Tuesday, February 18, 2025

Geliat Tren Sayuran di Tanah Air

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id–Beragam komoditas sayuran terus berkembang seiring dengan perubahan selera dan kebutuhan pasar. Beberapa komoditas sayur yang dahulu pernah dipromosikan dalam berbagai edisi Trubus, hingga kini tetap menunjukkan eksistensinya.

Tren yang cukup fenomenal dan berkembang baik di tengah masyarakat serta beberapa kali menghias rubrik Topik Majalah Trubus yakni hidroponik. Teknik bertanam nirtanah itu semula belum populer seperti sekarang. 

Dulu kemungkinan hanya perusahan produsen buah dan sayuran modern yang menerapkan teknik hidroponik. Kali pertama Trubus menopikkan hidroponik pada edisi November 2014.

Pembahasan saat itu cukup fenomenal karena budi daya hidroponik yang ditampilkan tanpa atap. Lazimnya hidroponik dilakukan di dalam rumah tanam (greenhouse). Setelah itu lambat laun tren hidroponik skala rumahan berkembang. 

Hidroponik yang semula hanya hobi pun akhirnya menjadi salah satu sumber pendapatan karena hasil panen diterima pasar sesuai kriteria yang ditetapkan. Fenomena berkembangnya budi daya jamur tiram di daerah dataran rendah pun tak luput dari sorotan Majalah Trubus.

Budi daya jamur tiram yang identik dengan dataran tinggi terpatahkan dengan kehadiran kumbung di daerah yang relatif bersuhu lebih panas. Trubus edisi Juni 2010 yang membahas hal itu.

Komoditas lain yang trennya meningkat setelah dimuat Majalah Trubus yakni pupuk hayati.  Trubus edisi November 2009 mengungkapkan pengalaman petani berbagai komoditas yang hasil panennya melonjak setelah menggunakan pupuk hayati. 

Saat itu tren pemanfaatan pupuk hayati cukup kuat. Ditambah lagi bertumbuhnya produk-produk pupuk hayati di pasaran. Semula masyarakat hanya mengenal pupuk organik, kini muncul pupuk hayati yang berisi aneka mikrob baik untuk tanah dan tanaman.

Kali terakhir Trubus membahas tentang pupuk yakni pada edisi Maret 2024. Pada edisi ke-652 itu Trubus membahas peran pupuk organik cair (POC) yang terbukti empiris dan ilmiah meningkatkan hasil panen beragam komoditas. 

POC bikinan Trubus itu mengandung asam amino tinggi serta mikrob baik untuk tanah dan tanaman. Kehadiran produk itu menjadi angin segar bagi petani di tengah sulitnya mendapatkan pupuk saat itu.

Komoditas lain yang tak kalah menarik dan mengisi rubrik Topik Majalah Trubus yaitu ubi jalar. Majalah Trubus edisi Oktober 2021 mengupas tuntas peluang bisnis ubi jalar untuk pasar dalam dan luar negeri. 

Ternyata pasar mancanegara pun menggemari ubi jalar kita. Pengalaman para petani membudidayakan ubi jalar berkualitas ekspor tersaji dalam artikel itu. Apalagi masih ada ceruk permintaan yang belum terpenuhi sehingga budi daya ubi jalar menjanjikan keuntungan lumayan.

Komoditas lain yakni beras organik. Baca juga Mengintip Tren Beras Organik. Berikut tren sayuran tahun ke tahun.

  1. November 2009: Setahun terakhir pupuk hayati mulai populer di kalangan para pekebun sayuran, tanaman pangan, buah, dan tanaman perkebunan. Indikasinya kian banyak pekebun yang menggunakan pupuk hayati. Pekebun membuktikan pupuk hayati meningkatkan hasil panen.
  2. Desember 2009: Para pelaku bisnis beras organikeksportir, pengepul, dan petani—sepakat prospek beras organik sangat bagus. Peluang bisnis beras organik terbuka lebar. Pemain masih sedikit, sedangkan konsumsi beras organik terus meningkat.
  3. Juni 2010: Jamur tiram yang identik dibudidayakan di dataran tinggi kini bisa tumbuh di dataran rendah di Jabodetabek. Bermunculan para pekebun jamur tiram di dataran rendah. Pasar pun menyambut baik tiram itu.
  4. Desember 2013: Tiga tahun lalu halaman rumah Roni Arifin di kawasan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, diisi satu rangkaian hidroponik semiportabel sederhana tingkat tiga. Puluhan selada yang ditanam pada rangkaian itu dipanen untuk kebutuhan sehari-hari. Dari sekadar coba-coba, keberhasilan itu akhirnya mendorong Roni mengembangkan usaha budidaya sayuran dengan sistem hidroponik selang setahun kemudian.
  5. November 2014: Berkebun hidroponik tanpa atap alias di ruang terbuka kini kian marak di berbagai kota. Laba pekebun lebih besar karena tanpa investasi greenhouse.
  6. Januari 2015: Fenomena kaum urban di perkotaan, menanam sayuran hidroponik di lahan sempit, separuh lapangan voli atau dua kali meja pingpong. Agar laba berlipat ganda, mereka menanam di rak bertingkattingkat.
  7. Juni 2015: Teknik-teknik terbaru hidroponik terus berkembang di masyarakat.Sebut saja penggunaan selang mini, hidroponik ala hotel, ice plant, hidroponik portable, dan akuaponik.
  8. Agustus 2016: Teknologi hidroponik menjanjikan laba bagi pekebun. Instalasi bertingkat mengatrol produksi dan omzet hingga 300%. Lahan sempit, cuaca ekstrem, modal cekak bukan lagi hambatan.
  9. Desember 2016: Masyarakat perkotaan gemar menanam sayuran di halaman atau dak rumah. Hasil penjualan menambah penghasilan.
  10. Juni 2017: Sistem hidroponik klaster berkembang di berbagai kota. Pelaku hidroponik rumahan bersatu untuk melayani permintaan pasar.
  11. Oktober 2021: Permintaan ubi jalar untuk ekspor dan domestik tinggi. Produsen dan pemasok kekurangan umbi.
  12. Juli 2022: Pasokan jamur tiram belum memenuhi pasar. Olahan baru dan peluang ekspor menjadikan bisnis jamur tiram potensial.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Intip Keistimewaan Jagung Unggulan Baru

Trubus.id–Jagung baru JDOH 01 sampai dengan JDOH 06 menjadi harapan anyar petani. Musababnya  mampu berproduksi tinggi dan adaptif di...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img