Ojen sukses meraih 4 gelar sekaligus pada lomba mancing galatama.
Putaran pertama lomba mancing di Talaga Karawang di Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, itu baru berlangsung 60 menit. Para peserta tampak bergantian menarik joran dan sukses mengail ikan mas. Para asisten peserta pun hilir-mudik ke tempat penimbangan untuk mengetahui bobot ikan mas hasil pancingan. Selama lomba berlangsung, panitia menyebut nama peserta yang sukses mengail ikan terberat melalui pengeras suara.
Dalam pengumuman itu panitia berulang-ulang menyebutkan nama Ojen. Itu pertanda, pria yang menempati lapak nomor 83 itu belum terkalahkan sebagai penyandang gelar pengail induk ikan terberat, yakni 8,3 kg. Hasil tangkapan Ojen juga menempati peringkat ikan terberat kedua dengan bobot ikan 7,8 kg. Sementara ikan terberat ketiga hasil tangkapan Zaenal alias Papi Cemong yang mencapai 7,3 kg.
Induk terberat
Peringkat tiga besar induk itu bertahan hingga berakhirnya putaran pertama yang berlangsung selama 2 jam. Pada putaran kedua, terjadi perubahan peringkat. Nama Mulyadi tiba-tiba disebut namanya sebagai peraih posisi kedua setelah sukses mendaratkan ikan mas berbobot 7,9 kg.
Dalam pertandingan mancing itu Ojen mendapatkan hadiah Rp680.000 untuk gelar induk terberat pertama dan Rp340.000 untuk gelar induk terberat ketiga. Sementara Mulyadi yang meraih gelar induk terberat kedua mendapatkan hadiah Rp544.000. Nilai hadiah itu dihitung berdasarkan nilai kontribusi uang pendaftaran peserta untuk kategori induk terberat dikali jumlah peserta yang mencapai 68 pemancing.
Untuk peraih induk terberat pertama jumlah kontribusi dari biaya pendaftaran peserta sebesar Rp10.000 per peserta, kedua Rp8.000, dan ketiga Rp5.000. Dalam lomba mancing yang diselenggarakan komunitas Fishing Galatama Society (Figas) itu panitia tidak hanya memberikan hadiah kepada perorangan, tapi juga tim yang berhasil mendaratkan ikan terbanyak.
Pada kategori tim, tandem antara Sero Elit dan Virus Air berhasil menjadi juara. Pasangan yang menempati nomor lapak 84 dan 85 itu berhasil mendaratkan total 202,25 kg Cyprinus carpio. Adapun pasangan Abah Ajut dan Morat-Marit berhasil meraih peringkat kedua. Tim yang menempati lapak nomor 74 dan 75 itu berhasil mengail 170 kg ikan mas. Pasangan Surakarta (nomor lapak 81) dan Ojen (nomor lapak 83) menempati peringkat ketiga setelah berhasil menangkap 169,5 kg ikan.
Pada lomba mancing yang berlangsung pada 3 Januari 2016 itu panitia juga memberikan hadiah untuk pemancing yang berhasil menangkap induk ikan mas merah terberat dan tim yang berhasil mendaratkan ikan mas berbobot lebih dari 6 kg. Pada kategori induk merah terberat, Zaenal alias Papi Cemong asal Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, berhasil meraih juara setelah berhasil menangkap induk ikan mas merah berbobot 6,4 kg.
Ramuan tepat
Sementara tim yang berhasil menangkap ikan mas berbobot lebih dari 6 kg terbanyak adalah pasangan Sero Elit dan Virus Air yang sukses menangkap 8 ikan. Panitia juga membuka kategori Party C yang bertiket murah meriah yakni hanya membayar uang pendaftaran Rp30.000 per peserta. “Kategori ini hanya tambahan agar bisa diikuti semua kalangan karena lebih terjangkau,” ujar Bangkit Ferdian anggota panitia lomba.
Para peserta reguler yang membayar uang pendaftaran Rp120.000 juga boleh ikut serta. Pada ketegori itu Ojen kembali membukukan sebagai juara dengan memperoleh hadiah sebesar Rp340.000. Kompetisi mancing perdana yang diselenggarakan Figas pada 2016 itu seakan menjadi ajang pembuktian Ojen sebagai pemancing ulung. Pria murah senyum itu sukses memborong 4 gelar sekaligus.
Menurut Ojen tidak ada persiapan khusus untuk mengikuti kompetisi mancing galatama itu. “Yang pasti ramuan esens untuk umpan harus tepat,” ujarnya. Sayang, ia enggan membocorkan ramuan esens yang ia gunakan pada ajang lomba itu. Posisi lapak juga menjadi faktor pendukung keberhasilan Ojen. Lapak Ojen di bagian tengah dan dekat dengan kincir air sehingga menyebabkan air di lapaknya berarus.
“Ikan mas biasanya suka berkumpul di air berarus. Oleh sebab itu sebisa mungkin kail dilempar ke sekitar air berarus,” katanya. Menurut Bangkit acara lomba mancing galatama perdana pada 2016 itu sukses. “Dari 80 lapak yang kami sediakan sebanyak 68 lapak terisi,” tuturnya. Kondisi ikan juga tidak mengecewakan. Di sepanjang lomba ikan terlihat lahap menyantap umpan yang digunakan peserta. Itu terbukti sejak awal pertandingan para peserta “strike” secara bergantian.
Pada lomba yang diikuti dari berbagai daerah seperti Subang, Bogor, Jakarta, Bekasi, dan Karawang itu para pemancing hanya boleh menggunakan umpan kail berbahan aci atau ongol-ongol. Pemakaian pelet diperbolehkan untuk bandulan. Ketentuan baru pada lomba kali itu adalah pada kategori tim. Tim hanya terdiri atas dua orang alias tandem, yaitu peserta dengan peserta di sampingnya.
“Dalam pertandingan kali ini sistemnya tandem dan dengan rekan setim bisa jadi belum saling kenal karena penentuan nomor lapak adalah hasil undian,” ujar Kang Ujim, panggilan akrab Bangkit. (Imam Wiguna)