Friday, June 13, 2025

Panen Kentang Tinggi Berkat Zink

Rekomendasi

Trubus.id—Hasil panen kentang di kebun milik Miftahul Huda mencapai 30 ton per hektare (ha) pada musim kemarau 2023. Lazimnya saat musim hujan produktivitas menurun hingga 25 ton per ha karena serangan penyakit. Menurut Huda hasil panen setiap tahun berbeda tergantung kondisi musim.

“Pada 2022 saat kemarau, produktivitas mencapai 32 ton per ha karena kemarau tidak begitu panjang. Saat musim hujan hanya 21 ton per ha karena curah hujan tinggi,” ujar petani di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, itu.

Hasil itu tetap tinggi dibandingkan dengan produktivitas kentang nasional 2023 yakni 19,63 ton per ha. Apa rahasia panen kentang milik Huda tetap tinggi? Ia menggunakan pupuk NPK Phonska Plus produksi PT Petrokimia Gresik yang ia kombinasikan dengan NPK Petro Ningrat sejak 2020.

Pada musim kemarau, ia memberikan 70% (700 kg) NPK Phonska Plus dan 30% (300 kg) NPK Petro Ningrat untuk sehektare lahan. Sementara pemupukan pada musim hujan meliputi 60% (600 kg) NPK Petro Ningrat dan 40% (400 kg) NPK Phonska Plus.

Tinggi zink

Pemupukan dengan mencampur keduanya dan menabur sebanyak 2 kali yakni 600 kg sebagai pupuk dasar dan 300—400 kg pupuk susulan pada 30 hari setelah tanam (HST). Huda juga mengaplikasikan NPK Phonska Plus dengan cara pengocoran pada 15 HST dan 35 HST.

Lazimnya dosis NPK Phonska Plus 1g/liter air. Saat pengocoran ia juga menambahkan asam humat dan agen hayati seperti Trichoderma sp. dan Bacillus sp. masing-masing ½ dari dosis NPK Phonska Plus.

“Pengocoran untuk mempercepat pemulihan tanaman,” kata pria berumur 37 tahun itu.

Misal pada 35 HST karena ada pembumbunan untuk menghindari stres. Ia juga memupuk daun menggunakan Phonska Oca Plus produksi PT Petrokimia Gresik.  Aplikasi foliar itu pada 25 HST atau 30 HST dengan konsentrasi sekitar 1,5 ml per liter.

“Foliar mengoptimalkan fotosintesis,” ujar alumnus Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), itu.

Huda memilih produk dari PT Petrokimia Gresik karena memiliki ragam keunggulan. Pupuk NPK Phonska Plus mengandung zink (Zn) 2.000 ppm dan sulfur (S) 9%. Pupuk itu berbentuk granula, berwarna putih, dan bersifat larut dalam air.

NPK Phonska Plus meningkatkan jumlah dan mutu hasil panen. “Sejak menggunakan NPK Phonska Plus membuat umbi kentang lebih berbobot, berwarna kuning, dan kulit kentang tebal sehingga saat perjalanan tidak mudah rusak,” ujar pemilik Nufid Fresh itu.

Harap mafhum Huda memasok kentang ke beberapa pasar swalayan di berbagai daerah seperti DKI Jakarta dan Bandung, Provinsi Jawa Barat, serta Surabaya (Provinsi Jawa Timur) untuk industri.

Saat musim kemarau Huda menghasilkan kentang dengan grade AL (1—3 butir per kg) hingga 30% dan saat musim hujan 10—15%. Persentase itu lebih tinggi daripada kentang grade reguler (9—15 butir per kg).

“Selisih harga per setiap grade 10%,” ujar penangkar benih (PB) Nufid Tani itu.

Ia menuturkan, Dieng salah satu daerah endemik organisme pengganggu tanaman (OPT) kentang. Yang kerap menyerang kentang yakni busuk daun, bercak kering, dan layu. Oleh karena itu, ia menggunakan fungisida salah satunya berbahan aktif mancozeb.

Menguntungkan

Sementara insektisida untuk hama seperti trip, kutu, dan ulat. Perawatan lainnya berupa penyiangan gulma menjelang pembumbunan dan panen. Ia menyemprotkan herbisida kontak.

Huda juga mengikat tanaman pada ajir mulai dari 40—50 HST agar tanaman tidak loyo dan roboh. Berkat perawatan intensif panen menjulang dan kentang berkualitas. Penggunaan pupuk dari PT Petrokimia Gresik menjadi harapan bagi Huda.

Pasalnya pada 2014 ia hanya memanen 20 ton kentang per ha. “Padahal pada 2011 produktivitas kentang bisa 25—30 ton per ha,” ujar petani kentang sejak 2011 itu.

Ia menduga penurunan hasil panen itu akibat produktivitas tanah yang semakin berkurang. Hasil panen kembali meningkat pada 2016 yakni mencapai 27 ton per ha berkat menggunakan pupuk NPK Kebomas yang juga produk dari PT Petrokimia Gresik.

Panen kian melambung sejak Huda menggunakan NPK Phonska Plus pada 2020. Menurut Huda PT Petrokimia Gresik turut andil meningkatkan produksi ketang. Tidak hanya sekadar menjual pupuk.

“Misal dengan menghadirkan mobil uji tanah yang membantu petani menganalisis tingkat kesuburan tanah dan memudahkan petani untuk mengetahui kebutuhan nutrisi tanaman,” kata Huda. 

Ia menuturkan, total biaya produksi termasuk sewa lahan untuk budidaya kentang mencapai Rp160 juta per ha dengan biaya pemupukan sekitar 10% dari biaya produksi. Saat musim kemarau ia masih dapat meraup keuntungan 50—100% dari modal.

 “Keuntungan itu juga dapat menutupi jika saat musim hujan terjadi kerugian,” ujar Huda.

Ia berharap para petani kentang juga dapat memupuk tanaman itu dengan tepat jenis, dosis, dan waktu. “Ini terkait mindset petani. Intinya beli pupuk nonsubsidi memang mahal, tetapi akan lebih ekonomis karena produktivitas meningkat,” ujar Huda. (Widi Tria Erliana)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Tuna Kaleng dari Bitung Tembus Pasar Amerika dan Belanda

Trubus.id - Komitmen mendorong ekspor produk perikanan terus diperkuat. Bea Cukai Bitung mengawal pelepasan ekspor perdana tuna kaleng milik...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img