Poster itu memampang foto diskus berwarna merah dan putih berjuluk red valentine. Semula David Nudiarta, sebut saja begitu namanya, menganggapnya bukan strain istimewa. Baru setelah peternak diskus di kawasan Serpong, Tangerang Selatan, Provinsi Banten, itu memperhatikan secara saksama, terlihat satu ciri khas yang mencuri perhatian.
Pada operkulum alias organ penutup insang terdapat semburat merah. “Untuk memperoleh operkulum bersemburat merah pada strain diskus berwarna merah dan putih relatif sulit,” kata David. Dari puluhan ikan cakram putih – merah miliknya tak satu pun yang memiliki operkulum bersemburat merah, semua berwarna putih.
Pantas jika red valentine dalam poster itu begitu populer di Malaysia. Para peternak pun berani membanderol induk dengan harga fantastis. “Harga induk berkualitas prima, Rp5 – juta – Rp8 – juta per ekor,” tutur peternak diskus di Cipondoh, Tangerang, Provinsi Banten, Sandy. Harga indukan strain lain, leopard snake misalnya hanya Rp1,5 – juta per ekor.
Kawin silang
Menurut Fransiskus, peternak di Cimone, Tangerang, hingga saat ini red valentine yang ada di tanahair semua asal Malaysia. Oleh para penangkar ikan cakram itu mulai diternakkan. Sayang banyak peternak kecewa karena setelah dewasa diskus asal negeri jiran itu ternyata bukan red valentine. “Itulah sebabnya saat ini banyak penangkar diskus berlomba – lomba menghasilkan red valentine dengan caranya masing – masing,” kata Frans.
Salah satunya David. Eksportir diskus sejak 15 tahun lalu itu menyeleksi indukan yang diperkirakan dapat menyumbang semburat merah di operkulum. Salah satunya red cover mutasi yang ia beri nama red velvet. Ciri khas si ikan cakram itu berwarna merah dengan wajah kekuningan.
David lalu menyilangkan red velvet dengan red white. Yang disebut terakhir memiliki ciri khas berwarna merah dengan wajah putih. Corak warnanya mirip red valentine di poster. Hanya saja ya itu tadi, operkulum berwarna putih.
Dari persilangan itu lahirlah ratusan burayak. Saat berukuran 6,25 – 7,5 cm, diskus hasil perkawinan silang itu mulai memperlihatkan karakternya. Eureka! ”Meski masih F1, beberapa anakan hasil persilangan itu ternyata mirip red valentine,” ujar David. Warna merah pada operkulum diwariskan dari red velvet. Sementara bentuk tubuh menyerupai red white. Dari hasil seleksi, kini eksportir diskus itu memiliki 6 indukan yang memiliki karakter mirip red valentine.
Pasar ekspor
Pada Maret 2011 David mengekspor 20 ekor red valentine made in Indonesia ke Jepang, Australia, Inggris, Amerika Serikat, Portugal, dan Kanada. Harga jual red valentine berukuran 5 cm Rp200.000 per ekor.
Tak disangka pasar ekspor menyambut baik red valentine van Serpong itu. ”Permintaan tertinggi berasal dari Jepang. Mereka mengambil red valentine sesuai dengan jumlah yang ada, ” tutur David. Mereka menyukai red valentine lantaran warna ikan cakram itu menyerupai hinomaru – sebutan bendera Jepang. Warna merah yang mencapai operkulum ibarat bulatan merah pada bendera Jepang. Red valentine versi Indonesia itu memang khusus untuk pasar ekspor, ”Untuk mendapatkan red valentine, peternak lokal bisa bereksperimen dan hasilkan sendiri,” ujar David.
Tingginya permintaan ekspor membuat David kewalahan. ”Saat ini pasokan red valentine kosong,” ujarnya. Musababnya sampai November 2011 penyakit yang menyebabkan sirip menutup dan tubuhnya terlihat pucat mewabah. Penyebabnya perubahan cuaca secara ekstrem.
Kini David terobsesi menghasilkan red valentine berdahi merah. Untuk itu ia mencoba mengawinkan red white dengan red ninja dan red valentine generasi pertama dengan red ninja. Yang disebut terakhir merupakan mutasi red cover yang memiliki warna dasar merah kecokelatan. Disebut red ninja karena seluruh tubuhnya berwarna merah dengan corak hitam di bagian sirip. Pada bagian muka terdapat bercak kuning sehingga terlihat seperti ninja. David membeli indukan red ninja berumur 1,5 tahun dari Taiwan. ”Red ninja dan red velvet sama – sama berasal dari red cover yang mengalami mutasi,” kata David.
Sayang, hasil persilangan itu belum terlihat. Saat Trubus meliput pada Januari 2012 burayak hasil kawin red white dengan red ninja baru berukuran 2,5 cm. Karakter hasil silangan biasanya stabil setelah berukuran 5 cm. Induk yang dipakai dalam persilangan red valentine generasi pertama dengan red ninja belum berhasil bertelur. ”Kemungkinan 2 tahun lagi hasil persilangan itu bakal meramaikan pasar ekspor,” ujar David. (Riefza Vebriansyah)
Red ninja, calon induk berharga Rp8,4 – juta/ekor untuk menghasilkan red valentine berdahi merah
Red valentine asal Indonesia sukses tembus pasar ekspor
Red velvet, mewariskan warna merah pada operkulum red valentine
Operkulum
Red white, mewariskan bentuk tubuh pada red valentine
Kehadiran red valentine diharapkan dapat meramaikan ajang kontes