Trubus.id—Penyulingan nilam menghasilkan minyak nilam sebagai produk utama. Sayangnya, produsen minyak asiri belum memanfaatkan limbah berupa ampas daun nilam. Padahal, limbah hasil penyulingan mengandung unsur hara tinggi.
Ina Winarni dan Totok K. Waluyo meriset arang kompos bioaktif (arkoba). Mengomposkan ampas daun nilam bekas sulingan dengan bantuan mikroba lignoselulotik. Mikroorganisme yang membentuk spora dalam kompos itu juga berperan sebagai biofungisida.
Perannya melindungi tanaman dari penyakit akar akibat serangan nematoda. Nematoda menghambat pertumbuhan Pogostemon cablin sehingga menurunkan produktivitas dan mutu minyak.
Para petani di Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat, memanfaatkan arkoba sebagai pengganti pupuk dasar. Mereka memasukkan 0,5 kg arkoba per lubang tanam satu hari sebelum penanaman nilam. Hasilnya penampilan tanaman lebih kokoh, daun lebih lebar, dan mengkilap.
Warna daun pun lebih cerah. Produksi daun nilam basah mencapai 120 ton segar atau 30 ton kering. Bandingkan ketika petani menggunakan pupuk dasar berupa pupuk kandang dan tanpa arkoba, produksinya hanya 75—100 ton segar.
Selain itu, penambahan arkoba juga meningkatkan rendemen minyak, rata-rata 4%, tanpa arkoba berkisar 2%. Artinya, setiap 1 kg daun nilam kering menghasilkan 0,04 liter minyak. Keandalan arkoba meningkatkan produksi, rendemen, dan kualitas minyak nilam karena keberadaan arang dalam kompos.
Pori pada arang sangat efektif mengikat dan menyimpan hara. Hara dilepaskan secara perlahan sesuai kebutuhan tanaman. Berikut cara buat arkoba.
Cara Buat Arkoba
- Siapkan bahan baku berupa limbah daun nilam. Sebaiknya limbah berumur 1 pekan setelah proses penyulingan. Limbah yang baru keluar dari proses penyulingan akan menghambat aktivitas mikroba aktivator.
- Tambahkan 10% arang serbuk gergaji, lalu aduk sampai homogen. Tambahkan aktivator berbahan aktif Trichoderma dan Cytophaga 5% dari total volume, lalu aduk lagi sampai homogen.
- Tambahkan air hingga 25—30%.
- Setelah semua bahan tercampur rata, masukkan ke dalam komposter lalu tutup dan biarkan proses fermentasi sampai selesai.
- Parameter yang diamati adalah suhu proses. Gunakan termometer untuk mengukur suhu. Jika proses berlangsung sempurna, maka mulai hari kedua suhu meningkat secara bertahap sampai 50-550C. Jika tidak terjadi perubahan suhu, bongkar dan aduk ulang tumpukan bahan. Tambahkan air jika tumpukan terlihat kering.
- Indikator kompos sudah matang adalah terjadinya penurunan suhu, hingga mencapai stabil. Secara visual kompos yang matang ditandai dengan warna lebih gelap dan berbau mirip tanah. Setelah itu buka tutup komposter dan arkoba siap digunakan.