Monday, March 27, 2023

Sisi Lain dari Aksi Pembuangan Tomat yang Viral karena Harga Anjlok

Rekomendasi

Trubus.id — Belakangan ini tersiar kabar terjadi aksi pembuangan tomat karena harganya anjlok hingga Rp600 per kg. Direktorat Jenderal Hortikultura mendatangi lokasi aksi pembuangan tomat itu terjadi, yakni di Desa Sedampah Indah, Kecamatan Balai Bukit, Kabupaten Lampung Barat.

Menurut Ramlan, Ketua Gabungan Kelompok Tani Serumpun Mandiri, aksi pembuangan tomat tidak dilakukan oleh petani, tetapi dilakukan oleh para pengepul tomat. Mereka beralasan produksi tomat yang tinggi tak diikuti dengan serapan pasar.

“Memang ada aksi pembuangan tomat sebanyak 8–10 peti tapi itu bukan dilakukan oleh petani,” kata Ramlan, dikutip dari laman Direktorat Jenderal Hortikultura.

Tomat yang dibuang itu adalah tomat yang sudah tidak ada yang membelinya. Jika dijual ke kota, biaya transportasi melebihi harga tomatnya sendiri. Harga tomat di tingkat petani Rp800 per kg, sampai pasar di kota harganya Rp1.000 per kg. Bahkan, harga satu peti dengan isi 50 kg hanya dihargai Rp50.000. Tentunya, dengan perhitungan itu sangat tidak masuk.

Hal senada juga diungkapkan oleh Edi Wibowo, Koordinator Penyuluh Pertanian Lapang Kecamatan Balai Bukit. Edi mengatakan, memang saat ini panen tomat melimpah, tetapi tidak diimbangi dengan serapannya.

“Panen saat ini melimpah namun tidak diiringi harga yang bagus. Selain itu, daya serap di pengepul dan pasar terbatas,” terangnya.

Panen tomat bisa sampai 6–7 kali petik, tetapi karena harga yang jelek, banyak petani memilih tidak memanen tomatnya karena akan menambah biaya produksi. Petani lebih memilih membiarkan di lahan dan menjadi pupuk organik.

Menanggapi hal itu, Nata Djudin Amran, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Barat, mengatakan, tidak mungkin petani melakukan aksi buang tomat. “Aksi pembuangan tomat tidak dilakukan oleh petani, itu dilakukan oleh para pengepul,” papar Amran.

Cekden Hamdan, Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Barat, mengklaim sudah melakukan langkah antisipasi. Salah satunya dengan imbauan agar petani mengatur pola tanam, tetapi menurutnya keputusan tetap ada di petani.

Sebagai bentuk empati, Hamdan menyebut Dinas Pertanian Provinsi Lampung sudah melakukan pembelian 1 ton tomat dan 250 kg diserap oleh Direktorat Jenderal Hortikultura.

“Diharapkan ke depan ada perhatian khusus dari pemerintah pusat dan daerah terkait pengolahan hasil hortikultura di Desa Sedampah Indah,” papar Hamdan.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Tips Menjaga Sapi Perah agar Tetap Produktif

Trubus.id — Memelihara sapi perah harus intensif. Pasalnya banyak tantangan yang dapat membuat produksi susu sapi merosot. Misalnya sapi...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img