Friday, January 24, 2025

Atasi Tomat Hidroponik Retak dan Busuk

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id–Pada budidaya hidroponik, buah tomat retak (cracking) menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi para pekebun. Buah tomat yang retak, bahkan sedikit saja itu dianggap tidak layak jual kecuali untuk bahan jus. 

Hal itu tentu merugikan petani, dengan rata-rata 10% dari total panen mereka mengalami kerusakan tersebut.

Saat tanaman kekurangan air atau dehidrasi lalu diberi air yang berlebihan, sementara elemen kalium tanaman minim, maka kulit tomat mudah pecah. Saat itulah terjadi cracking atau retak.

Kasus kekurangan air bisa pula diakibatkan oleh (electro conductivity) EC yang terlalu tinggi. EC adalah kemampuan untuk menghantarkan ion-ion listrik yang terkandung di dalam larutan nutrisi ke akar tanaman. 

EC yang terlalu tinggi membuat larutan menjadi sangat kental sehingga penyerapan air hanya sedikit. Untuk batas EC pada tomat, di angka 4,5.

Petani juga wajib menjaga kondisi lingkungan budidaya agar tetap lembap. Parameternya adalah angka kelembapan relatif harian relative humidity (RH). Kelembapan tidak boleh sampai di bawah 50%. Petani harus selalu mengontrol kelembapan hidroponiknya. 

Saat RH sudah di angka 52% pekebun mesti waspada. Apalagi kalau sudah sampai titik kritis 50%. Salah satu cara meningkatkan kelembapan dengan menyiram lantai greenhouse. Dengan mengontrol air dan kondisi lingkungan budidaya, buah retak pun dapat dihindari.

Busuk ujung buah

Agar tomat terhindar dari busuk ujung buah, petani harus memperhatikan asupan pupuk mikro itu pada tanaman. Dosis pupuk kalsium paling rendah, yakni 130 ppm, sedangkan dosis ideal 160 ppm. 

Pada musim hujan, di saat intensitas sinar matahari rendah, sebaiknya dosis kalsium dalam pupuk campuran AB mencapai 160 ppm, kalium 300 ppm, magnesium 60—80 ppm, dan fosfat 60 ppm.

Sementara amonium justru dikurangi karena membuat klorofil encer yang menyebabkan kekuatan menyerap kalsium berkurang.

Selain intensitas cahaya rendah, tanaman juga bisa kekurangan kalsium akibat transpirasi tinggi. Penguapan berlebih itu mengakibatkan cadangan air di daun sedikit. Padahal, pengangkutan kalsium ke buah sangat bergantung pada air. 

Untuk itu petani harus menjaga kebutuhan air sehingga tanaman tidak kekurangan kalsium dan terhindar dari busuk ujung buah. Berdasarkan hasil penelitian, kebutuhan air untuk mengangkut kalsium di tomat adalah di kisaran 2—4%.

Arahkan perhatian pada pH tanah yang sesuai dengan kriteria pH standar. Terlalu tinggi atau rendah menyulitkan tanaman untuk menyerap kalsium. Selain itu, ia menjaga electro conductivity (EC) tak lebih dari 3 agar proses penyerapan pupuk lancar.

Tak cukup sampai di situ, petani dapat menggunakan varietas tomat yang lebih tahan busuk ujung buah.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Aplikasi Anyar Pendeteksi Varietas Cabai

Trubus.id–Tim peneliti di Pusat Riset Sain Data dan Informasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Balai Pengujian Standar...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img