Monday, January 20, 2025

Muhamad Reza Pahlevi: Jutawan Berkat Lele

Rekomendasi
- Advertisement -

Semula iseng, kini beromzet Rp100-juta setahun hasil ternak lele.

Trubus — Di kalangan rekan-rekannya, Muhamad Reza Pahlevi sohor dengan julukan juragan lele. Harap mafhum pemuda 29 tahun itu memasarkan hingga 1,9 ton lele per musim panen atau 60 hari. Dengan harga jual Rp27.000 per kg, pendapatannya Rp21 juta per musim. Mahasiswa pascasarjana Institut Pertanian Bogor itu memasarkan lele konsumsi dengan bobot 100—140 gram per ekor, sehat, berkualitas, dan ukuran tubuh proporsional.

Dari volume produksi itu, 70% untuk memasok konsumen langsung. Reza memenuhi permintaan warga di beberapa perumahan di Kabupaten Bogor seperti Pakuan Regency, Darmaga Regency, dan Ziara Valley—semua di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Reza mengantar langsung pesanan konsumen meski hanya 2—3 kg terdiri atas rata-rata 15—24 ekor. Jarak perumahan-perumahan itu dengan hunian Reza kira-kira 7 km.

Permintaan banyak

Budidaya lele dari bibit hingga siap panen di dalam drum terpisah berukuran 3 m x 4 m.

Pasokan 1,9 ton memang bukan semuanya dari kolam sendiri. Pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, itu hanya mengelola 10 kolam bundar di lahan 500 m². Diameter kolam 2 m dan tinggi 1,5 m. Di kolam itulah Reza menebarkan 2.000 bibit lele berukuran 3—4 cm. Sekitar 60 hari berselang, ia memanen rata-rata 200 kg lele dari sebuah kolam. Menurut Reza sintasan atau tingkat kelulusan hidup lele mencapai 85%.

Dari 300.000 benih yang ditebar sebanyak 250.000 ekor mampu bertahan. Tingginya sintasan itu karena Reza disiplin memberi pakan berupa pelet yang mengandung protein tinggi. Adapun rasio konversi pakan mencapai 1 : 1. Artinya untuk menghasilkan 1 kg lele ia menghabiskan 1 kg pakan. Harga pakan lele kini mencapai Rp 10.000 per kg.

Pasokan lain berasal dari 10 peternak mitra yang tersebar di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi, keduanya di Provinsi Jawa Barat. Seorang peternak rata-rata mengelola 3—5 kolam yang menghasilkan 120 kg per periode budidaya atau 60 hari. Pada akhir masa budidaya, Reza yang pernah tinggal di Amerika Serikat itu menampung semua hasil panen mereka. Produksi setiap kolam rata-rata 150 kg lele.

Agar produksi berkesinambungan, Reza mengatur penebaran benih lele, yakni satu kolam per 3.000 bibit. Pasokan hingga 1,9 ton lele per musim itu sejatinya belum mencukupi permintaan. “Permintaannya jauh lebih besar,” kata pria asal Aceh itu. Menurut Reza permintaan yang belum terlayani mencapai 4 ton. Itulah sebabnya ia menargetkan pada 2018 akan menambah jumlah kolam dan menghasilkan 50 ton lele per musim.

Pemuda 29 tahun itu memiliki puluhan indukan lele sangkuriang dan burma berbobot 250—270 g per ekor. Indukan itu terdiri atas 70 jantan dan 85 betina yang berumur 12—15 bulan. Keduanya lele “genjah” yang panen 60 hari setelah tebar. Di setiap kolam Reza mencampur 5 jantan dan 10 betina.

Dari indukan itu ia memanen 100.000 bibit lele per musim selama 60 hari. Indukan yang berkualitas menjadi kunci bisnis Reza. Itulah sebabnya Reza menjaga kualitas induk. Ia akan mengapkir indukan yang berumur lebih dari 12 bulan karena tidak produktif. Indukan lele idealnya berbobot 200—250 gram per ekor, tidak cacat, dan luka, serta lincah.

Hambatan

Muhamad Reza Pahlevi, memulai bisnis ternak lele dari bawah. Kini omzetnya setengah miliar dalam setahun.

Tidak hanya lele segar, Reza juga menjual lele olahan seperti lele asap. Produksinya memang masih terbatas, yakni 15—20 kg per minggu. Konsumen lele asap adalah kerabat dan tetangga di perumahannya. Menurut Reza pengasapan membuat lele mampu bertahan hingga 6 bulan. Inovasi itu sekaligus sebagai solusi ketika panen melimpah. Harga jual lele asap Rp16.000 per 500 g. Keruan saja berbisnis tak selamanya mulus.

Reza kerap kali menghadapi beragam hambatan. Lihat saja pada 2016 ketika rekan kerja di pasar tradisional di Kebayoranbaru, Jakarta Selatan, mencurangi Reza. Sang rekan tidak membayar lele titipan selama lima bulan sehingga Reza merugi Rp40-juta. Hambatan lain adalah kematian massal benih lele pada 2015. Ketika itu pertama kali pria yang gemar berolahraga itu memulai ternak lele. 50.000 ekor benih mati karena belum mengerti teknik budidaya yang tepat.

Pemuda 29 tahun itu berbisnis lele karena budidayanya lebih mudah, waktu panen juga lebih singkat. “Lele dapat dipanen setiap dua bulan sekali, sedangkan ikan jenis lain harus menunggu satu tahun,” ujarnya. Ia semula iseng beternak lele pada awal 2015. Mula-mula ia membesarka lele di 6 kolam bundar. Tiga bulan pembesaran, bobot lele mencapai 100—140 g per ekor.

Muhamad Reza
Pahlevi

Setelah mampu membesarkan ia pun mencari pasar. Peternak kelahiran Medan itu lalu mengemas lele dalam plastik transparan. Setiap kemasan berisi 6—8 ekor per kg. Ia menawarkan ikan konsumsi itu kepada pedagang sayuran yang datang ke rumah dengan harga Rp27.000 per kg. Pedagang diuntungkan karena tidak perlu repot antre di pasar. Selain itu lele lebih segar.

“Saya tidak menyangka ternyata kebutuhan lele sangat tinggi,” ujar alumnus Teknologi Pangan dan Gizi di Institut Pertanian Bogor itu. Selain itu, Reza juga menitipkan lele ke pedagang di pasar Kebayoran, Jakarta Selatan. Reza juga memanfaatkan aplikasi whats app dan website, inagrow.com sebagai alat promosi. Situs web itu mudah diakses oleh semua pengguna internet sehingga perkenalan lele menyentuh setiap lapisan masyarakat.

Berkaca dari sambutan hangat konsumen di sekitar rumah, pehobi olahraga itu memberanikan diri memperluas pasar. Ia menyasar beberapa perumahan di Darmaga, Kabupaten Bogor. Meskipun bisnis perikanan penuh risiko serta tanpa jaminan pendapatan rutin setiap bulan, Reza bergeming dan mantap pada pilihannya. Ia justru semakin bergairah beternak lele. Sebab, permintaan terus membubung. (Tiffani Dias Anggraeni)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Mengintip Durian Montong dari Sulawesi Tengah, Begini Keunggulannya

Trubus.id–Provinsi Sulawesi Tengah, salah satu sentra penghasil durian. Mayoritas jenis durian yang dibudidayakan adalah montong.  Kualitas durian montong asal Sulawesi...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img