Thursday, March 28, 2024

Herbal Baru Pelawan Atasi Stroke

Rekomendasi
- Advertisement -

Daun pelawan Tristaniopsis whiteana terbukti membantu mengatasi penderitaan akibat stroke.

564_9
Seduhan daun pelawan kering berfaedah sebagai herbal pengusir stroke.

Pergantian hari baru dua jam berlalu ketika Acep Setia Subarna terbangun dari tidur. Pada dinihari yang senyap itu Acep sulit menggerakkan jemari. Sekujur tubuh warga Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, itu bagai tak bertenaga. Ia ingin minta tolong istrinya, Siti Arbiyah Haryati. Namun, berbicara pun ia tak mampu. Tak sepatah kata pun terucap. Mulut kaku dan lidah terasa kelu.

Masyarakat lebih mengenal madu pelawan dibanding daun pelawan sebagai agen herbal
Masyarakat lebih mengenal madu pelawan dibanding daun pelawan sebagai agen herbal

Siti Arbiyah Haryati baru menyadari keadaan suaminya menjelang subuh. “Saat itu tubuh bapak bagian kiri kaku,” ujarnya. Kondisi itu keruan saja membuatnya panik. Ia bersusah-payah membantu Acep turun dari pembaringan, lalu bergegas ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) terdekat. Diagnosis dokter di Puskesmas itu menyingkap biang keladi sulitnya Acep bicara, yakni stroke atau cerebrovascular accident (CVA).

Risiko stroke
Hampir setahun lamanya dampak stroke itu mengganggu aktivitas Acep yang menekuni pekerjaan sebagai pekebun lada. Harap mafhum, setelah terserang stroke pria 63 tahun itu berjalan dengan menyeret kaki kirinya. Ia juga lamban beraktivitas. Saat makan, misalnya, ia membutuhkan waktu berjam-jam sebab mulut dan tangannya kaku. Bibir pun pengo atau tidak simetris.

Acep Setia Subarna melawan serangan stroke dengan mengonsumsi seduhan daun pelawan.
Acep Setia Subarna melawan serangan stroke dengan mengonsumsi seduhan daun pelawan.

Menurut dokter spesialis penyakit dalam di Rumahsakit dr Soetomo, dr Arijanto Jonosoewojo SpPD, kelumpuhan akibat stroke terjadi lantaran sel-sel otak rusak. Itu akibat penyumbatan pembuluh darah di otak sehingga sel-sel otak itu tidak mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup. Ilmu kedokteran mengenal dua jenis stroke, yakni iskemik dan hemoragik.

Stroke iskemik terjadi bila pasokan oksigen terhambat akibat penyumbatan pembuluh darah. Adapun stroke hemoragik terjadi jika pembuluh darah yang memasok darah ke otak pecah. Arijanto menuturkan, seseorang berisiko terserang stroke bila mengalami dua dari lima riwayat kesehatan yang buruk, yaitu hipertensi, diabetes mellitus, kolesterol tinggi, kegemukan, dan perokok.

Tekanan darah tinggi memicu stroke sebab melemahkan pembuluh darah. Akibatnya pembuluh darah menyempit dan pecah. Pasien diabetes berisiko terserang stroke karena kadar gula tinggi menyebabkan pengentalan darah sehingga pembuluh darah tersumbat. Kebiasaan merokok juga memicu stroke. Sebab, merokok membuat pembuluh darah kaku, tersumbat, lalu pecah.

dr Arijanto Jonosoewojo SpPD, kepala Poli Obat Tradisional RS Dr Soetomo di Surabaya, Jawa Timur, menuturkan riwayat kesehatan yang buruk seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, kegemukan, dan perokok, menjadi pemicu timbulnya stroke.
dr Arijanto Jonosoewojo SpPD, kepala Poli Obat Tradisional RS Dr Soetomo di Surabaya, Jawa Timur, menuturkan riwayat kesehatan yang buruk seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, kegemukan, dan perokok, menjadi pemicu timbulnya stroke.

Sejatinya tubuh memiliki mekanisme peringatan dini berupa gejala serangan stroke, seperti sakit kepala tak tertahankan, mudah lelah, linglung, dan kebas. Arijanto menyarankan agar segera memeriksakan diri ke dokter jika tubuh menunjukkan gejala itu. “Jika tidak segera ditangani bisa menyebabkan kelumpuhan, bahkan kematian,” tutur dokter alumnus Universitas Airlangga itu.

Daun pelawan
Gaya hidup tidak sehat menjadi faktor utama pemicu serangan stroke sebagaimana riset Magreysti dan rekan dari Pogram Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran, Universitas Sam Ratulangi. Megreysti meneliti di Rumahsakit Umum Pusat Prof Dr RD Kandou, Manado, Sulawesi Utara, melibatkan 30 pasien stroke nonhemoragik. Dari semua pasien itu 18 pasien di antaranya terserang stroke akibat memiliki pola makan tidak sehat.

Mereka menyukai makanan berlemak tinggi dan menghindari sayuran. Itu persis gaya hidup Acep Subarna yang mengidap stroke pada akhir 2015. Acep menggemari penganan gorengan, martabak, dan empek-empek. Padahal, terlalu sering mengonsumsi panganan gorengan melambungkan kadar kolesterol dan tekanan darah. Acep juga menyukai makanan asin sekaligus perokok aktif.

Effendy Hasyim, pegiat lingkungan di Bangka Belitung, menuturkan pohon pelawan sudah dimanfaatkan masyarakat setempat sejak zaman leluhur.
Effendy Hasyim, pegiat lingkungan di Bangka Belitung, menuturkan pohon pelawan sudah dimanfaatkan masyarakat setempat sejak zaman leluhur.

Pantas saja jika tekanan darah Acep mencapai 265/100 mmHg, tekanan normal 120/80 mmHg. Semula Acep mengandalkan obat yang diresepkan dokter untuk memperoleh kesembuhan. Namun, obat-obatan sintetis kimia tak berefek signifikan. “Tubuh saya masih sulit bergerak,” ujarnya. Lambat-laun ia mengurangi frekuensi konsumsi obat hingga akihirnya ia menghentikan obat dari dokter.

Pada awal 2016, seorang teman menyarankan Acep untuk mengonsumsi air rebusan daun pelawan. Saat itu ia hanya mengonsumsi daun pelawan Tristaniopsis whiteana yang banyak tumbuh di hutan-hutan di Kepulauan Bangka-Belitung, lahan kosong, atau pekarangan. Acep relatif mudah memperoleh daun tanaman anggota famili Myrtaceae itu. Karena berhasrat sembut Acep menuruti saran kawannya.

Istrinya, Siti Arbiyah Haryati, menyeduh satu sendok makan serbuk daun pelawan kering dengan air panas dan membiarkan sekitar 5 menit untuk sekadar menghilangkan uap panas. Setelah air seduhan berubah warna menjadi kecokelatan dan hangat, ia meminumnya 3 kali sehari pada pagi, sore, dan malam sesudah makan. Ia mulai merasakan kondisi tubuhnya membaik pada hari keenam pascakonsumsi.

564_-10Ayah tujuh anak itu bisa melangkah sedikit demi sedikit. Dua pekan berselang ia merasakan tubuhnya kembali bugar. Yang menggembirakan, kondisi tubuhnya kembali seperti semula setelah sebulan mengonsumsi air seduhan daun pelawan. “Saat ini saya bisa beraktivitas layaknya orang sehat,” ujar Acep dengan wajah berbinar. Ia berjalan kaki seperti sediakala, tanpa harus menyeret kaki kiri.

Full.pdfBibirnya juga kembali simetris. Berbicara pun Acep lancar tanpa hambatan apa pun. Pria asal Cianjur, Jawa Barat, itu girang bukan kepalang karena bisa beraktivitas kembali di ladang lada. Kini meski kondisi membaik, pria kelahiran 25 Desember 1953 itu tetap mengonsumsi rebusan daun pelawan. Frekuensi konsumsi hanya sekali sehari untuk menjaga kebugaran.

Pohon kesucian

Pelawan merupakan tanaman khas Kepulauan Bangka Belitung.
Pelawan merupakan tanaman khas Kepulauan Bangka Belitung.

Pelawan memang relatif asing dibandingkan dengan herbal lain untuk mengatasi stroke seperti anggur Vitis vinifera, avokad Persea americana, atau bawang lanang Allium sativum. Sekretaris Dinas Kehutanan Provinsi Bangka Belitung, Medi Umari SE MSi, mengatakan, masyarakat keturunan Tionghoa di Bangka menyebut pohon pelawan sebagai pohon kesucian.

Itulah sebabnya mereka menyebut perawan. Di lidah mereka kata perawan berubah menjadi pelawan. Nama itulah yang bertahan hingga kini. Menurut peneliti kayu pelawan di Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Asmaliyah MSc, masyarakat Bangka turun-temurun memanfaatkan daun pelawan. Mereka meminum air daun tanaman kerabat jambu biji itu sebagai obat penurun demam dan darah tinggi.

Yelin Andalini menuturkan saat ini sebagian besar penelitian masih berkutat pada khasiat madu pelawan.
Yelin Andalini menuturkan saat ini sebagian besar penelitian masih berkutat pada khasiat madu pelawan.

Menurut Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bangka Belitung, Ir Nazalyus MSi, masyarakat Bangka dan pelawan tak terpisahkan. “Dahulu pohon pelawan digunakan sebagai tiang rambatan lada,” ujarnya. Daun tumbuhan khas Bangka itu berguna sebagai pelancar darah dan penyegar badan. Masyarakat juga menyeduh pucuk daun pelawan seperti teh. Pelawan yang kerap digunakan sebagai herbal adalah berbatang kemerahan.

Penggiat lingkungan di Kepulauan Bangka Belitung, Effendy Hasyim, menuturkan masyarakat Bangka mengenal pohon pelawan sebagai warisan leluhur. Menurut Effendy, “Pohon pelawan merupakan tumbuhan endemik Bangka-Belitung, tapi juga tersebar di Pulau Sumatera.” Selain seduhan daun segar, masyarakat juga menghaluskan daun pelawan kering hingga menjadi serbuk lalu menyeduhnya.

Bagaimana duduk perkara daun melawan membantu mengatasi stroke belum terungkap. Uji ilmiah daun pelawan masih terbatas. Menurut peneliti madya dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan di Kota Bogor, Jawa Barat, Dr Yelin Adalina SSi MSi, riset tentang khasiat daun pelawan masih sedikit. “Sebagian besar penelitian untuk meneliti manfaat madu pelawan,” tutur doktor alumnus Institut Pertanian Bogor itu.

Serbuk daun pelawan kering.
Serbuk daun pelawan kering.

Itulah sebabnya masyarakat lebih mengenal madu pelawan sebagai herbal ketimbang daunnya. Oleh karena itu, “Perlu penelitian lebih lanjut untuk membuktikan khasiat daun pelawan bagi kesehatan,” ujar Yelin. Guru besar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Prof Dr Sumali Wiryowidagdo MSi Apt, menyatakan hal serupa. Ia lebih mengenal madu pelawan.

Begitu pula dengan herbalis di Kelapagading, Jakarta Utara, Maria Margareta Anjarwati. Ia baru mendengar kegunaan daun pelawan. Madu pelawan yang bercitarasa agak pahit itu lebih sohor ketimbang daun pelawan. Masyarakat Bangka Belitung memiliki tradisi memusung, yakni mengundang lebah hutan Apis dorsata agar bersarang di pohon-pohon pelawan. Penduduk setempat membuat kerangka tertentu agar lebah bersarang. Ketika produksi madu melimpah, mereka pun memanennya (baca: Memburu Madu Pahit Trubus Juni 2011).

Senyawa aktif
Pelestari pohon pelawan di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, Ahmad Jumat Suhada, sejak lama berkeyakinan jika daun pelawan berpotensi sebagai herbal. “Jika nektar bunga pelawan saja berfaedah maka daunnya pun berkhasiat,” ujar Suhada. Ayah satu anak itu menjadikan dirinya sebagai kelinci percobaan ketika penggunaan daun pelawan belum sepopuler sekarang.

Ia menyeduh beberapa lembar daun dan meminum seduhannya. Suhada mengatakan, efek pertama saat mengonsumsi air seduhan daun pelawan adalah perasaan tenang. “Keringat akan bercucuran sebagai tanda proses pengeluaran racun sedang berlangsung. Tidur pun lebih lelap sehingga tubuh terasa segar,” ujar Suhada yang lebih dahulu berniaga madu pelawan. Jadi, lawan penyakit dengan daun pelawan.

Nanci M. Nur memilih seduhan daun pelawan kering untuk menjaga kadar gula darah.
Nanci M. Nur memilih seduhan daun pelawan kering untuk menjaga kadar gula darah.

Pria bertubuh gempal itu terdorong untuk menyingkap rahasia daun pelawan. Itulah sebabnya ia menguji sampel daun pelawan dengan membawanya ke Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka, Institut Pertanian Bogor (IPB). Hasil riset ilmiah Pusat Studi Biofarmaka membuktikan serbuk daun pelawan kering mengandung 0,03% flavonoid, 0,95% saponin 1,04% tanin, dan 6% protein.

Flavonoid salah satu antioksidan yang berperan penting menangkal radikal bebas. Radikal bebas menyebabkan metabolisme lemak, termasuk kolesterol, terganggu. Akibatnya penumpukan lemak di dalam pembuluh darah mudah terjadi. Menurut Aedin Cassidy dari Departemen Nutrisi, Sekolah Medis Norwich, Inggris, konsumsi buah dan sayur yang mengandung flavonid sebanyak 3—5 kali setiap hari berpotensi mengurangi resiko terserang stroke sebanyak 11%. Adapun konsumsi lebih dari 5 kali mengurangi risiko hingga 26%.

Sementara saponin berperan melindungi otak dari kerusakan akibat serangan stroke iskemik. Itu sejalan dengan riset Ling Geng Yan dan rekan dari Sekolah Farmasi, Universitas Nanjing, Tiongkok. Ling Geng membuktikan pemberian saponin mampu meluruhkan sumbatan pada pembuluh darah tikus yang menderita stroke iskemik. Adapun tanin atau lebih dikenal sebagai asam tanat merupakan senyawa kimia yang berperan sebagai antivirus, antibakteri, dan antitumor.

Pilihan herbal

Daun pelawan muda berpotensi usir diabetes.
Daun pelawan muda berpotensi usir diabetes.

Terungkapnya khasiat pelawan kabar menggembirakan bagi masyarakat. Harap mafhum, stroke menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan 2013 menyebutkan pasien stroke di tanahair meningkat dari 8,3% pada 2007 menjadi 12,1% per 1.000 penduduk pada 2013. Jumlah penderita stroke terbanyak di Provinsi Jawa Barat, yakni mencapai 33.895 orang.

Sementara jumlah penderita stroke paling sedikit di Provinsi Papua Barat yang hanya 2.955 orang. Prevalensi stroke pada laki-laki dan perempuan sama banyak. Asosiasi Jantung Amerika Serikat melansir stroke menempati urutan keempat penyebab kematian setelah jantung, kanker, dan gangguan pernapasan kronis. Yang mengejutkan setiap 40 detik terdapat penderita stroke baru di dunia dan setiap 4 menit satu orang meninggal akibat stroke.

Pada 2007—2010 terdapat 6,8-juta penderita stroke berusia lebih dari 20 tahun. Pada 2030 jumlah penderita stroke diperkirakan bertambah 3,4-juta pasien berusia 18 tahun ke atas. Daun pelawan menjadi salah satu solusi untuk mengatasi stroke. Apalagi cara mengolah daun anggota famili jambu-jambuan itu juga relatif mudah. Masyarakat tinggal menyeduh daun layaknya menyeduh teh Camellia sinensis (baca: Menjemput Khasiat Daun Pelawan halaman 18—19).

Nektar bunga pelawan menjadi incaran lebah.
Nektar bunga pelawan menjadi incaran lebah.

Menurut Anwar, pembibit tanaman hutan di Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, pelawan adaptif di dataran rendah hingga dataran tinggi. Bahkan, di tanah marginal atau bekas tambang sekalipun yang miskin hara pelawan mampu bertahan. Di bekas galian tambang timah, pelawan menjadi pohon pioner (baca: Pelawan Hijaukan Lahan Tambang Trubus September 2016).

Perbanyakan pelawan juga relatif mudah dengan biji. Anwar di Bangka selama ini memperbanyak pelawan untuk dibuat seduhan atau dijual bibitnya. Pelawan sangat potensial menjadi herba multimafaat. Selain untuk stroke, sejatinya pelawan juga terbukti secara ilmiah mengatasi batu ginjal, antibakteri, dan malaria (baca: Bukti Khasiat Pelawan halaman 14—15).

Sumali mengatakan selama ini banyak penelitian yang hanya fokus pada komoditas populer sehingga tumbuhan yang langka, kurang dikenal, atau endemik, terabaikan. Kini pelawan memang kurang dikenal. Padahal, pohon kesucian alias pelawan yang endemiki itu menyimpan banyak khasiat untuk kesehatan. (Andari Titisari/Peliput: Desi Sayyidati Rahimah, Marietta Ramadhani, Muhamad Awaluddin, dan Muhamad Fajar Ramadhan)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Analisis Usaha Ikan Dewa : Waktu Singkat Laba Memikat

Trubus.id— Ingin terjun dalam usaha budidaya ikan dewa Tor sp.,? Anda  dapat memilih segmentasi usaha yang diminati. Menurut peneliti...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img