Seledri memiliki sifat diuretik dan berpotensi meluruhkan batu ginjal.
Wiguna kerap menanggung nyeri saat berkemih pada pertengahan 2016. Aktivitas sehari-hari pun kerap terganggu akibat ngilu di pinggang. Rasa ngilu berubah menjadi nyeri jika aktivitas pria di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu tinggi. Kondisi terparah ketika ayah 2 orang anak itu kurang minum. “Jika kurang minum saat diam pun berasa nyerinya,” kata pria 39 tahun itu. Itulah sebabnya ia memeriksakan diri ke rumah sakit.
Hasil rontgen membuktikan bahwa ia menderita urolitiosis atau batu ginjal. Terdapat titik putih pada saluran kemih. Diperkirakan ukuran batu atau endapan sebesar biji kedelai. Menurut Wiguna endapan berbentuk seperti kristal runcing menambah nyeri terutama ketika berkemih atau mengejan. Keruan saja pria penggemar masakan satai dan tongseng itu kerap merasa nyeri seperti tertusuk benda tajam.
Batu ginjal
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan prevalensi penduduk Indonesia mengidap batu ginjal sebesar 0,6% atau 6 per 1.000 penduduk. Menurut dokter penyakit dalam di Rumah sakit Khusus Ginjal (RSKG) HAA Habibie, Prof. Dr. Dr. Rully MA Roesli SpPD-KGH, penyebab batu ginjal di antaranya karena terlalu banyak zat kimia yang terdapat dalam urine.
Menurut dokter sekaligus herbalis di Yogyakarta, dr. Sidi Aritjahja, garam kristal batu ginjal bisa bersifat asam dan basa. Namun, banyak kasus lebih sering terbentuk garam-asam, Karena pH urine juga cenderung asam. Dokter alumnus Universitas Gadjah Mada itu mengatakan, kristal garam-asam cenderung berbentuk kristal tajam karena tidak ada proses pelarutan. Adapun kristal garam—basa terbentuk saat kondisi urine basa, maka kristal garam-basa akan lebih halus permukaannya karena mengalami pelarutan permukaan.
Dokter baru memutuskan operasi batu ginjal bila terjadi kondisi serius yang dapat mengancam jiwa penderita. Jalan lain untuk mengatasi batu ginjal adalah rutin mengonsumsi seledri. Penelitian dosen di Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Dr. Taofik Rusdiana, M.Si., Apt. seledri Apium graveolens berpotensi sebagai peluruh batu ginjal dengan mekanisme melarutkan kristal komponen batu ginjal.
Taofik merendam 100 mg serbuk homogen batu ginjal pada tabung berisis 10 ml ekstrak seledri dengan konsentrasi 30 gram segar bahan seledri dalam 300 ml air infus. Perlakuan itu dibandingkan dengan merendam 100 mg serbuk homogen batu ginjal pada akuades 300 ml. Hasilnya menunjukkan bahwa infus seledri dapat berpotensi menjadi pelarut komponen batu ginjal yakni kalsium dan magnesium.
Ginjal bersih
Air infus selerdri rata-rata melarutkan 3,06 ppm kalsium dan 21,82 ppm magnesium. Bandingkan dengan kontrol akuades yang hanya melarutkan 0,21 ppm. Penelitian dilanjutkan dengan merendam 100 mg serbuk homogen batu ginjal pada beragam konsentrasi ekstrak metanol seledri dan dibiarkan terlarut sampai jenuh selama 24 jam pada kondisi suhu 37℃. Dengan pengocokan selang 30 menit.
Ekstrak ragam metanol seledri terdiri dari konsentrasi 0,1%; 0,25%; dan 0,5% dilarutkan pada air. Dari hasil uji statistik terbukti bahwa fraksi air seledri konsentrasi 0,5% memiliki aktivitas yang cukup sebagai pelarut atau peluruh komponen batu ginjal baik kalsium ataupun magnesium. Fraksi air seledri dengan konsentrasi 0,1% dan 0,25% tidak menunjukkan potensinya sebagai peluruh batu ginjal (antikalkuli).
Kesimpulan penelitian Taofik, pengujian antikalkuli secara in vitro bahwa herbal seledri baik dalam sediaan infus (30 g segar per 300 ml) maupun sediaan cair dari ekstrak kering fraksi air (0,5%) memiliki potensi sebagai antikalkuli. Menurut Taofik tanaman anggota famili Apiaceae itu mengandung beragam senyawa aktif seperti flavonoid, alkaloid, glikosida, terpenoid, tannin, dan polifenol.
Taofik menduga kandungan flavonoid di dalam seledri seperti apigenin dan apiin membantu meluruhkan dan mencegah penempelan kristal garam kalsium ataupun magnesium yang dapat menyebabkan terbentuknya batu ginjal. Konsumsi minuman seledri bisa membersihkan, memelihara, atau menguatkan ginjal.
Mengolah seledri pun relatif mudah, tinggal menyeduh, merebus, atau membuat jus. Menurut Sidi alternatif herbal lain yang berfungsi meredakan batu ginjal yakni kombinasi temugiring, adas, dan daun sembung. Campur ketiga herbal itu kemudian rebus hingga mendidih. Sidi kerap meresepkan kombinasi tiga herbal itu untuk mengatasi batu ginjal. (Muhamad Fajar Ramadhan)