Lucky yang jago berhitung dan Dora yang tampil anggun memukau pengunjung.
Trubus — Alex Chandra melemparkan soal dengan suara lantang, “Dua kali dua.” Lucky cepat menjawab dengan empat gonggongan. Untuk menguji kepiawaian Lucky, giliran seorang penonton yang memberikan soal, tiga tambah lima. Lucky pun tangkas dan tepat menjawab dengan delapan kali gonggongan. Lucky anjing belgian mallinois jantan yang cerdas. Ketika sang pawang, Alex Chandra, menyetel musik, Lucky mengangkat kedua kaki depan dan berjoget.
Tingkah Lucky membuat riuh gedung Ecovention, Ancol, Jakarta Utara, pada 21 Mei 2017. Anjing berumur 3 tahun itu patuh pada perintah pawangnya. Selain berhitung dan berjoget, Lucky rajin membantu membawakan benda tertentu dan membebaskan sandera yang terikat tali. Penampilan freestyle Lucky itu juga mengundang perhatian juri Federation Cynologique Internationale (FCI), asal Perancis, Sylvie Desserne.
Setara mancanegara
Menurut Sylvie penampilan Alex Chandra dan Lucky sangat memukau. Pencinta anjing ras sejak 1974 itu pun makin kagum ketika Lucky membawakan bunga untuknya. Menurut Sylvie kualitas freestyle di tanah air tidak kalah dengan luar negeri. Menurut manajer pameran Persatuan Kinologi (Perkin) Jakarta Raya, Sugandi Hartanto, freestyle itu adalah demo khusus untuk makin memeriahkan acara.
Melatih anjing hingga pandai berbagai trik freestyle memang sulit. Menurut Alex hal yang utama adalah rasa saling percaya antara pawang dan klangenan. “Seperti halnya manusia, hewan pun senang dipuji. Memuji dan memberikan hadiah setelah melakukan sebuah trik makin meningkatkan ikatan atau bounding,” kata pehobi asal Tangerang, provinsi Banten, itu. Adapun memukul dan berlaku kasar terhadap klangenan terlarang.
Adapun yang juga bersukacita pada pertunjukan itu adalah Dr. Andi Hudono. Sebab, klangenannya terpilih menjadi best in show untuk kontes FCI Asia Pasific Championship (APAC) Show Perkin Jaya. Penampilan anjing betina ras dobermann 2,5 tahun itu berhasil memukau juri asal Finlandia, Karl Jarvinen, saat penentuan best in show. Menurut Hartanto kriteria penilaian anjing juara sesuai standar FCI untuk berbagai anjing ras murni.
Kompetisi rutin 2—3 kali setiap tahun itu bertujuan untuk mengukur kualitas penangkaran anjing ras di tanah air. “Para pehobi atau penangkar jadi tahu kekurangan apa saja yang harus diperbaiki untuk anjing ras tangkarannya,” kata Hartanto. Total 340 peserta terdiri atas 51 ras anjing dari seluruh tanah air meramaikan acara. Enam juri FCI dari Perancis, Kroasia, Austria, Finlandia, Swiss, dan Kolombia menilai penampilan para peserta.
Fun champ
Acara lain yang tak kalah seru adalah fun champ ke-12. Dora anjing ras campuran milik Martinus Nata kembali tampil menjadi jawara. Pada ajang yang berlangsung di perumahan Palem Ganda Asri 2, Kota Tangerang, Provinsi Banten itu, Dora mendapat juara 1 pada seluruh kategori lomba. Adapun kategori lomba yang dipertandingkan adalah running, place, freestyle dan agility.
Menurut Martinius Nata kunci selalu tampil prima di setiap lomba ialah latihan rutin. “Sore hari sepulang bekerja selalu sempatkan latihan rutin,” kata Martinius. Pehobi di Jakarta Pusat itu mengatakan, lebih baik melatih anjing sedini mungkin. “Jika sudah dilatih sejak muda, stamina anjing masih prima saat siap tampil,” katanya. Menurut penggagas acara fun champ, Thamrin Kim, gelaran ke-12 pada 28 Mei 2017 rutin untuk para siswa Akademi Fun Smart.
“Rutin minimal tiap 3 bulan sekali, agar siswa tidak jenuh,” katanya. Pada gelaran kali ini 15 anjing turut serta meramaikan acara. Para pemilik dan klangenan terlihat gembira mengikuti kontes itu. “Acara ini juga sebagai ajang syukuran karena Fun Smart kini memiliki tempat baru untuk berlatih dan menyelenggarakan acara,” papar Thamrin. (Muhamad Fajar Ramadhan)