Friday, January 24, 2025

Patin Tanpa Bau Lumpur

Rekomendasi
- Advertisement -

Manajemen budidaya seperti air dan pakan berkualitas menentukan mutu patin.

Nursidik senang 11 ton patin hasil panen pada Juni—Juli 2018 dari kolamnya masuk pabrik filet. Artinya Pangasius hypophthalmus milik warga Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, itu tidak berbau lumpur, berdaging relatif putih, dan berbobot 0,6—1,2 kg. Pabrik filet memang menghendaki patin berkriteria tersebut. Padahal boleh dibilang Nursidik pembudidaya patin anyar karena mulai beternak sejak 2016.

Artinya menghasilkan sutchi catfish—sebutan patin siam di Inggris—bisa dilakukan bahkan untuk peternak baru. Selama ini banyak orang mengeluhkan patin bau lumpur. Nursidik mengatakan manajemen air salah satu kunci sukses menghasilkan patin bermutu prima. Oleh karena itu, ia selalu memasukkan air baru setiap hari selama 1—2 jam sambil memberi pakan.

Benih patin berukuran 10 cm, umur 1,5 bulan. Pastikan kualitas benih terjamin dan sehat untuk menghasilkan patin bermutu prima.

Tujuannya agar ikan aktif bergerak sambil menyantap pakan. Setiap 5—7 hari ia juga mengurangi air hingga setengah kolam. Pengurangan air itu tergantung dari nafsu makan ikan. Jika nafsu makan ikan bagus—agresif menyambar pakan—pengurangan air belum perlu. Namun, jika banyak pakan mengambang dan ikan tidak muncul ke permukaan saat pemberian pakan, pengurangan air hingga setengah kolam sebuah keharusan.

Daun kayumanis

Menurut ahli patin program Sustainable Market Access Through Responsible Trading of Fish (SMART-Fish) Indonesia, Imza Hermawan, budidaya patin di Tulungagung menggunakan air tanah yang dirawat dengan baik. “Pembudidaya di Tulungagung rajin mengurus kolam sehingga daging patin yang dihasilkan lebih enak,” kata Imza. Menurut Imza ikutilah cara budidaya yang baik agar patin tidak berbau lumpur.

Kepadatan ikan yang diintroduksi ke Indonesia pada 1972 itu sekitar 20 ekor per m³. Pastikan juga kadar amonia tidak melebihi ambang batas. Peneliti patin di Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Jadmiko Darmawan Widi Prasetiya, S.Pi., mengatakan, bau lumpur pada patin terjadi karena efek kualitas air yang menurun sehingga tumbuh plankton tertentu yang salah satunya bergenus Oscilatoria.

“Plankton itu menghasilkan senyawa geosmin sehingga muncul bau lumpur,” kata Jadmiko. Aktivitas budidaya yang dilakukan Nursidik sudah tepat dan lebih bagus lagi jika dilakukan secara kontinu. Yang paling penting pastikan kondisi air maksimal menjelang panen. Oleh karena itu, ada petani yang mengganti air rutin sebulan menjelang panen. Sementara cara menghasilkan daging patin putih terutama berasal dari genetik patin.

Penambahan 1% daun kayumanis pada pakan meningkatkan kualitas patin. Kadar lemak turun signifikan dan daging ikan makin padat.

Pasupati patin berdaging putih hasil persilangan jambal dan siam. Direktur Pemasaran Pakan PT Central Proteina Prima Tbk (CP Prima), Hendri Laiman, mengatakan perusahaannya memproduksi pakan patin khusus untuk membuat daging ikan putih. Pakan itu telah teruji di lapangan dan para peternak mitra CP Prima menggunakan pakan itu. Alternatif lain meningkatkan kualitas patin adalah memberikan daun kayumanis.

Dr. Ir. Mia Setiawati, M.Si., dan rekan dari Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor (IPB), membuktikan daun kayumanis meningkatkan kualitas patin. Mia dan tim memelihara 40 patin berbobot sekitar 7 g yang terbagi ke dalam 4 akuarium berukuran 50 cm x 40 cm x 35 cm. Artinya terdapat 10 patin di setiap akuarium yang dipelihara 30 hari bersistem resirkulasi dan diaerasi 24 jam.

Daging padat

Setiap akuarium mendapatkan perlakuan berbeda. Akuarium pertama sebagai kontrol tanpa penambahan tepung daun kayumanis. Sementara akuarium kedua, ketiga, dan keempat secara berurutan mendapatkan penambahan 0,5%, 1%, dan 1,5% tepung daun kayumanis. Hasil riset itu mengungkapkan pemberian pakan dengan penambahan 1% daun kayumanis meningkatkan bobot patin hingga 83%.

Selain itu tekstur daging patin dengan penambahan 1% daun kayumanis Cinnamomun burmannii agak padat. Itu berhubungan dengan penurunan lemak hingga 30% dalam patin yang mendapatkan tambahan daun kayumanis. Peneliti menduga zat aktif dalam daun kayumanis menghambat pembentukan deposit utama lemak dalam jaringan tubuh ikan (triasilgliserol).

Penggunaan pakan berkualitas mempengaruhi warna daging patin.

Kemungkinan patin menggunakan lemak itu sebagai sumber energi. Dampaknya perombakan protein sebagai sumber energi berkurang sehingga kadar protein patin yang diberi pakan berisi daun kayu manis meningkat hingga 1,25 kali dibandingkan dengan kelompok kontrol. Mia mengatakan dalam waktu dekat pembudidaya patin di Jambi bakal menggunakan pakan berbahan daun kayumanis itu. Pastikan air dan pakan berkualitas bagus, maka patin bermutu prima pun didapat. (Riefza Vebriansyah)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Aplikasi Anyar Pendeteksi Varietas Cabai

Trubus.id–Tim peneliti di Pusat Riset Sain Data dan Informasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Balai Pengujian Standar...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img