
Kandungan flavonoid daun tapak dara berpotensi mengatasi kolesterol dalam darah.
Gunawan Raharjo belum sepenuhnya percaya hasil diagnosis dokter yang menyatakan dirinya mengidap penyakit jantung koroner. Sepekan terakhir pria berusia 48 tahun itu memang merasa jantung berdebar-debar, nyeri di leher dan tangan, mudah pusing, sering keluar keringat dingin, dan cepat lelah. “Saat pertama kali merasakan gangguan kesehatan, saya tidak memeriksakan diri ke klinik karena menganggap masuk angin biasa,” katanya.
Saat penderitaannya tidak kunjung reda, barulah ia ke rumahsakit di dekat rumahnya di Serpong, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Ketika itulah dokter mendiagnosis Gunawan mengidap jantung koroner. Kadar kolesterol tinggi menyebabkan penumpukan lemak di dinding pembuluh darah sehingga memicu penyebab kematian utama di dunia, termasuk Indonesia.

Radikal bebas
Menurut dr Betty Dwi Lestari, MSc SpPD dari Rumahsakit Hermina Depok, Jawa Barat, penumpukan lemak menimbulkan penyempitan pembuluh darah. Jika terjadi pada pembuluh darah koroner, mengganggu pasokan darah ke otot jantung dan mengganggu fungsi jantung. Tingginya kadar lemak jahat dalam darah akibat sifat bawaan atau genetis dan gaya hidup tidak sehat.
Gaya hidup tidak sehat berupa obesitas, terlalu banyak asupan kaya lemak, kurang olahraga, dan minuman beralkohol. Betty mengatakan penyebab gangguan kolesterol bertambah yaitu radikal bebas. “Dengan banyaknya penyebab itu, kadar kolesterol tetap tinggi walau seseorang mencegah dengan olahraga teratur. Bila mengonsumsi makanan kaya lemak, kolesterol tetap naik,” ujar alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada itu.
Kondisi itu diperparah dengan mahalnya obat penurun kadar kolesterol produksi industri farmasi. Oleh karena itu pengobatan dengan herbal semakin tren. Ilmuwan menggali potensi tanaman seperti tapak dara sebagai solusi pengobatan yang murah. Catharanthus roseus lazim sebagai tanaman hias. Namun, tanaman asal Madagaskar yang juga disebut vinca itu juga berkhasiat obat.
Periset dari Fakultas Farmasi Universitas Andalas, Surya Dharma, membuktikan bahwa tapak dara manjur mengatasi kolesterol tinggi. Surya memberikan konsumsi makanan kaya lemak dan propil tio urasil (PTU) 1% untuk meningkatkan kadar kolesterol darah 25 tikus percobaan. Makanan kaya lemak berupa campuran lemak daging sapi dan minyak goreng dengan perbandingan 1 : 5.
Pemberian pakan selama 10 hari mampu meningkatkan kadar kolesterol darah secara signifikan. Surya lantas memberikan ekstrak daun tapak dara berdosis 30 mg, 100 mg, dan 300 mg per kg bobot tubuh. Ketiga dosis itu diberikan untuk tiga kelompok berebda. Sementara dua kelompok berperan sebagai kontrol negatif dan kontrol positif yang tak diberikan ekstrak tapak dara.
Kolesterol Turun
Kolesterol turun
Surya mengelompokkan 25 tikus menjadi 5 grup. Kelompok I sebagai kontrol negatif hanya mengonsumsi makanan standar. Tikus kelompok II mengonsumsi makanan kaya lemak, cairan empedu, dan PTU sebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan kadar kolesterol total turun pada kelompok yang mengonsumsi ekstrak daun tapak dara. Persentase penurunan 1,29% pada grup yang mengonsumsi 30 mg, 6,58% (100 mg), dan 8,73% (300 mg).

Artinya semakin tinggi dosis kian tinggi persentase penurunan kadar kolesterol. Khasiat daun tapak dara bekerja secara optimal mulai hari ke-20. Kadar kolesterol total pada sampel perlakuan berdosis 300 mg tetap paling rendah, yaitu 154 mg/dl dari semula 170 mg/dl pada hari ke-10. Surya Dharma mengatakan, mekanisme daun tapak dara menurunkan kadar kolesterol diduga mirip obat pabrikan dengan kandungan resin pengikat garam empedu.
Obat itu merupakan resin (damar) penukar ion yang bersifat basa. “Cara kerjanya resin mengikat asam empedu dalam saluran cerna kemudian dikeluarkan melalui feses. Penurunan asam empedu akan meningkatkan produksinya di hati yang bahan bakunya kolesterol. Pengambilan terhadap kolesterol dalam darah meningkat dan membuat kadar kolesterol darah berkurang,” ujar Surya.
Kandungan antioksidan dalam tapak dara turut andil dalam penurunan kadar kolesterol dengan cara mencegah radikal bebas mengoksidasi low-density lipoprotein (LDL) atau lemak jahat. Menurut Gajalakhsmi dari Sekolah Biosains dan Teknologi, Institut Teknologi Vellore, India, senyawa aktif seperti vinblastine dan vincristine dalam tapak dara ditemukan pada akar, batang, bunga, dan daun.
Kandungan senyawa paling banyak pada bagian daun. Kedua senyawa aktif itu—vinblastine dan vincristine—sebagai antikanker pada leukemia. Selain itu daun dan bunganya berpotensi mengatasi penyakit hodgkin. Tanaman kerabat bintaro itu juga berkhasiat sebagai hipotensif (menurunkan tekanan darah), menyejukkan darah, dan menghentikan pendarahan. Para herbalis memanfaatkan tapak dara untuk mengatasi diabetes dan kanker darah.
Herbalis di Bintaro, Kota Tangerang Selatan, Banten, Lukas Tersono Adi, mengatakan, “Herbal bekerja secara holistik dan tidak bisa spesifik seperti obat kimia. Selain itu, harus hati-hati memberikan dosis tapak dara kepada pasien kolesterol karena ada kontra indikasi berupa penurunan kadar gula darah.” Lukas menggunakan tapak dara antara lain untuk mengatasi kanker. (Muhammad Hernawan Nugroho)