Monday, September 16, 2024

Sukses Budi daya Tanaman Stevia, Demi Hasil Panen Bermutu

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id—Budi daya stevia intensif membuat hasil panen berkualitas.  Selain itu pekebun juga harus memastikan lingkungan tepat bagi stevia.

Pasalnya menurut Pekebun stevia di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Ir. Thio Setiowekti, stevia optimal jika penanaman di daerah dengan ketinggian lebih dari 800 meter di atas permukaan laut (m dpl).

Potensi tingkat kemanisan daun yang dibudidayakan di dataran tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan dataran lebih rendah apalagi kurang dari 800 meter dpl. Potensi kemanisan stevia 200—300 kali lipat dibandingkan dengan gula pasir.

Thio pun menguji tingkat kemanisan stevia dari kebunnya di ketinggian 1.200 m dpl. Ia menanam stevia di bawah tegakan kopi arabika.

Hasilnya tingkat kemanisan stevia dari kebun yang dikelolanya mencapai 500 kali lipat dibandingkan dengan gula pasir. Artinya lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kemanisan rata-rata stevia pada umumnya.

Menurut Thio bibit ideal setinggi 20—30 cm terdiri atas 3—4 cabang. Ia kemudian menanam di bedengan dengan campuran antara tanah, kompos, dan abu sekam dengan perbandingan 6:2:2.

“Kami membudidayakan stevia dengan cara organik, pupuk tambahan hanya mengandalkan pupuk organik cair,” kata Thio. Adapun penambahan media tanam pada guludan sekali selang 6 bulan.

Jarak tanam 30 cm x 30 cm sehingga populasi di lahan seluas 1 ha sebanyak 67.000 tanaman. Tanaman panen perdana pada 90 hari setelah tanam (hst). “Hasil panen rata-rata 100 gram daun basah per tanaman,” kata Thio.

Panen berikutnya selang 21 hari dengan sistem ratun atau memotong tanaman tanpa mencabutnya. “Jika panen intensif dan tepat waktu lazimnya ada kenaikan produksi tiap panen sebanyak 10%,” kata Thio.

Peningkatan produksi karena kian tumbuhnya cabang produksi baru setelah panen dengan sistem pangkas. “Panen harus rutin dan intensif, jangan ada jeda terlalu lama atau hingga tumbuh bunga karena menghambat pertumbuhan daun,” kata Thio.

Harap mafhum, daun bagian tanaman yang dipanen karena paling tinggi kadar kemanisannya. “Budidaya stevia tidak ‘dijajah’ bibit, pekebun bisa memanen dengan cara ratun terus menerus hingga masa budidaya 5 tahun,” kata Thio.

Lebih lanjut ia menuturkan bahwa hal lain yang tak kalah penting mesti menjaga lahan di kapasitas lapang. Artinya, tanah jangan sampai kering atau kekurangan air tetapi tidak sampai tergenang.

“Jika air cukup pertumbuhan tanaman terutama daun kian optimal,” kata Thio.

Mengeirngkan stevia. (Trubus/ Widi Tria Erliana)

Setelah panen, barulah ia mengeringkan daun segar menggunakan oven. Keunggulan menggunakan oven warna daun lebih hijau terang dan lebih cepat dibandingkan dengan pengeringan menggunakan sinar matahari.

Pengeringan selama 8 jam dengan suhu 70oC. Daun stevia susut hingga 70%. Artinya dari 100 gram segar menghasilkan rata-rata 30% kering berkadar air 8%

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Fakta Unik Perjalanan Biji Kopi Di Dunia

Trubus.id—Kopi mulai dikenal oleh Suku Galia di Afrika Timur tahun 1000 Sebelum Masehi. Dua ribu tahun berikutnya antara abad...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img