Trubus.id-Pasar mancanegara masih menghendaki serbuk moringa dari Indonesia. Pebisnis olahan kelor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Lucky Nurramadhan Putra Kisnadi, rutin mengekspor serbuk moringa ke Malaysia. Setiap pengiriman minimal 100 kg serbuk moringa alias kelor.
Lucky menjual serbuk kelor dengan harga Rp155.000 per kg. Itu harga B2B artinya pembelian dalam volume besar. Dari perniagaan itu Lucky mengantongi pendapatan sebesar Rp15,5 juta per 2 bulan.
Selain pasar mancanegara, permintaan pasar dalam negeri juga tidak kalah menarik. Setiap bulan Lucky mengirim serbuk kelor ke salah satu industri pengolahan tahu yang ada di Kota Jakarta. Volume pengiriman setiap bulan 10 kg. Material dasar berupa serbuk kelor itu digunakan sebagai bahan campuran untuk pembuatan tahu.
Hal itu dilakukan untuk diversifikasi produk baru dengan nilai jual yang lebih tinggi. Dari perniagaan itu Lucky mengantongi pendapatan Rp1,55 juta per bulan. Alumnus Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), itu tidak hanya menjual serbuk kelor saja.
Lucky juga mengolah serbuk moringa menjadi aneka camilan yang menarik. Ia memproduksi kukis moringa. Ia mencampurkan serbuk moringa ke dalam adonan kukis. Setiap keping kukis yang dihasilkan mengandung 20% kelor.
Lucky mengemas kukis itu ke dalam plastik. Setiap kemasan terdiri dari 12 keping kukis. Ia menjual ke konsumen langsung dengan harga Rp30.000 per kemasan. Hampir setiap pekan Lucky memproduksi 2.000 keping kukis moringa.
Selain itu Lucky juga mengolah kelor menjadi produk turunan lain. Misalnya produk minuman berupa smoothies kelor. Ada juga minuman herbal seperti teh kelor dan jahe kelor. Total jenderal pendapatan dari Dapur Kelor yang dikelola oleh Lucky sebesar Rp20 juta—Rp28 juta per bulan.