Trubus.id— Batuk hingga sesak napas memberi isyarat buruk bagi tubuh Maulidya Maherany, M.Si., pada 2012. Odi—panggilan akrab Maulidya Maherany—bergegas memeriksakan diri ke salah satu rumahsakit di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa terdapat cairan pada paru-paru kiri Odi. “Sempat ada penyedotan cairan yang menumpuk dalam paru-paru,” kata perempuan berumur 41 tahun itu.
Meski begitu batuk dan sesak napas semakin menjadi. Odi pun memutuskan pulang kampung ke Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Ia kembali memeriksakan diri ke salah satu rumahsakit di Bogor.
Hasil positron emission tomography scanner (PET scan) memperlihatkan bahwa paru-paru kiri Odi masih berkabut putih dan berisi cairan. Dokter mendiagnosis Odi terkena kanker paru-paru.
Pengobatan herbal
Alih-alih pemeriksaan lanjut seperti biopsi, keluarga Odi menyarankan untuk menempuh pengobatan herbal. Atas saran seorang rekan, ia memutuskan pengobatan di Klinik Citra Insani (KCI). Odi mendapatkan 5 paket pengobatan yang setiap paket terdiri dari 10 hari rawat inap dan 10 hari rawat jalan.
Menurut sinse dan dokter pendiri KCI, Prof. Dr. (HC) dr. Muhammad Yusuf, setiap pasien memiliki kondisi berbeda.
“Penyembuhan dengan herbal disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan pasien saat pengobatan,” kata Yusuf.

Aspek psikis seperti stres, depresi, dan keputusasaan, juga melemahkan kondisi tubuh sehingga mudah terserang penyakit seperti tumor dan kanker.
Odi mendapatkan obat oral dan kompres kulit. Tersedia juga masker dan koyo berbahan herbal. Herbal untuk kanker kreasi Yusuf antara lain Spica prunellae (xia ku cao), Scutellariae barbatae (ban zhi lian), dan Spina gleditsia (cao ce).

Ramuan herbal setiap jenis kanker mencapai sekitar 20 jenis bahan baku menyesuaikan hasil pemeriksaan pasien. Saat rawat inap menu makanan pasien pun terperhatikan supaya tidak memicu kanker semakin berkembang.
Saat awal pengobatan, Odi sempat menolak semua makanan. “Sulit bicara dan keluar air liur terus,” kata ibu 2 anak itu. Setelah itu, kondisi Odi pada 10 hari pertama kian membaik.
Sesak napas dan cairan di paru-paru perlahan menghilang. Hasil PET scan menunjukkan paru-paru kiri terlihat jelas yang sebelumnya terhalang cairan. Setelah pengobatan rawat inap dan rawat jalan sekitar 6 bulan, kondisi Odi makin membaik.
Oleh karena itu, ia menjalani rawat jalan dengan tetap mengonsumsi herbal seperti jamu godok, jamu seduh, dan pil herbal. Setelah membaik, Odi kalap saat melihat hidangan yang selama ini dilarang.
Sembuh
Akhirnya, perempuan berdarah Sunda itu melahap makanan berlemak, berperisa, dan siap saji. Dampaknya kanker kembali bersarang di tubuh Odi. Terdapat benjolan di bawah leher Odi yang semakin membesar hingga seukuran bola tenis.
“Sirkulasi oksigen di tubuh saya terganggu, muka bengkak, dan setiap malam berkeringat,” kata Odi.
Hasil PET scan pun menunjukkan Odi terserang kanker kelenjar getah bening. Ia pun kembali menjalani pengobatan di KCI. Saat itu Odi mendapatkan 2—3 paket pengobatan hingga kondisinya membaik.
Saat rawat jalan, ia masih rutin mengonsumsi ramuan herbal hingga 2015. Ia pun menghindari makanan siap saji, kacang-kacangan, seafood, dan daging. Ia rutin mengonsumsi air putih, buah, dan sayur. Selain itu, Odi rutin melakukan PET scan saban tahun.
Perjuangan Odi sembuh dari kanker terbayar lunas pada 2020. Hasil pemeriksaan menunjukkan tidak ada kanker yang bersarang di tubuh Odi. Yusuf menuturkan bahwa herbal racikan itu menumpas sel kanker dalam tubuh Odi.
Anda dapat mengetahui informasi lebih lanjut pada laman Klinik Citra Insani.