Cara mudah membuat kefir bercitarasa lezat.
Rasa masam tercecap di lidah saat menikmati kefir. Menurut produsen kefir asal Kota Cimahi, Jawa Barat, Teddy Cahya, rasa masam itu berasal dari asam-asam organik yang dihasilkan selama proses fermentasi. Teddy menuturkan semakin masam rasa kefir maka makin banyak faedah bagi tubuh. “Bakteri dalam tubuh tidak tahan pada kondisi masam atau pH rendah. Kondisi pH rendah dapat menahan tubuh memproduksi asam lambung berlebih,” kata Teddy.
Menurut ayah 2 anak itu konsumen dapat mengonsumsi kefir pada pH 4,5—3,8. Adapun pH hingga 2,89 untuk pengobatan. Namun, citarasa masam kadang-kadang membuat konsumen kesulitan mengonsumsi kefir. “Kefir pada dasarnya makanan, jadi bisa dibuat agar mengonsumsinya seenak mungkin,” katanya. Agar rasanya lebih enak, konsumen dapat menambahkan madu, susu kental manis, dan mencampurnya dengan salad buah atau smooties.
Rasa segar
Pencampuran dengan makanan atau minuman tidak mengurangi khasiat kefir. Setelah mencampur kefir dengan bahan lain, sebaiknya segera mengonsumsinya. Pemilik Kefir Beauty, H Kemal Faisal Ferik CH CHT, berpendapat serupa. Menurut Kemal konsumsi kefir bisa dikombinasikan dengan buah atau dalam bentuk smooties. Kefir yang layak konsumsi berwarna cerah dan bercitarasa segar.
Sebaliknya kefir tak layak konsumsi berwarana gelap dan bercitarasa pahit. Menurut peneliti di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian di Kota Bogor, Jawa Barat, Dr Sri Usmiati SPt MSi, rasa pahit yang timbul saat mengonsumsi kefir akibat terbentuknya dipeptida. Secara kasat mata terbentuknya dipeptida tampak dari munculnya titik berserabut pada permukaan kefir.
Larutan kefir terbagi menjadi 3 bagian, yaitu cairan bening di bagian atas dan bawah, serta cairan kental di bagian tengah. Pada permukaan kefir juga terdapat busa. Ciri-ciri seperti itu menandakan kefir tak layak konsumsi. Menurut Faisal pada suhu ruang minuman kefir bisa bertahan hingga 7 hari dan 3 bulan jika disimpan pada lemari pendingin. Jika dalam kondisi beku bisa bertahan hingga 6—12 bulan.
Pria asal Kota Bandung, itu mengatakan, kualitas bahan baku dan higienitas dalam proses pembuatan berpengaruh pada kualitas kefir. “Pembuatannya harus higienis, ruangan dan alat harus steril. Pembuatnya pun harus bersih dan sehat,” paparnya. Bahan baku kefir sebaiknya berasal dari susu sapi atau kambing segar dari peternak yang terpercaya. Jika menggunakan bahan dasar kacang kedelai sebaiknya gunakan kedelai organik.
Faisal menambahkan, kefir berkualitas adalah solusi berbagai macam penyakit. “Pada usia di atas 30 tahun, manusia mengalami disfungsi sel 1% tiap tahun. Kefir adalah solusi untuk mengembalikan disfungsi sel itu,” katanya. Ayah 3 orang itu menambahkan, 60 mikroba yang terkandung dalam kefir dapat melancarkan metabolisme. Jika metabolisme lancar sel dalam tubuh cepat beregenerasi.
Makin berkhasiat
Menurut Sri waktu fermentasi kefir cukup 24 jam pada suhu kamar. “Ciri utama kefir harus mengandung bakteri asam laktat dan khamir sehingga menghasilkan metabolit berupa etanol,” katanya. Masyarakat di negara subtropis lazim mengonsumsi etanol untuk menghangatkan tubuh. Meskipun begitu kandungan etanol atau alkohol yang dihasilkan pada proses pembuatan kefir rendah, yakni kurang dari 2,5%.
Adapun Faisal memfermentasi kefir selama 48 jam. Hasil fermentasi nantinya terbagi tiga, cairan putih kental atau curd, cairan bening alias whey, dan bibit kefir disebut grain. Saat memfermentasi Teddy berpatokan pada pH sesuai kebutuhan. Makin lama fermentasi makin masam pH kefir. Menurut Teddy makin asam kefir makin berkhasiat untuk pengobatan. “Konsumsi kefir sebaiknya malam hari karena memberikan efek relaksasi,” kata Teddy. (Muhamad Fajar Ramadhan)