Beternak patin sangat menguntungkan. Syaratnya peternak harus cermat mengelola pakan agar laba optimal.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melarang impor filet patin melalui Peraturan Menteri (Permen) Kelautan dan Perikanan nomor 15 tahun 2011. Larangan impor itu menjadi peluang bagi para peternak patin di tanah air untuk mengisi kekosongan pasokan filet patin impor. Menurut peternak patin di Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kemat Kartodinomo, untuk membuat filet membutuhkan ikan patin berbobot 1 kg per ekor.
Untuk mencapai ukuran itu peternak harus membudidayakan patin selama 8 bulan bila benih berukuran 3 inci atau 7—8 cm. Menurut Kemat untuk membudidayakan patin Pangasius hypophthalmus selama itu perlu modal besar, terutama untuk biaya pakan. “Biaya pakan bisa mencapai 60—70% dari total biaya produksi,” ujar pemilik KK Fish Farm itu. Oleh sebab itu, peternak harus cermat mengatur pakan agar efisien dan tetap memenuhi kebutuhan nutrisi ikan.
“Jika pakan kurang, maka masa budidaya menjadi lebih lama karena pertumbuhan ikan menjadi lambat sehingga perputaran modal pun menjadi lambat pula,” tutur alumnus Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) itu. Kemat menuturkan salah satu strateginya adalah rutin mengecek pertumbuhan patin minimal sebulan sekali. Caranya dengan mengambil sample beberapa ekor ikan, lalu menimbangnya.
Selanjutnya peternak menghitung kebutuhan pakan ikan. “Kebutuhan pakan biasanya 4% dari bobot tubuh ikan setiap harinya,” kata Kemat. Misalnya jika bobot ikan 100 g per ekor dan populasi per kolam 1.000 ekor atau bobot total 100 kg, maka jumlah pakan yang diberikan 4 kg per hari. Jika bobot ikan naik menjadi 200 g, maka kebutuhan pakan menjadi 8 kg per hari. Begitu seterusnya. Dengan begitu diharapkan para peternak dapat meraup laba lebih optimal. (Imam Wiguna)
Asumsi
– Luas kolam 500 m². Kolam yang digunakan adalah kolam sewa.
– Populasi ikan patin yang ditebar 25.000 ekor.
– Benih patin yang digunakan berukuran 3 inci atau 7—8 cm per ekor.
– Masa budidaya 8 bulan.
