Savannah kucing hibrida yang langka. Harganya ratusan juta rupiah per ekor.
Kemacetan ibukota membuat Abu Saiful kerap stres. Pria yang baru saja tinggal di Ciracas, Jakarta Timur, itu hampir setiap hari terjebak macet ketika berangkat maupun pulang bekerja. Kondisi itu sama saja dengan saat masih tinggal di kawasan Ciledug, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. “Saya membutuhkan pelepas penat,” tutur alumnus sebuah universitas di Asia barat itu. Ia memilih kucing sebagai klangenan.
Abu pun berselancar di dunia maya untuk memilih jenis kucing yang diinginkan. Dalam pencarian itu ia jatuh hati pada jenis kucing hibrida baru bernama savannah. Abu menyukainya karena Felis silvestris itu berpostur langsing, berotot, dengan motif bulu seperti citah. Namum, meski berpenampilan sangar, savannah mempunyai karakter yang bersahabat, mau dipegang, penurut, dan suka digendong.
Kucing liar
Karena telanjur kepincut, pada 2012 Abu membeli sepasang savannah dari salah satu cattery di Amerika Serikat dengan harga fantastis, yakni mencapai USD 10.500 atau setara Rp136-juta (kurs US$1 = Rp13.000). “Harga itu belum termasuk ongkos kirim dan biaya pengurusan kelengkapan dokumen,” ujar Abu. Pada 2013 ia kembali membeli sepasang lagi dengan harga USD12.000 atau Rp156-juta.
Menurut drh Slamet Raharjo MP, pakar satwa eksotis di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada, savannah hasil perkawinan kucing serval dan kucing siam. Serval kucing liar asal Afrika berukuran sedang, bercorak bulu mirip citah, terutama di bagian wajah. Tubuhnya langsing, berotot, mempunyai kaki jenjang, punggung depan lebih rendah daripada belakang, dan berekor lebih pendek daripada panjang tubuh.
Sementara kucing siam berkarakter ramah, cerdas, keingintahuan tinggi, dan lincah. “Siam mudah beradaptasi,” tutur Slamet. Ia menuturkan hasil persilangan keduanya menghasilkan kucing hibrida baru dengan postur dan penampilan mirip serval, tapi berkarakter kucing siam. Karakter serval lebih dominan karena gen pada satwa liar sangat kuat.
“Bila disilangkan, motif, postur dan warnanya akan mendominasi,” ujar Slamet. Adapun warna lembut dari siam akan muncul sebagai warna dasar, yaitu kuning kecokelatan atau abu-abu. Menurut pakar kucing di Kota Bekasi, Jawa Barat, Cacang Efendi, savannah jenis kucing yang belum stabil. Semakin jauh keturunan dari induk utama, keunikannya, seperti motif tutul yang mirip serval akan memudar atau bahkan hilang sama sekali.
Tak produktif
“Kebanyakan penyuka savannah mengoleksi F1—F2 karena motif bulu dan posturnya bagus dan unik,” kata Cacang. Itulah sebabnya pada 2015 Abu kembali mendatangkan savannah ke tanahair. Kali ini keturunan kedua sehingga ciri khas serval terlihat tegas pada kucing bernama cincinati itu.
Ia membeli kucing savannah dengan harga lebih fantastis, yaitu USS10.000 per ekor. Belum lagi biaya tambahan sebesar US$2.500 untuk ongkos kirim, biaya pengurusan dokumen, karantina, sertifikat rabies, kesehatan dari dokter hewan, dan izin pengangkutan ke luar kota. Menurut Cacang harga semahal itu memang pantas untuk menebus seekor savannah.
Pasalnya, untuk memperoleh silangan savannah sangat sukar karena sulitnya mengawinkan serval dan siam. “Jika perkawinan berhasil dan melahirkan kucing jantan, maka akan menghasilkan pejantan yang tidak produktif,” ujar Cacang. Hal itu lazim terjadi pada perkawinan silang antara keturunan dari kucing ras asli dengan ras lain. “Hal itu terjadi hingga keturunan F4—F5,” ujar Cacang.
Bagi pencinta kucing yang menyukai satwa berpenampilan liar tapi berkarakter bersahabat, maka bengal pas menjadi pilihan. Pehobi kucing di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Ade Fernando, jatuh hati pada bengal. “Tampangnya liar tapi perilakunya kalem dan jinak. Perawatannya pun mudah. Bagi penggemar kucing pemula yang ingin memelihara kucing ras tapi tak mau repot, bengal adalah pilihan yang cocok,” kata Ade.
Menurut Fernando bengal adalah ras F3 atau turunan ketiga hasil persilangan kucing american shorthair dan kucing leopard asia. Hasil perkawinan silang itu terciptalah kucing bertubuh panjang dan berotot kuat. Menurut Cacang dari kecil badan kucing bengal sudah terlihat berotot sehingga berbeda dengan kucing ras lainnya.
Ciri khas bengal yang sangat menonjol adalah bentuk bantalan ujung hidung yang lebar, bentuk kuping yang bulat, mata dengan lingkaran cekung yang membulat, badan lurus, dan berpenampilan liar. Bulunya tebal dan halus. Ada yang mengilat ada juga yang tidak. Corak bulunya membentuk pola yang sangat khas.
Menurut Fernando terdapat 2 corak bulu yang biasanya muncul pada jenis bengal: berpola spoted atau totol dan berpola marble atau garis. Pemilik Singo 22 Cattery itu menuturkan, ada 2 jenis marble yaitu sheeted marble dan marble. “Pada sheeted marble corak hitam lebih dominan ketimbang warna dasar bulunya,” kata Fernando. Bengal betina berpola sheeted marble banyak diminati penangkar untuk dijadikan indukan.
Hingga kini Fernando memiliki 18 ekor. “Semuanya bersertifikat TICA (The International Cat Association) dan ICA (Indonesian Cat Association),” tutur pehobi yang mendatangkan bengal pertama kali pada 2014 itu. Ia juga berencana untuk memproduksi bengal di dalam negeri karena permintaannya tinggi. Harga kucing silangan asal Amerika Serikat itu juga berharga relatif mahal. Bengal untuk peliharaan rata-rata Rp10-juta per ekor, indukan Rp15—20-juta, dan kelas kontes lebih dari Rp20-juta. (Muhammad Awaluddin & Muhamad Fajar Ramadhan)