Pemberian pakan tambahan daun pepaya meningkatkan produksi susu kambing hingga 40%.
Setahun terakhir produksi susu kambing perah milik Bangun Dioro meningkat hingga 20—40%. Itu karena Bangun Dioro rutin memberikan pakan tambahan berupa biskuit berbahan daun pepaya pada pagi dan sore hari. “Saya memberikan 2—3 biskuit pepaya dicampurkan dengan pakan konsentrat,” kata peternak di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu.
Menurut peternak yang juga berpangkat sersan mayor itu pemberian pakan tambahan sangat ekonomis karena harganya hanya Rp5.000 per kg. Penambahan biaya itu masih tertutupi oleh keuntungan dari peningkatan produksi air susu 20—40%. “Harga jual susu kambing Rp30.000 per liter. Dengan peningkatan produksi 20—40%, ada penambahan pendapatan Rp6.000—Rp12.000 per liter,” kata pemilik PT Bangun Karso itu.
Senyawa karpain
Bangun menuturkan pakan tambahan berupa biskuit daun pepaya itu adalah inovasi yang baik dalam bidang pakan. “Bentuknya juga kering sehingga dapat disimpan lebih lama dan awet,” ujar peternak kambing perah sejak 1997 itu. Menurut Bangun selain meningkatkan produksi susu, daun pepaya juga membantu mengobati cacingan pada ternak. Pakan tambahan berupa biskuit berbahan daun pepaya hasil inovasi Prof Dr Ir Yuli Retnani MSc.
Peneliti di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Institut Pertanian Bogor (IPB), itu sebelumnya meriset daun pepaya sebagai pakan yang lebih disukai kambing perah untuk meningkatkan produksi susu. Saat itu ia menguji ragam bahan baku pakan, di antaranya indigofera, katuk, dan daun pepaya. “Dari ketiga bahan baku itu daun pepaya lebih digemari oleh kambing perah,” kata doktor bidang Lingkungan dan Sumber Daya Alam alumnus IPB itu.
Untuk membuat biskuit sebagai pakan tambahan, Yuli menggunakan 5 daun pepaya yang tumbuh paling bawah. “Lima daun paling bawah sebetulnya adalah limbah. Kalau bagian pucuk masih bisa dikonsumsi manusia,” kata alumnus Sekolah Pascasarjana IPB bidang Lingkungan dan Sumber Daya Alam itu. Menurut Yuli daun pepaya dapat meningkatkan produksi air susu karena kandungan senyawa aktif alkaloid karpain.
“Asalkan kandungan alkaloid karpain masih tinggi bisa dipakai untuk suplemen peningkatan produksi susu,” kata Yuli. Ia mengatakan fungsi lain senyawa alkaloid karpain adalah merangsang nafsu makan ternak. Pemberian biskuit daun pepaya tidak hanya meningkatkan kuantitas, tapi juga kualitas susu di antaranya peningkatan lemak hingga 99%. Air susu kambing yang tak mendapatkan tambahan daun pepaya hanya mengandung lemak 3,18%. Sementara susu kambing yang mendapat tambahan pakan, kandungan lemaknya 6,34%.
Lemak pada susu berfungsi untuk mengeluarkan aroma khas pada susu. Peningkatan kadar lemak itu setelah peternak memberikan pakan tambahan biskuit daun pepaya 15% dari total kebutuhan pakan per bobot badan kambing. Kebutuhan pakan kambing dewasa mencapai 10% dari bobot tubuh yang rata-rata 50—80 kg. Selain itu kambing yang mengonsumsi pakan daun pepaya menghasilkan susu beraroma khas, sehingga konsumen meminatinya.
Stok
Yuli menyarankan tidak memberikan daun pepaya dalam bentuk segar. Pasalnya, daun pepaya segar mengandung senyawa antinutrisi seperti tanin dan saponin. Itulah sebabnya Yuli mengolah daun pepaya lebih dahulu untuk menghilangkan senyawa antinutrisi. Dalam pembuatan biskuit, Yuli menambahkan molase atau tetes tebu sebagai perekat. “Molase merangsang nafsu makan ternak. Aroma molase seperti karamel dan merangsang enzim saliva pada liur ternak sehingga kambing terangsang mengonsumsi pakan,” katanya.
Peternak juga bisa menambahkan bahan lain seperti daun tarum Indigofera sp, bungkil kelapa, dan kalsium. Pengolahan daun pepaya menjadi biskuit juga berfungsi untuk mengawetkan pakan. “Pakan bisa tahan simpan hingga 3—4 bulan, bahkan setahun lebih asalkan kadar air kurang dari 10—12%,” kata Yuli. Dengan begitu para peternak dapat membuat persediaan pakan.
“Saat stok pakan melimpah bisa diolah terlebih dahulu menjadi biskuit agar bisa digunakan saat masa paceklik,” tuturnya. Dengan begitu peternak tak perlu risau kekurangan pakan. Cadangan pakan terjaga, produksi air susu meningkat pula. (Muhamad Fajar Ramadhan)
Biskuit Daun Pepaya
Menurut Taryati SPt, asisten dosen di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Institut Pertanian Bogor, pembuatan biskuit berbahan daun pepaya tergolong mudah. Untuk membuat 10 kg pakan memerlukan bahan baku 7 kg daun pepaya sebagai sumber hijauan, 3 kg bungkil kelapa sebagai sumber konsentrat, dan 500 ml molase atau secukupnya sebagai perekat. Berikut tahapan pembuatannya.
- Siapkan bahan baku berupa daun pepaya, bungkil kelapa, dan molase.
- Cacah hijauan dan konsentrat hingga berukuran rata-rata 5 cm. Pencacahan untuk memudahkan penjemuran agar cepat kering.
- Jemur cacahan daun pepaya dan bungkil kelapa di bawah sinar matahari. Penjemuran selama tiga hari hingga kadar air kurang dari 14%. Pada kadar air itu dapat mencegah tumbuhnya cendawan.
- Giling bahan baku menjadi butiran kasar atau tepung.
- Campur semua bahan, lalu tambahkan molase sebagai perekat.
- Cetak biskuit dengan cara dikempa selama 5 menit pada suhu 95°C. Ukuran biskuit berdiameter 5 cm, tebal 3 cm, dan berat 50 g.
- Setelah dicetak, dinginkan biskuit pada suhu 25°C agar tidak terjadi kerusakan pada biskuit saat dikemas.
- Kemas biskuit untuk menjaga kadar air di tetap pada kisaran 10—12% agar tidak mudah terkontaminasi dan kualitasnya tetap terjaga.(***)