Trubus.id-Pekebun melon di Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah, Mukhamat Ngizzudin berhasil mencetak melon dengan kualitas premium. Saat dibelah warna daging buah terlihat oranye merata. Tekstur buah pun renyah.
Rasanya manis dan segar. Hasil pengukuran refraktometer menunjukkan bahwa tingkat kemanisan melon itu 16,5°brix. Ngizzudin—sapaan akrab Mukhamat Ngizzudin, mengadopsi teknik budi daya ramah lingkungan untuk menghasilkan buah melon premium.
Ngizzudin menanam melon dengan teknik yang disebut biohorti—teknik budi daya ramah lingkungan—dengan memanfaatkan limbah di sekitar. Ia mengisi kantong tanam dengan 40% tanah subur, 20% tanah padas, 20% sekam bakar, dan 20% kotoran sapi terfermentasi.
Ia sengaja menyusun media tanam yang kaya bahan organik karena tidak menggunakan pupuk kimia. Jadi asupan nutisi mengandalkan dari bahan organik yang terkandung di dalam media tanam. Ngizzudin menggunakan campuran media tanam itu hingga empat kali tanam.
Ngizzudin hanya menambahsejumlah media tanam baru dengan campuran yang sama hingga kantong tanam penuh. Musababnya terkadang beberapa media tanam luruh karena penyiraman. Ngizzudin mengandalkan nutrisi tanaman yang bersumber dari pupuk organik cair (POC) . Ia memberikan POC dengan sistem kocor.
Ngizzudin menanam melon di dalam rumah tanam beratap plastik ultraviolet. Ia menerapkan sistem agrowisata petik melon. Dengan mencetak buah premium membuat Ngizzudin lebih percaya diri dalam melakukan promosi kepada pengunjung yang datang.
“Saya memberikan garansi gratis apabila buah tidak manis,” ujar Ngizzudin. Sebenarnya Ngizzudin pernah memasok salah satu pasar swalayan di Provinsi Jawa Tengah. Sayang pasokan tidak konsisten. Beberapa tawaran untuk memasok buah di
pasar swalayan juga ada.
Ngizzudin belum berani memenuhi permintaan itu. Karena pasokan buah di kebun masih terbatas. Saat ini hasil panen banyak diserap oleh wisatawan dari Kabupaten Purworejo. Menurut Ngizzudin untuk kebutuhan wisatawan saja terkadang masih kurang.
