Saturday, July 19, 2025

Cegah Tengkes, BRIN dan Mitra Optimalkan Pangan Lokal di Gunungkidul

Rekomendasi

Trubus.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama sejumlah mitra menggulirkan program riset pengabdian masyarakat untuk menekan angka tengkes di Gunungkidul. Program ini memanfaatkan pangan lokal bergizi seperti tempe dan pisang, menyasar ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK).

Kegiatan meliputi pelatihan, produksi, dan pemberian makanan tambahan secara berkelanjutan. Tujuannya tidak hanya meningkatkan status gizi ibu hamil, tetapi juga memberdayakan perempuan dan mendukung ekonomi lokal melalui inovasi pangan.

Kolaborasi ini melibatkan BRIN melalui Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP), Universitas Gadjah Mada (UGM), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Gunungkidul, serta PT BPR Bank Daerah Gunungkidul (BDG).

“Gunungkidul masih mencatat angka tengkes tertinggi di DIY meski tahun 2024 menunjukkan penurunan,” ujar Diah Prasetyorini, Ketua IDI Gunungkidul dalam acara Kickoff Meeting pada Selasa (24/6) dilansir dari laman BRIN.

Diah menegaskan, penanganan tengkes harus dimulai sejak kehamilan, bukan hanya saat balita. Ia menyebut anemia dan KEK sebagai indikator utama kurang gizi pada ibu hamil.

Dosen FK-KMK UGM, Digna Niken Purwaningrum, menjelaskan program pengabdian masyarakat ini fokus pada pemanfaatan pangan lokal bergizi sebagai makanan tambahan ibu hamil. Tempe dan pisang dipilih karena mudah diperoleh, bergizi, dan disukai ibu hamil.

Menurutnya, intervensi harus berbasis konteks lokal dan mendorong kemandirian masyarakat. Program ini mencakup peningkatan kesadaran gizi, pelatihan olahan pangan, dan pemberdayaan ekonomi perempuan.

Peneliti BRIN, Dini Ariani, menyampaikan kegiatan ini merupakan penerapan riset dari Kelompok Riset Teknologi Protein Alternatif. Intervensi akan berlangsung enam bulan di Kalurahan Karangduwet dan Karangasem, Kapanewon Paliyan.

Tahapan kegiatan mencakup pembuatan formula pangan lokal, analisis kandungan gizi di laboratorium KST Umar Anggara Jenie BRIN, hingga uji organoleptik. Selanjutnya, dilakukan pelatihan kepada kader posyandu, ibu PKK, petugas gizi, dan pelaku UMKM.

Setelah pelatihan, tim mengevaluasi hasil pembuatan produk untuk memastikan kesiapan pemberian makanan tambahan (PMT). PMT akan diberikan dua kali seminggu selama 12 minggu dengan pemantauan status gizi ibu hamil secara berkala.

Ketua Tim CSR PT BPR BDG, Darmi Agus Saputra, menyatakan komitmennya terhadap kolaborasi ini. “Kami siap bersinergi demi peningkatan kualitas hidup masyarakat Gunungkidul,” ujarnya.

Dengan pendekatan riset terintegrasi dan potensi lokal, program ini diharapkan menurunkan angka tengkes secara berkelanjutan. Model ini juga diharapkan menjadi contoh pengabdian masyarakat berbasis riset, edukasi, dan pemberdayaan.

Foto: Dok. BRIN

Artikel Terbaru

Mahasiswa UNAIR Olah Limbah Sisik Ikan Jadi Penutup Luka

Trubus.id-Bau tak sedap dari tumpukan sisik ikan kerap menjadi masalah di sektor perikanan. Namun, siapa sangka limbah tersebut justru...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img