Durian-durian terbaik—daging buah tebal, warna kuning terang, manis, creamy—memenangi kontes di berbagai kota.
Trubus — Daging buah durian mentega kuning semu jingga—seperti tergambar pada namanya. Penampilan durian nomor 35 itu amat mentereng. Sudah begitu daging buah pun tebal. Tekstur daging buahnya lembut dengan rasa dominan manis dan creamy. Sederet keunggulan itu mengantarkan mentega menjadi yang terbaik saat Festival Durian Banten 2019 pada 12 Februari 2019. Pemilik durian mentega Eli asal Desa Kadukupa, Kecamatan Baros, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Juri terdiri atas Iwan Subakti dan Tatang Halim, keduanya dari Yayasan Durian Indonesia (YDI), serta Sigit Purwanto (komunitas Durian Traveler) menobatkan durian si pendul sebagai juara kedua. Durian milik Tohar asal Kecamatan Kaduhejo, Kabupaten Pandeglang, sebetulnya juga unggul. Dari segi nilai, peraih peringkat 3 besar sejatinya bersaing ketat. Itu terlihat dari selisih skor di antara ketiganya yang sangat tipis, yakni hanya terpaut 2—3 poin.
Serdadu
Adapun juara ketiga durian si ketan bayong milik Ajid asal Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang. Yang mengejutkan, juara ketiga adalah jenis durian berdaging putih. “Itu mungkin satu-satunya durian berdaging putih yang lolos peringkat tiga besar,” tutur Iwan. Ia menjelaskan, meski warna daging buah kurang atraktif, rasa daging buah tergolong istimewa, yakni sangat manis dengan sedikit pahit, tekstur daging buahnya lembut dan creamy.
Dalam peniliaian akhir, 24 durian lolos seleksi menyisihkan 36 peserta lain. Para juri menilai ke-24 buah itu secara lengkap, yaitu rasa seperti kadar manis, pahit, creamy, dan cita rasa unik. Juri juga menilai warna dan tekstur daging buah, seperti ketebalan daging buah, kandungan serat, dan kadar air. Untuk menilai berbagai kriteria penilaian itu tentu saja para juri harus menyantap minimal sepongge durian, bukan hanya secuil atau seujung sendok.
Menurut Ketua Yayasan Durian Indonesia (YDI), Adi Gunadi, selisih nilai yang tipis menunjukkan jika kualitas durian peserta kontes durian pada Festival Durian Banten ke-4 kali ini jauh lebih baik dibandingkan dengan ajang serupa sebelumnya. Pada ajang yang berlangsung di Kebun Hutan Kota Nancang, Kabupaten Serang, Banten, pada 12 Februari 2019 itu juga berlangsung kontes serdadu alias serba dari durian. Acara itu makin meriah dengan adanya makan bersama 2.000 buah durian gratis untuk para pengunjung.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M Tauchid, berharap Festival Durian Banten 2019 menjadi bukti Provinsi Banten sentra durian—dijuluki king of fruit alias raja buah— berkualitas. Apalagi di Banten ada lebih dari 500 daerah bernama depan kadu yang berarti durian. “Jangan sampai durian Banten hanya menjadi label sedangkan pasokan durian berasal dari daerah lain seperti Lampung, misalnya,” tutur Agus.
Sekretaris Dinas Pertanian Provinsi Banten, Asep Mulya Hidayat, juga berharap acara serupa menjadi agenda tahunan Provinsi Banten untuk menyeleksi durian berkualitas yang akan disertifikasi sebagai varietas unggul. “Hingga saat ini baru dua jenis durian asal Banten yang tersertifikasi, yaitu radio dan si seupah,” ujar Asep.
Puncak musim
Pada 2 Februari 2019 kontes durian yang tak kalah seru juga berlangsung di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Pada kontes itu durian si bolang MS menjadi juara di antara 47 peserta. Menurut juri dari Yayasan Durian Indonesia (YDI), Iwan Subakti, keunggulan si bolang dari rasanya yang dominan manis. Tekstur daging buah yang creamy meski daging buah tidak terlalu tebal. Warna daging buah juga istimewa yakni kuning mentereng.
Pada hari yang sama para juri juga berkunjung langsung ke lokasi pohon si bolang milik Diki Dasuki asal Desa Koranji, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang. Menurut si bolang MS berasal dari pohon berumur 20 tahun. “Yang tanam kakek saya dari bibit asal biji,” ujarnya. Saat berkunjung kebetulan ada 3 buah matang yang tersisa. Ketika dibelah ternyata penampilan daging buah si bolang sama dengan buah yang diikutkan kontes.
Begitu pula dengan rasanya. “Ini menjadi bukti kalau kualitas buah si bolang stabil dalam satu pohon. Soalnya ada juga durian yang kualitasnya berbeda meski berasal dari satu pohon,” ujar Iwan Subakti yang menjadi koordinator juri. Bupati Pandeglang, Irna Narulita, S.E., M.M., berharap juara kontes juga didaftarkan sebagai varietas unggul mengikuti jejak pendahulunya yaitu radio dan si seupah.
Februari 2019 menjadi puncak musim durian di Pulau Jawa. Itulah sebabnya hampir setiap pekan berlangsung kontes durian di berbagai daerah. Pada 1 Februari 2019, Karang Taruna Tunas Bhakti Desa Sukamaju, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, juga menggelar kontes durian bertajuk Festival Duren-Duren II Cikakak 2019. Kontes berlangsung di lapangan Hotel Grand Inna Samudera Beach, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Pada kontes itu durian vanesa milik Saeban asal Kecamatan Gandasoli, Kabupaten Sukabumi, menjadi juara. Menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi sekaligus juri, Sudrajat, durian vanesa unggul dari segi rasa yang sangat manis dan daging buah yang lembut meski berdaging putih. Durian si sultan membetot perhatian juri lantaran warna daging buahnya yang mencolok, yakni berwarna jingga.
Sayangnya rasa durian milik Hidayat asal Desa Sukamaju, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, itu kurang optimal, yakni hanya dominan manis dengan aroma durian mentah yang masih tercium. “Durian baru jatuh menjelang lomba. Kalau disimpan 2 hari lagi mungkin rasanya lebih optimal,” tutur Hidayat. Menurut panitia, Vega Sukma Yudha, acara Festival Duren-Duren II Cikakak 2019 dimeriahkan oleh lomba olahan durian dan aneka hiburan, seperti wayang golek.
“Para pengunjung juga bisa makan durian sepuasnya dengan hanya membayar Rp50.000,” tutur Vega. Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, mengapresiasi kepada panitia atas kesuksesannya menggelar festival durian. Ia berencana menggelar festival durian yang lebih besar lagi yakni Festival Durian Sukabumi pada tahun mendatang.
“Kualitas durian Kabupaten Sukabumi tidak kalah bersaing dengan durian dari daerah lain. Acara itu diharapkan juga dapat menyedot wisatawan dari beberapa daerah dan mancaegara,” tutur Hamami. (Imam Wiguna)