Friday, January 17, 2025

Lebih Hemat, Laba Lebih Besar

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus — Bagi pekebun, pola penjualan lengkeng secara langsung di kebun sangat menguntungkan. Sebab, mengurangi biaya panen, pemrosesan, dan pengemasan, yang rata-rata mencapai Rp5.000 per kg. Jika pekebun memanen 1 ton lengkeng, misalnya, maka menghemat Rp5 juta biaya panen hingga pengemasan. Menurut Unggul Suroso dari bagian riset dan pengembangan produksi Kebun Ngebruk PT Cengkeh Zanzibar, pekebun menghemat 4 komponen biaya.

Dengan konsep agrowisata, pekebun dapat menghemat biaya pascapanen seperti biaya panen dan pengemasan. (Dok. Plantera Fruit Paradise)

Penghematan itu berupa biaya untuk tenaga panen, pemrosesan (transportasi dari kebun ke tempat proses dan tenaga sortasi), pengemasan, dan pemasaran (transportasi dari tempat proses ke ritel dan kegiatan promosi). Unggul menghitung, jumlah biaya yang bisa dihemat mencapai Rp9.000 per kg atau 37,5% dari total biaya produksi yang mencapai Rp24.000 per kg.

Sutanta di Kabupaten Subang, Jawa Barat, juga lebih suka menjual lengkeng langsung ke kebun karena harga jualnya lebih tinggi sehingga lebih menguntungkan. Ia pernah menerima permintaan dari salah satu perusahaan ritel buah. Namun, ia menolak permintaan itu karena harga belinya yang rendah, yakni hanya Rp15.000 per kg. “Dengan harga segitu minta buah yang kualitas baik pula. Di kebun saya bisa menjual Rp35.000 per kg dan selalu habis,” ujarnya.

Menurut Prasetyo konsumen yang datang langsung ke kebun sangat membantu menyerap hasil panen. Pasalnya, pasar retail hanya menyerap sekitar 30—40% hasil panen. “Itu karena perusahaan retail hanya mau buah kualitas grade A,” ujar pria kelahiran Magelang itu. Konsumen langsung yang datang ke kebun membeli hasil panen tanpa meminta grade tertentu sehingga tak perlu melakukan sortasi. “Yang penting rasanya manis,” tambahnya.

Pada era digital, “kebutuhan” orang berswafoto atau selfi makin tinggi. Masyarakat dapat melampiaskan hasrat itu di kebun lengkeng yang tengah berbuah lebat. Mereka lantas mengunggah foto berbagai media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter. Unggahan foto itu sekaligus promosi terselubung kebun lengkeng. Itulah sebabnya pengunjung kebun lengkeng makin meningkat.

Selain itu banyak pengunjung yang tertarik mengebunkan lengkeng setelah melihat langsung hasil penjualan buah. Itulah sebabnya Mugi juga memperoleh pendapatan tambahan dari hasil penjualan bibit. Ibarat merengkuh sebuah dayung, maka dua tiga pulau pun terlampaui. Sekali beragrowisata lengkeng sejatinya pekebun banyak menghemat sekaligus mendongkrak laba. (Imam Wiguna)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

BPS Ungkap Data Perdagangan Durian Indonesia Sepanjang 2024

Trubus.id–Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, menyampaikan data terkait ekspor dan impor durian Indonesia pada ...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img