Tomat berkhasiat imunostimulan yang meningkatkan kekebalan tubuh.

Trubus — Arif Widodo—nama samaran—menghindari mengonsumsi tomat dalam beragam makanan seperti salad. “Saya kurang menyukai rasa dan teksturnya yang lembek,” kata warga Kota Tangerang, Provinsi Banten, itu. Itu cerita lama. Kini ia melahap tomat setelah mengetahui khasiat kesehatannya. Dosen Fakultas Kedokteran, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Dr. dr. Swandari Paramita., M.Kes., menyatakan, tomat sumber vitamin C yang berdampak baik pada sistem daya tahan tubuh.
Sebaiknya mengonsumsi tomat segar karena vitamin C dalam makanan dapat berkurang. Musababnya vitamin C mudah larut dalam air dan tidak tahan panas. Tentu saja Arif yang menyukai tomat pun beruntung. Sistem kekebalan tubuh yang prima sangat diperlukan terutama di tengah pandemi Corona virus disease 2019 (Covid-19). Menurut Swandari penyebaran Covid-19 tergantung dari kondisi saya tahan tubuh seseorang.
Senyawa likopen

Salah satu upaya meningkatkan daya tahan tubuh yakni mengonsumsi makanan bergizi seperti tomat. Khasiat Solanum lycopersicum sebagai imunostimulan sesuai riset ilmiah. Guru besar bidang Biokimia, Universitas Negeri Semarang, Prof. Dr. Retno Sri Iswari, S.U., meneliti efek imunostimulan tomat pada infeksi bakteri Plasmodium berghei. Retno mengandalkan 35 mencit strain swiss berumur 6—8 bulan dan berbobot 26—30 g.
Periset itu membagi satwa uji menjadi 5 kelompok. Grup pertama sebagai kontrol tidak menerima asupan ekstrak tomat. Kelompok kedua sebagai kontrol positif mendapatkan 5 mg klorokuin per kg bobot tubuh. Sementara kelompok ketiga hingga kelompok kelima memperoleh masing-masing 0,1 mg, 1 mg, dan 10 mg ekstrak tomat per hari. Peneliti memberikan pakan standar kepada mencit.
Pemberian ekstrak tomat secara oral selama 16 hari. Lalu mencit diinfeksi Plasmodium berghei pada hari ke-17. Selang 8 hari pascainfeksi Retno memeriksa kadar IFNγ, IL-4, dan IL-12 dalam darah. Hasil penelitian menunjukkan dosis paling efektif yaitu pemberian 10 mg ekstrak tomat per bobot tubuh. Kadar IFNγ , IL-4, dan IL-12 kelompok kelima masing-masing bernilai 9,6; 4,2; dan 4,0.

Bandingkan dengan kelompok kontrol positif yang memiliki IL-12 berkadar 1,0, IFNγ (5,3), dan IL-4 (1,9). Artinya makrofag dalam mencit pada kelompok kelima menghasilkan IL-12 sebagai respons adanya sporozoid. IL-12 lantas menstimulasi sel T memproduksi IFNγ yang mengaktivasi makrofag. Jadi, produksi IL-12 sangat penting pada imunitas seluler. Imunitas seluler berperan dalam pertahanan melawan penyakit infeksi akibat bakteri patogen intraseluler, virus, dan protozoa.
Makrofag yang aktiflah yang membunuh bakteri intraseluler. Senyawa likopen dalam tomat sebagai imunostimulan berperan dalam meningkatkan jumlah sel limfosit. Limfosit ada dua yaitu sel T helper (CD4+) dan sel Tsitotoksik (CD8+). Sel T helper membantu memproduksi antibodi, mengaktifkan fungsi fagosit, dan mensekresi sitokin. Adapun sel T sitotoksik berperan sebagai efektor langsung untuk fagositosis.
Intinya peneliti menyatakan ekstrak tomat menstimulasi sistem imun seluler melalui beberapa cara seperti peningkatan proliferasi sel T dan peningkatan indeks fagositosis makrofag. Kandungan tomat yang berperan sebagai imunostimulan yakni likopen. Menurut dokter sekaligus dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, dr. Ari Udiyono, M.Kes, FIAS., meningkatkan sistem imunitas tidak hanya berfungsi sebagai perlindungan terhadap mikrob yang masuk dalam tubuh.
Hidup sehat
Peran lainnya yaitu memperbaiki jaringan tubuh yang rusak dan menjaga keseimbangan homeostatis. “Sistem imun meningkat dengan asupan yang baik dan pola hidup sehat,” kata alumnus Magister Kesehatan Universitas Airlangga, itu. Asupan atau nutrisi baik dalam bentuk makanan yang seimbang dan proporsional sesuai kebutuhan harian. Sebaiknya makanan juga mengandung vitamin (A, B, C, D, dan E) dan mineral (besi, seng, dan selenium) yang cukup.
Contohnya tomat yang mempunyai kandungan vitamin cukup banyak seperti A dan C serta aneka mineral. Pola hidup sehat pun sangat berguna meningkatkan sistem imunitas tubuh. Misal olahraga teratur, istirahat cukup, mampu mengelola stres, dan menghindari merokok. Swandari menyatakan, sumber pangan yang bersifat imunonutrien tidak diperoleh dari 1—2 jenis bahan makanan. Keberagaman makanan mutlak diperlukan demi meningkatkan daya tahan tubuh melawan penyakit. (Riefza Vebriansyah)