Trubus.id — Penyakit nekrosis hepatopankreas kerap menyerang udang vannamei. Serangan itu bisa berakibat fatal karena dapat mengakibatkan kematian massal pada udang. Biang kerok nekrosis hepatopankreas akut adalah bakteri Vibrio parahaemolyticus. Bakteri anggota famili Vibrionaceae itu mengandung dua gen beracun, yaitu Pir A dan Pir B yang menyasar hepatopankreas udang. Tingkat kerugian akibat serangannya mencapai 60%.
Dr. Sinung Rahardjo, ahli budidaya udang dari Sekolah Tinggi Perikanan, Pasarminggu, Jakarta Selatan, mengatakan, kehadiran bakteri Vibrio parahaemolyticus dapat berasal dari inang, patogen, dan lingkungan.
Penyebab lainnya adalah pH air yang rendah di bawah 7,5 dan pemberian pakan berlebih dapat memicu perkembangan bakteri. Nekrosis hepatopankreas akut tergolong penyakit baru yang diduga menjangkiti tambak udang di Indonesia.
Menurut Guno Gumelar, pembudidaya di Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP), para peternak udang dapat mencegah serangan penyakit itu dengan penambahan bakteri dengan konsep antiquorum sensing (AQS) seperti kombinasi Bacillus sp., Lactobacillus sp., dan Rhodobacter sp.
Quorum sensing merupakan sistem komunikasi bakteri yang mampu memantau kehadiran bakteri lain di sekitarnya dengan memproduksi dan merespons molekul sinyal yang dikenal dengan autoinducer.
Salah satu strategi antiquorum sensing yakni dengan mendegradasi molekul sinyal komunikasi sel bakteri (autoinduser). Penggunaan bakteri potensial sebagai AQS secara tunggal hasilnya cukup baik.
Lebih lanjut, Guno menyebut, kombinasi beberapa jenis bakteri akan lebih baik dengan peningkatan imunitas serta pertumbuhan yang lebih baik. Pengayaan pakan adalah strategi yang relatif mudah dengan memasukkan secara langsung aktivitas antimikroba alami ke dalam usus udang.
Strategi itu menjadi komponen penting dari strategi untuk mencegah AHPND. Pemilihan jenis ataupun kombinasi bakteri dalam pakan sangat penting dilakukan sejak awal. Peternak dapat memperoleh bakteri-bakteri itu di lokapasar dan penjual sarana perikanan. Harganya pun terjangkau.
Upaya pencegahan lain dengan menggunakan bakteri probiotik seperti Bacillus sp., Lactobacillus sp., dan Rhodobacter sp. Bakteri baik itu mampu mendesak keberadaan Vibrio penyebab nekrosis hepatopankreas akut pada pencernaan udang.
Ketiga probiotik itu menghancurkan genetik Vibrio parahaemolyticus. Populasi Vibrio dengan sifat patogen di pencernaan udang harus di bawah 10% dari total bakteri pada udang.
Bakteri probiotik itu sekaligus meningkatkan imunitas udang. Adapun cara pemberian bakteri probiotik dengan pemberian di media budidaya. Peternak juga dapat mencampurkan bakteri baik itu di pakan.
Larutkan 2 gram per kg bakteri probiotik pada pakan. Pencampuran pakan cukup 30 menit lalu berikan ke udang. Pengayaan pakan dengan bakteri dilakukan hingga panen sekitar 4 bulan setelah tebar.