubang 2 m x 2 m sedalam 2 m yang mampu menyimpan 8 m³ air. Di desa itu terdapat 100 lubang atau sumur resapan. Pembangunan sumur resapan berkat kerja sama Yayasan Coca Cola Indonesia (Coca Cola Foundation Indonesia, CCFI) dan Serikat Paguyuban Petani Qoryah Thoyyibah (SPPQT). Di seluruh Kaliangkrik mereka membangun 900 resapan.

Mantan manajer proyek SPPQT, Nurul Munawaroh, S.E., menyatakan, satu sumur resapan mencukupi kebutuhan air 2—3 keluarga selama setahun. Menurut warga setempat, Slamet Basuki (51 tahun), sejak adaya sumur resapan pada 2016 pasokan air amat lancar meski pada puncak musim kemarau.

Mantan manajer proyek Serikat Paguyuban Petani Qoryah Thoyyibah, Nurul Munawaroh, SE. (Dok. Pribadi)

Rawat rutin

Warga Girirejo nyaris tidak merasakan datangnya kemarau karena kebutuhan air tercukupi. Mereka mengandalkan pasokan air bersih dari mata air yang dialirkan dengan pipa ke rumah-rumah. Tahun-tahun sebelumnya, “Kalau kemarau aliran air dari sumber mengecil,” kata Basuki. Menurut penggagas sumur resapan SPPQT, Bahruddin, menganjurkan agar warga rutin membersihkan resapan tiap tahun untuk memanen humus. Praktiknya, “Jarang sekali warga menguras resapan, apalagi setelah pendampingan berakhir,” kata Basuki. Meski demikian resapan itu berfungsi efektif. Menurut Basuki, air hujan tidak pernah menggenang apalagi mengalir di permukaan tanah pascapembuatan resapan. Artinya semua air hujan itu kembali ke tanah untuk kemudian muncul kembali di mata air.

Air dari mata air menjadi bahan air baku perusahaan air minum.

Tidak hanya warga Girirejo yang merasakan manfaat sumur resapan. Lokasi Desa Girirejo di lereng Gunung Sumbing. Sebelum ada sumur resapan, air hujan menjadi limpasan yang membawa sampah ke desa itu. Namun, sejak ada sumur respan sampah tidak “mengalir” ke bawah. Menurut Nurul Munawaroh warga Kaliangkrik antusias dengan program sumur resapan di kecamatan mereka.

Masyarakat hanya tinggal menyediakan pekarangan atau lahan untuk lokasi resapan. Biaya pembuatan yang berkisar Rp3 juta—Rp3,5 juta pada 2015 menjadi tanggungan sponsor. Resapan itu pun tidak melulu harus di pekarangan. Di lahan kebun atau sawah pun memungkinkan untuk membuat sumur resapan.

Efek nyata

Nurul menyatakan, resapan di pekarangan dekat rumah lebih efektif. “Saat hujan, sampah akan menyumbat lubang masuk sehingga harus sering dipantau dan dibersihkan,” katanya. Jika resapan berada di lahan yang jaraknya agak jauh dari rumah, hal itu tidak mungkin dilakukan. Itu sebabnya efektivitas resapan di lahan biasanya lebih rendah ketimbang di pekarangan. Keberadaan resapan di lahan menguntungkan karena menyediakan air dan humus bagi tanaman di dekatnya.

Acara peresmian sumur resapan di Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. (Dok. SPPQT)

Buktinya, “Tanaman di sekitar resapan lebih subur,” katanya. Nurul mengamati sumur resapan di Tengaran (Kabupaten Semarang) serta Ngablak dan Kaliangkrik (keduanya di Kabupaten Magelang). Kekuatan lubang resapan itu pun terjamin lantaran SPPQT membuatnya sesuai petunjuk Standar Nasional Indonesia (SNI) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). “Tutup beton dan dindingnya cukup kuat kalau hanya dilewati mobil keluarga,” kata Nurul.

Kalau tiap tahun rutin dibersihkan, sumur resapan mampu bertahan puluhan tahun dan berfungsi efektif. Hujan membawa berbagai sampah maupun tanah yang tertumpuk dalam lubang resapan. Makin banyak tumpukan sampah, makin sulit air meresap ke dalam akuifer. Dengan sering membersihkan, pemilik lahan juga bisa mendeteksi lebih cepat kalau terjadi kerusakan di dinding resapan.

Keberadaan sumur-sumur resapan di Tengaran, Ngablak, dan Kaliangkrik terbukti berefek nyata terhadap debit mata air di bawahnya. Salah satunya mata air Sijojurang di Kaliangkrik yang menjadi salah satu sumber air baku perusahaan air minum Kota Magelang dan Kabupaten Magelang. Menurut Nurul sejak adanya sumur resapan di area tangkapan air, debit mata air stabil. Masyarakat di sekitar mata air pun bisa ikut memanfaatkan untuk lahan pertanian.(Argohartono Arie Raharjo)

Previous article
Next article
- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Alpukat Raril Asal Cilacap Bercita Rasa Manis Gurih dan Lembut

Trubus.id— Pehobi alpukat di Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah, Dian Suwardianto menemukan alpukat unggul selain alpukat bringkeng.  Alpukat itu...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img