Trubus.id—Produsen gula aren kini bukan hanya memasok pasar domestik. Melainkan juga memasok untuk pasar ekspor. Itu yang dilakukan oleh produsen gula aren di Dusun Tenggar, Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Gusti Ayu Ngurah Megawati.
Pada 2020 ia mendirikan CV Temon Agro Lestari. Ia memberdayakan sekitar 70 orang petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan Aren Lestari. Kelompok tani itu memasok bahan baku berupa gula aren keping.
“Pada umumnya pohon aren di sini warisan leluhur atau tumbuh alami setinggi 15—20 meter,” kata perempuan berumur 36 tahun itu.
Kapasitas produksi saat ini 2 ton per bulan untuk semua varian berupa gula aren keping, mini cube, gula semut, kopi gula aren, jahe merah gula aren, dan gula aren cair. Harga produk gula aren Temon— nama merek dagang Mega—itu mulai dari Rp8.000—Rp50.000.
Semula ia hanya membidik pasar domestik dengan penjualan secara daring dan langsung seperti ke hotel, restoran, kafe (horeka), agen, dan toko oleh-oleh di Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur.
Namun pada 13 Februari 2023 produk gula cair aren Temon berhasil menembus pasar ekspor ke Kanada sebanyak 1,3 ton. “Dengan penangan yang baik, gula aren aman untuk ekspor, daya tahan 4—6 bulan,” ujar penerima hibah kompetitif program YESS itu.
Ia mengetahui informasi ekspor itu dari seorang rekan di media sosial. Pembeli di mancanegara mensyaratkan gula cair memiliki kemurnian 100%. “Kami telah tersertifikasi BPOM. Pembeli tidak terlalu memberikan persyaratan yang sulit,” kata Mega.
Untuk memenuhi kebutuhan, saat ini Mega juga tengah menanam 200 aren genjah yang baru berumur 1 tahun.
