Saat Trubus berkunjung, sang pemilik enggan merelakan satu saja king of fruit itu untuk dicicipi. “Semua buah disini sudah dipesan,” ujarnya. Janji ditebus dua kali lipat pun tak lagi menarik minat petani itu.
Pemilik kebun durian “Sarakapita” itu kebanjiran pengunjung tiap kali musim durian tiba. Kebun di halaman depan rumahnya disulap demi mendukung agrowisata durian yang kaya peminat. Sepanjang November—Maret pelanggan pasang uang panjar demi durian bawor jatuhan yang manisnya sanggup mengalahkan monthong. Tak heran bila buah kebanggaan Banyumas itu menyandang penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional 2004.
Di penjuru Karasidenan Banyumas, durian itu terkenal istimewa. Tampilan luar sungguh menggoda. Sosok bongsor 6—7 kg dibebat kulit berduri pendek kehijauan. Rasa manis khas lokal, sari rempah kental, dan legit menjadi ciri utamanya. Apalagi tebal daging hingga 3 cm dan berwarna kuning margarin.
Tingginya ketahanan terhadap hama dan penyakit membuat buah terkontrol kandungan pestisidanya. Itu yang menyebabkan kulit mulus tanpa jejak luka bekas serangan hama atau benturan. “Masyarakat di sini menyebutnya durian
Sentra durian
Alasmalang, Kemranjen, sepuluh kilometer dari kota Purwokerto menjadi sentra durian bawor. Di sanalah lebih dari 200 pohon durian khas dan lebih dari 2000 pohon durian monthong terhampar di kebun-kebun milik petani.
Sejak lama daerah itu dikenal sebagai sentra durian terlezat di wilayah Jawa Tengah. Petani durian di Desa itu bernaung dalam Paguyuban Petani Durian Unggul Kemranjen, organisasi binaan Dinas Pertanian Banyumas. Durio zibethinus berusia ratusan tahun kerap dijumpai di lahan petani. Induk tertua berukuran lebih dari tiga rentangan tangan orang dewasa, tetap produktif hingga kini.
Anggota famili Bombaceae itu diperbanyak dengan sistem kaki empat. Pohon induk ditanam di tengah, di sekelilingnya 4 biji ditumbuhkan. Bila tanaman dari biji telah berusia sekitar 3 bulan, disambungkan dengan tanaman induk. Menghadirkan kesan sang tanaman berkaki empat. Selang 3 tahun, tanaman belajar berbuah.
Bawor, salah satu tokoh Punakawan—pengikut Pandawa—yang berhati mulia dengan sifat blakasutha—terbuka—telah lama menjadi maskot Banyumas. Nama itulah yang dipakai oleh Bupati Banyumas H.M. Aris Setiono, untuk menyebut durian unggul di sana. Kini para petani tengah mengembangkan bibt-bibit bawor di penangkaran. (Hanni Sofi a)