Monday, March 3, 2025

Hulu-Hilir Kemiri Sunan

Rekomendasi

CV Energi Baru Santosa mengembangkan kemiri sunan sejak pembibitan sampai pengolahan.

Pembibitan CV Energi Baru Santosa di Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur.
Pembibitan CV Energi Baru Santosa di Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur.

Sebanyak 25.000 bibit kemiri sunan berjajar rapi di lahan 2 hektare. Bibit berumur 2,5 bulan itu tumbuh hampir seragam, tinggi di atas 40 cm. Pada pukul 15.00—16.00, pekerja menyiram bibit-bibit itu menggunakan penyemprot otomatis. “Bibit-bibit itu pesanan Pertamina,” ujar Titie Prapti Oetami, direktur CV Energi Baru Santosa di Gresik, Jawa Timur—perusahaan pembibit kemiri sunan.

Bibit itu tumbuh subur dan sehat di Kecamatan Driyorejo, Gresik, Jawa Timur—salah satu kawasan industri Jawa Timur yang disesaki berbagai pabrik. Meski tumbuh di daerah industri, bibit tumbuh cepat dan bebas hama penyakit maupun masalah fisiologis.

Tumbuh bongsor

Dari kiri Kapolsek Paciran, AKP Ilham, Budi Santosa PT Agrindo, KH Abdul Ghofur pemimpin Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan, dan Titie Prapti Oetami direktur CV Energi Baru Sentosa.
Dari kiri Kapolsek Paciran, AKP Ilham, Budi Santosa PT Agrindo, KH Abdul Ghofur pemimpin Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan, dan Titie Prapti Oetami direktur CV Energi Baru Sentosa.

Titie memang memperlakuan bibit secara intensif. “Seleksi benih ketat, hanya 30% dari semua benih yang kami datangkan lolos seleksi,” ujarnya. Minimnya tingkat kelulusan benih dalam seleksi lantaran bentuk benih yang tak normal dan terkena hama dan penyakit. Titie menanam benih terseleksi dalam polibag setinggi 25 cm dan berdiameter 10 cm. Ia menggunakan media tanam berupa campuran kompos dan tanah dari daerah berkapur.

Setiap polibag berisi 2 kg media tanam. “Untuk memastikan kualitas, kami membuat kompos sendiri yang kaya nutrisi seperti fosfat, kalsium, kalium, dan nitrogen,” kata perempuan yang menghabiskan waktunya untuk pengembangan tanaman Reutealis trisperma itu. Umur 4 bulan, bibit itu memiliki tinggi rata-rata 70 cm dengan diameter batang minimal 1,5 cm. Warna batang yang semula hijau berubah kecokelatan dengan akar tunggang sepanjang minimal 10 cm.

Kondisi itu menandakan bibit siap pindah tanam ke tanah. Proses penanaman dengan membuat lubang tanam dengan bor. Diameter lubang tanam 8 inci. Titie tidak membuang media tanam dalam kantong tanam tetapi memmasukkan ke dalam lubang itu plus menambahkan 2 kg. Setelah itu, tanaman tak perlu dipupuk lagi. “Dengan cara itu, tanaman mampu bertahan dan tetap tumbuh sehat meski kekurangan air,” ujar Titie.

Mesin hidrolik manual untuk mengepres biji kemiri.
Mesin hidrolik manual untuk mengepres biji kemiri.

Perempuan kelahiran 4 November 1956 itu tidak menjual bibit kemiri sunan, melainkan kerja sama sistem penanaman dengan konsumen. “Tujuannya agar bibit dari kami bisa tumbuh optimal sebagai pohon dan memberi keuntungan ekonomi pada masyarakat,” ujar Titie. Sistem itu meliputi penanaman bibit hingga tanaman berumur satu tahun. Pada Januari 2015 ia bekerja sama dengan masyarakat adat di Nusa Tenggara Timur menanam kemiri sunan di lereng-lereng tandus berbatu seluas 650 ha.

Untuk uji coba mereka menanami sebagian secara bertahap dari lahan yang ada. Sistem penanaman ala Titie efektif, terbukti tanaman mampu bertahan, bahkan tumbuh baik dalam kondisi minim air dan tanpa perawatan. Hujan pertama baru turun sekitar 14 bulan pascapenanaman. Saat itu bibit yang bertahan tumbuh mencapai 50%. “Rencananya pada Maret 2016 kami akan melakukan penanaman lanjutan,” ujar Titie.

Pendampingan
Tidak sekadar mendampingi sampai penanaman, Titie melalui perusahaannya yang didirikan bersama Arief Budiman, siap mendampingi mitra untuk pemrosesan biji hingga siap jual. Pohon berbuah pada tahun ke-3 pascatanam. Dengan demikian petani pun mandiri. Untuk itu ia menyediakan mesin pengepres biji menjadi minyak. Eka Budiadi Santosa, Chairman PT Agrindo—produsen mesin pertanian di Surabaya—membuat pengepres biji kemiri sunan hidrolik manual.

Daya tekan mesin elektrik-hidrolik kreasi PT Agrindo itu tidak main-main, mencapai 100 ton. Untuk daerah terpencil minim listrik, Eka Budiadi Santosa menciptakan mesin manual yang dijalankan tenaga manusia dilipatgandakan oleh daya hidrolik. “Kekuatannya tidak kalah dengan mesin elektrik. Pekerja tinggal menggenjot dengan sedikit tenaga,” kata Titie.

Gudang penyimpanan biji kemiri sunan.
Gudang penyimpanan biji kemiri sunan.

Alat itu mengubah biji menjadi minyak dengan rendemen 50—62% bobot kernel atau inti biji. Artinya, pengolahan 100 kg kernel memperoleh 50—62 kg minyak kemiri sunan. Untuk menjadi biodiesel, minyak murni kemiri sunan perlu pemrosesan lanjut. Menurut peneliti dari Insitut Teknologi Sepuluh Nopember, Prof Dr Didik Prasetyoko SSi MSc, pembuatan biodiesel dari minyak kemiri sunan memerlukan pemanasan dan pelarut metanol.

Untuk hasil terbaik, Didik memproses minyak kemiri dan menggunakan serbuk soda api (NaOH) sebanyak 1% bobot minyak kemiri sebagai katalis. Dengan cara itu, rendemen biodiesel mencapai 95,15% bobot minyak kemiri mentah. Menurut Titie hitungan sederhana rendemen pengolahan kemiri sunan menjadi biodiesel adalah 30% bobot biji kering. Itu berarti 100 kg biji kering menghasilkan 30 kg bahan bakar mesin diesel siap pakai.

“Tinggal masukkan minyak ke tangki lalu starter mesin. Tak perlu penambahan bahan lain. Namun, bisa pula dicampur dengan solar menjadi bahan bakar B-15 atau B-20. Angka belakang merupakan persentase biofuel yang dicampurkan ke dalam bahan bakar fosil,” ujar Titie. Riset Didik juga membuktikan bahwa kualitas biodiesel kemiri sunan memenuhi standar American Society for Testing and Material (ASTM).

Standar Jerman
Belakangan, bersama Budi Santosa dan Prof Didik di Laboratorium Energi ITS, Titie membuktikan bahwa biodiesel kemiri sunan sesuai kriteria Deutsches Institut für Normung (DIN)—organisasi standardisasi industri semacam ISO di Jerman. Hal itu mentahbiskan kesesuaian standar dunia akan keunggulan biodiesel kemiri sunan. Minyak kemiri sunan yang diperoleh dari pohon induk dan pohon asal bibit dari benih mempunyai kandungan yang luar biasa, antara lain 9.200 kalori, angka cetane 54—62, bebas sulfur, dan uji emisi sesuai Euro 4—5.

Sistem pengairan bibit menggunakan irigasi kabut.
Sistem pengairan bibit menggunakan irigasi kabut.

Titie menyatakan bahwa hal terpenting adalah segera menanam karena potensinya terbukti sebagai bahan bakar nabati bernilai ekonomi tinggi. Di sisi lain, kemiri sunan mampu menjaga ekosistem dengan daya simpan air yang tinggi plus tajuknya yang meneduhkan. Setelah pohon berbuah Titi mengajak masyarakat untuk memanen minyaknya. Titie membeli minyak itu. Masyarakat juga bisa memproses bungkil yang nilai ekonominya masih tinggi.

Keuntungan yang tidak akan didapat bila mereka menjual biji saja. Dengan demikian kegiatan ekonomi kerakyatan akan bergerak. Mereka, terutama di daerah-daerah terpencil, juga bisa langsung menggunakan minyak untuk mesin diesel. Seabrek manfaat itu membuat Titie total mengabdikan hidupnya untuk mengembangkan kemiri sunan bersama Arief Budiman dan Budi Santosa, yang berpengalaman dalam industri permesinan dan mengabdikan dirinya untuk memberdayakan masyarakat di mana pun berada. (Bondan Setyawan)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Daya Tarik Padi Jarwo

Hamparan sawah untuk budidaya padi jajar legowo menjadi daya tarik wisatawan. Trubus.id-“Mulyaharja ini surga tersisa di Kota Bogor.” Muhammad Khoerudin...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img