Dua hambatan besar mengebunkan musang king, serangan kanker batang dan pecah buah. Terdapat beragam solusi untuk mengatasinya.
Sebuah lubang hitam muncul di batang durian. Dari lubang itu mengalir cairan yang menyebabkan area di sekitarnya basah. Ketika luka itu menyebar hingga separuh batang berdiameter 60 cm, produksi buah anjlok. Pohon durian musang king berumur 18 tahun itu hanya menghasilkan belasan buah pada 2015. Padahal, ketika pohon sentosa mampu menghasilkan 300 buah.
Anjloknya produksi buah musang king milik Ahin di Talunkenas, Kabupaten Deliserdang, Provinsi Sumatera Utara, itu akibat penyakit kanker batang. Hama penggerek batang juga kemudian datang. Akibatnya penyerapan nutrisi dari dalam tanah terganggu sehingga pohon menjadi “sakit” dan tidak mampu menghasilkan buah secara maksimal.
Momok kebun durian
Petani di Deliserdang Sumatera Utara, Antony Depari, Edy Kokindra, dan Ismail Ginting menyebut masalah terbesar dalam budidaya musang king adalah serangan kanker batang. Periset di Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu), Dr Panca Jarot Santoso, juga menyampaikan hal senada. Ia mengatakan bahwa musang king lebih rentan serangan penyakit tular tanah.
Celakanya, penyakit tular tanah itu kerap “berkolaborasi” dengan ulat penggerek batang dan kanker batang. Bila itu terjadi tanaman sulit diselamatkan. Josia Lazuardi yang mengebunkan musang king di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengatakan bahwa setiap varietas durian berisiko terkena penyakit kanker batang.
Oleh sebab itu untuk mencegahnya ia rutin menyemprotkan fungisida dan insektisida setiap bulan pada saat kemarau dan setiap dua pekan saat musim hujan. Pemasok buah yang kini juga berkebun musang king, Tatang Halim, mengatakan bahwa tanaman yang rusak akibat serangan kanker batang lantaran terlambat melakukan pencegahan.
Adapun peneliti musang king dari Malaysia, Dr Aziz Zakaria, mengatakan, di Malaysia musang king justru lebih tahan penyakit dibandingkan dengan varietas lain. Terbukti pohon induk tumbuh sehat hingga 180 tahun sebelum mati tersambar petir. Petani mencoba berbagai cara untuk menghindari serangannya. Tidak ingin berulang serangannya, Ismail Ginting menanam durian musang king hasil dari biji.
Setelah tinggi bibit mencapai 80–100 cm, ia menempelkan entres musang king atau varietas lain. Setelah kayu kedua bibit itu menyatu, 3 pekan kemudian ia membuka plastik pembebat. Alternatif lain untuk pengaman, ia memilih bibit berkaki ganda, misal tiga atau lima kaki. Bila satu batang terserang kanker, masih ada 2 kaki selamat. Agar tidak pincang, penyambungan kaki ke batang lain agak rendah sehingga ketika satu kaki terserang dan rusak, pohon tetap tegak.
Bila memanfaatkan bibit sambung tinggi (80 cm), daya adaptasi dengan lingkungan sudah baik. Lain dengan bibit sambung kaki ganda, menyebabkan bibit ringkih. Ia tidak tahan dengan panas pada musim kemarau. Untuk mengatasi, pekebun harus menyiapkan penaung setinggi 1 m.
Pecah buah
Kendala lain musang king adalah cita rasa buah yang beragam. Peneliti Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, di Solok, Sumatera Barat, Dr Panca Jarot Santoso SP MS, pernah mencicip musang king dari beberapa kebun di tanahair. Doktor Biologi alumnus Institut Teknologi Bandung itu menyimpulkan, rasa musang king dari setiap daerah tidak seragam. “Rasa buah dalam satu pohon pun berbeda-beda, hanya 10% yang berkualitas super,” tutu Panca.
Aral lain adalah pecah buah sehingga daya tahan singkat. Menurut Dr Mohammad Reza Tirtawinata dari Yayasan Durian Nusantara, musang king memiliki kelemahan daya tahan buah yang singkat. “Buah hanya tahan 2—3 hari setelah jatuh. Setelah itu daging buah berair dan rasanya menjadi hambar,” tutur Reza. Daya simpan yang singkat dapat merugikan pekebun jika kelak jumlah pasokan musang king melimpah.
Sebab, para petani akan kerepotan menjual hasil panen karena mesti segera terjual. Menurut peneliti musang king dari Malaysia, Dr Aziz Zakaria, kulit buah musang king memang cepat merekah, yaitu 2—3 hari setelah jatuh. Namun, hal itu tidak menjadi masalah bagi pekebun di Malaysia. Sebab, penggemar mengonsumsi durian dalam 24 jam setelah buah jatuh. Konsumen di Malaysia biasanya langsung mengonsumsi musang king di kedai.
Namun, pecah buah menjadi masalah jika akan diekspor. “Jika untuk ekspor durian dibekukan pada suhu -85°C,” ujar Aziz. Vendi Tri Suseno dari PT Laris Manis Utama mengatakan, untuk memperpanjang daya tahan buah, pada saat pengiriman dari Malaysia ke tanahair menggunakan angkutan berpendingin.
Pengiriman dari Malaysia ke Jakarta perlu waktu 3—4 hari. Setelah itu PT Laris Manis Utama mendistribusikan ke setiap gerai juga menggunakan kendaraan berpendingin dengan suhu 4°C. Vendi memajang musang king di rak berpendingin. “Dengan begitu buah bisa tahan 4—5 hari,” ujar Vendi. Haryanto dari pasar swalayan Hokky di Surabaya mengatakan, musang king tahan 3—5 hari di area pajang.
Untuk mengatasi daya tahan buah yang singkat, Haryanto segera membuka buah dan mengemas daging buah ketika durian mulai merekah. Setelah itu ia membekukan daging buah dalam kemasan. “Durian beku bisa tahan hingga 6 bulan,” ujar Haryanto. Dengan cara itu durian bisa tahan hingga musim musang king usai. Pada saat di luar musim itu Hokky menjual dengan harga lebih mahal, yaitu mencapai Rp600.000—Rp800.000 per kg. “Rasa daging buah beku tidak berubah,” ujar Haryanto. (Syah Angkasa/Peliput: Imam Wiguna)