Trubus.id—Bobot badan ideal kerap didamba-damba. Salah satu makanan yang berpotensi menurunkan bobot badan yakni buncis. Herbalis di Bogor, Jawa Barat, Valentina Indrajati Valentina meresepkan ramuan herbal langsing berisi biji buncis Phaseolus vulgaris, daun jati belanda Guazuma ulmifolia, daun jati cina Senna alexandrina, dan kulit batang pulosari Alyxia reindwardtii. Semua herbal dalam bentuk serbuk.
Valentina mencampur beragam herbal itu dan mengemas dalam sebuah kantung plastik transparan. Sebuah kemasan berbobot 30 g untuk sekali perebusan. Cara mengolah ramuan herbal langsing itu sederhana. Rebus herbal pelangsing itu hingga mendidih, menyaring, lalu meminumnya 3 kali sehari.
Xiangming Wu MD dan rekan dari Nuote Nutrition Center Zhejiang University, Hangzhou, Cina mengungkap khasiat buncis untuk menurunkan bobot tubuh. Peneliti melibatkan 101 sukarelawan berumur 20— 50 tahun dengan indeks massa tubuh (IMT) 25—40. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) IMT 25—30 tergolong gemuk dan di atas 30 termasuk obesitas.
Peneliti membagi objek penelitian menjadi kelompok uji dan kontrol. Kelompok uji terdiri atas 51 orang yang mengonsumsi dan rekan dari dell’Universita Cattolica di Roma, Italia. Leonardo melibatkan 59 responden yang terbagi 2 kelompok.
Kelompok pertama terdiri atas 30 sukarelawan, sedangkan 29 sukarelawan tergabung ke dalam kelompok kontrol. Setiap hari masing-masing kelompok mengonsumsi makanan kaya karbohidrat yang mengandung 2.000—2.200 kalori selama 30 hari dan kapsul berisi 445 mg ekstrak buncis.
Hasilnya bobot tubuh sukarelawan kelompok kontrol meningkat, sedangkan bobot tubuh kelompok uji menurun hingga 3 kg. Penelitian Xiangming dan Leonardo juga diperkuat dengan 6 penelitian lain yang hasilnya serupa.
Bagaimana mekanisme ekstrak buncis menurunkan bobot tubuh? Penelitian yang termaktub dalam The Journal of Applied Research itu menyebutkan ekstrak common bean menghambat aktivitas enzim alfa amilase.
Enzim itu berperan merombak karbohidrat menjadi gula sederhana seperti glukosa sehingga bisa diserap tubuh. Glukosa inilah yang digunakan untuk membentuk energi. Glukosa disimpan sebagai glikogen di hati atau lemak di jaringan adiposajika tidak digunakan.
Namun, karena kerja alfa amilase dihambat, maka pemecahan karbohidrat tidak terjadi sehingga tidak terbentuk lemak di tubuh. Obesitas terjadi karena jumlah energi yang masuk lebih banyak daripada energi yang dikeluarkan sehingga terjadi kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak.
Asupan energi tinggi berasal dari konsumsi makanan yang berlebihan, sedangkan keluaran energi sedikit karena rendahnya metabolsime tubuh dan aktivitas fisik. Faktor pemicu obesitas terbagi dua yaitu endogen dan eksogen. Faktor endogen misalnya genetik atau keturunan.
Jika kedua orang tua gemuk, maka 80% kemungkinan anak jadi gemuk. Namun, jika salah satu orang tua gemuk, persentase anak menjadi gemuk lebih sedikit yakni 40%. Sementara perilaku makan, aktivitas fisik, psikologis, dan sosial ekonomi termasuk faktor eksogen.