Saturday, October 5, 2024

Pekebun Kopi Robusta di Banjarnegara Terapkan Budi daya Organik

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id–Pekebun di Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah Muhammad Fajri budi daya kopi robusta secara organik. Ia bergabung dengan Kelompok Tani (Poktan) Sido Makmur yang menerapkan sistem pertanian organik sesuai Standar Nasional Indonesia  (SNI) 6729:2016.

Poktan Sido Makmur mengelola  lahan robusta sekitar 20 hektare (ha). Fajri sendiri mengebunkan kopi di lahan 2 ha. “Kopi organik itu bukan klaim sepihak, tetapi dibuktikan dengan sertifikat. Misalnya melalui sertifikat organik dari Indonesia Organic Farming Certification (Inofice),” kata Fajri.

Fajri ratarata menjual 500 kg kopi beras (green beans) per tahun. Kopi robusta yang tumbuh di ketinggian 400—800 meter di atas permukaan laut (m dpl) itu menggunakan nutrisi dari pupuk kompos kotoran kambing dan limbah kulit kopi terfermentasi.

Ia mengatakan setiap rumah warga ratrata memiliki kambing. Itulah sebabnya kotoran kambing menjadi pilihan untuk bahan pupuk. Fajri juga memanfaatkan limbah kaskara atau kulit kopi yang selama ini sering terbuang.

Fajri memberikan 2 kg pupuk kompos per tanaman sekali setahun. Ia juga rajin memangkas tanaman yang terlalu rimbun karena menjadi sarang penyakit dengan iklim mikro yang terlalu lembap. Ia juga rutin menyemprotkan pestisida nabati setiap 2 bulan sekali.

“Terutama setelah panen biasanya banyak tanaman yang terkena penyakit karat daun,” ujar Fajri.

Pestisida nabati itu terbuat dari campuran ragam tanaman seperti daun serai, jahe, dan biji mimba. Hancurkan seluruh bahan dan fermentasi selama 15 hari. Setelah itu ia menyaring dan menambah air bersih, menganduk rata, dan menyemprotkan.

Hama kopi robusta

Menurut Fajri hama yang kerap menyerang yakni penggerek batang dan buah. Ia mengatasi itu dengan perangkap feromon berbahan aktif hypotan, aceton, dan methanol. Ia menggunakan jasa cendawan Beauveria bassiana  yang berperan sebagain agen pengendali hayati hama PBKo.

Aplikasi cendawan Beauveria bassiana   itu saat buah masih muda. Kebutuhan untuk sehektare lahan kebun yakni 2,5 kg media biakan Beauveria bassiana. Dari jumlah itu dapat digunakan selama 3 kali aplikasi per musim panen.

Fajri menyemprotkannya saat sore dengan arah semprotan dari bawah daun. Ia menerapkan semua itu setelah mendapatkan pelatihan dalam rangka pengabdian masyarakat Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman yang dipimpin Ahadiyat Yugi Rahayu, S.P., M.Si., D.Tech.S.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Potensi Keong Darat dan Upaya Budi daya Berkelanjutan

Trubus.id—Keong darat berpotensi sebagai sumber daya untuk produk kosmetik. Menangkap peluang itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img