Trubus.id–Irama lagu dan volume kicauan burung murai batu selama kontes menjadi salah satu penilaian juri. Menurut juri asal Sukabumi, Jawa Barat, Ujang Basir, kriteria penilaian meliputi irama lagu, volume, dan minus suara mati.
Suara mati adalah suara yang keluar dari burung yang tak sempurna. Indikatornya burung banyak mengulang irama. Sementara kriteria penilaian lovebird berupa durasi kicauan.
“Durasi kicau 0—3 detik poinnya bendera kuning, 3—6 detik bendera biru, 7 detik ke atas dapat bendera merah,” kata Ujang.
Menurut pehobi murai batu Anom Sudrajat, tidak ada perawatan khusus menjelang kontes. “Perawatan rutin setiap hari yang menunjang performa,” kata Sudrajat. Pria asal Mampangprapatan, Jakarta Selatan, itu memberikan pakan berupa jangkrik 3 kali sehari pada pagi, siang, dan sore.
“Tidak diberi pakan voer, hanya jangkrik 7—10 ekor per sekali makan,” katanya. Pakan tambahan kroto diberikan 2 kali sepekan untuk menunjang performa.
Adapun pehobi lovebird Galih Brahmadyo, menuturkan salah satu rahasia juara karena pemberian jagung pipilan menjelang kontes. Ia lazimnya memberikan rata-rata 10—15 butir menjelang turun kontes.
Menurut Galih jagung memberikan stamina sehingga klangenannya optimal selama kontes. Pakan setiap hari hanya milet putih.