Trubus.id— Tiga pekan sekali Dasep Hasbullah memanen 120—160 kg anggur laut segar. Produsen di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, itu membanderol anggur laut Rp60.000—Rp80.000 per kg. Omzet Dasep Rp9,6 juta—Rp12,8 juta setiap 3 pekan.
Ia menuai anggur laut dari delapan bak semen. Ukuran bak beragam. Kolam terkecil berukuran 210 cm × 150 cm × 50 cm. Sementara kolam terbesar berukuran 450 cm × 245 cm × 60 cm. Semua bak berada dalam rumah berdinding bata dengan atap fiber.
Dasep Hasbullah memasang atap berbahan tembus cahaya itu agar sinar matahari bebas masuk ke dalam kolam. Menurut perekayasa ahli madya di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu konsumen anggur laut (Caulerpa lentillifera) berasal dari berbagai daerah seperti Jawa Barat (Karawang, Depok, dan Bandung), Banten (Tangerang), dan Jakarta.
“Anggur laut merupakan komoditas baru di pesisir Karawang,” kata Dasep.
Semua anggur laut yang diproduksi Dasep terserap pasar. “Sejatinya pasar membagi anggur laut menjadi 5 kriteria yakni eksklusif, A, B, C, dan D,” kata Dasep. Anggur laut eksklusif memiliki panjang lebih dari 12 cm dan kriteria A 10—12 cm.
Kriteria eksklusif dan A masuk pasar ekspor. Sementara kriteria B (8—10 cm), C (5—7 cm), dan D (2—3 cm) masuk dalam pasar lokal. Dasep belum membagi hasil panen berdasarkan kriteria lantaran pasokan masih terbatas.
Tawaran ekspor pun belum sanggup dipenuhi karena keterbatasan panen. Anda dapat mengetahui lebih lanjut pembahasan budidaya dan peluang bisnis anggur laut di Majalah Trubus Edisi 644 Juli 2023.
Majalah Trubus Edisi 644 Juli 2023 mengupas tuntas terkait peluang bisnis anggur laut. Dapatkan Majalah Trubus Edisi 644 Juli 2023 di Trubus Online Shop atau hubungi WhatsApp admin pemasaran Majalah Trubus.