Tuesday, March 4, 2025

Sekolam Dua Jenis Ikan

Rekomendasi

Banyak kelebihan mencampurkan ikan mas dan ikan dewa di satu kolam.

Polikultur cocok dilakukan pada segmen
pembesaran ikan dewa yang bermodal relatif
besar. (Dok. Trubus)

Trubus — Peternak memelihara ikan dewa berbobot 200 g selama setahun demi mendapatkan ikan siap konsumsi berbobot sekitar 1 kg. Itu menjadi tantangan para pembudidaya di segmen pembesaran. Harap mafhum mereka belum terbiasa memelihara ikan dalam waktu lama seperti pada budidaya ikan dewa. Selain itu, para peternak juga mesti menyediakan modal dan sabar lantaran masa pembesaran yang relatif lama.

Bandingkan dengan membudidayakan ikan mas yang dapat dipanen 3—4 bulan. Dukungan finansial mesti memadai karena ikan dewa boros pakan. Peternak ikan dewa di Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Endang Mumuh, mengatakan rasio konversi pakan atau food convertion ratio (FCR) mencapai 5. Dengan kata lain pemberian 5 kg pakan menghasilkan ikan dewa berbobot 1 kg.

Atasi stres

FCR ikan dewa jauh lebih tinggi ketimbang ikan mas yang hanya 1,5. Jika harga pakan Rp8.500 per kg, peternak mesti merogoh kocek Rp42.500 untuk biaya pakan per ekor. Makin banyak ikan dewa yang dipelihara kian tinggi biaya pakan. Meski begitu Endang tetap mengantongi laba karena harga jual ikan premimum minimal Rp800.000 per kg. Oleh karena itu, peternak dapat menerapkan polikultur.

Peneliti ikan dewa di Balai Riset Penelitian Budidaya Air Tawar dan Penyuluh Perikanan (BRPBATPP) Bogor, Jawa Barat, Otong Zenal Arifin, M.Si, mengatakan, budidaya ikan dewa bisa dicampur dengan ikan mas dalam satu kolam. Ikan mas Cyprinus carpio pilihan pas pendamping ikan dewa dalam kolam. Menurut peternak ikan dewa asal Bandung, Jawa Barat, Ir. Setra Yuhana, M.M., kehadiran ikan mas membuat ikan dewa lebih jinak dan tidak mudah stres.

Ikan dewa cenderung agresif, kerap meloncat, dan menabrak apa saja jika pemeliharaan secara monokultur. Dampaknya tingkat kerusakan relatif tinggi ketika panen. Tentu saja itu mengurangi nilai ekonomi ikan dewa. Harap mafhum saat ini ikan dewa dibeli dalam keadaan hidup dan dipajang dalam akuarium sehingga penampilannya mesti mulus. Adanya ikan mas dalam kolam juga mendorong ikan dewa untuk memakan pakan.

Ir. Setra Yuhana, M.M., membudidayakan ikan dewa bersamaan dengan ikan mas dan nilem. (DOk. Setra Yuhana)

“Ikan dewa cenderung malas makan jika monokultur,” kata Setra yang menjabat sebagai Ketua Perkumpulan Pengusaha Ikan Mahseer Indonesia (PPIMI). Bahkan Setra juga memelihara nilem di dalam kolam. Tujuannya agar nilem membersihkan lumut dan sampah organik dalam kolam. Jadi ada 3 jenis ikan dalam kolam Setra. Komposisinya 70% ikan dewa, 20% ikan mas, dan 10% nilem.

Dengan cara itu kesehhatan ikan cenderung lebih baik dan tingkat kematian relatif rendah. Kolam milik Setra memang menganut asas sesuai dengan alam. Itu karena di habitat aslinya ikan dewa hidup berdampingan dengan ikan lain. Nila dan gurami kurang cocok sekolam dengan ikan dewa karena memiliki duri tajam sehingga khawatir melukai ikan dewa ketika panen.

Intinya pemilihan ikan mas menekankan aspek keselamatan pemeliharaan ikan dewa. Otong menyarankan perbandingan ikan mas dan dewa 2:1. Jika kolam berisi 750 ikan, di dalamnya ada 500 ikan mas dan 250 ikan dewa. “Sekilas ikan dewa menjadi pelengkap, tapi secara nilai menjadi utama,” kata Otong. Ikan mas bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menopang usaha budidaya ikan dewa. Empat kali pemanenan ikan mas tidak membuat ikan dewa stres.

Multiple cropping

Peneliti ikan dewa dari BRBATPP Bogor, Drs. Jojo Subagja, M.Si. (kanan), dan Otong Zenal Arifin, M.Si.

Peneliti ikan dewa lainnya di BRPBATPP Bogor, Drs. Jojo Subagja, M.Si, menuturkan penyebab ikan stres antara lain penangkapan yang kurang hati-hati dan air kolam yang terlalu banyak dibuang ketika panen. Sejatinya ikan dewa hasil domestikasi sudah beradaptasi dengan perawatan (handling) sehingga tidak mudah stres. Berbeda dengan ikan hasil tangkapan langsung dari perairan yang rentan stres.

Cirinya jika ikan “mogok” makan sekitar 2 pekan setelah adanya panen atau penangkapan. Jadi, saat panen ikan mas di kolam polikultur, hindari membuang air kolam terlalu banyak. Lalu tangkap ikan dewa menggunakan jaring berbahan halus agar tubuhnya tidak terluka. Pindahkan ikan dewa ke kolam lain yang lokasinya relatif dekat dengan kolam sebelumnya.

Setelah itu, pembudidaya bisa memasukkan bibit ikan mas di kolam baru yang berisi ikan dewa. “Cara lain pindahkan ikan dewa ke dalam kolam yang masih ada ikan mas,” kata Jojo. Otong menuturkan sebaiknya puasakan ikan sehari sebelum panen untuk mengurangi stres. Pilihan lainnya panen ikan saat pagi karena suhu masih relatif dingin dan panen bertahap.

Jojo menganjurkan polikultur menjadi sistem usaha dengan teknik multiple cropping. Konsep itu berlaku jika pembudidaya memiliki lebih dari 2 kolam. Misal ada 10 kolam, maka 7 kolam berisi ikan mas dan 3 kolam untuk ikan dewa. Teknik multiple cropping memungkinkan peternak bebas memilih jenis ikan konsumsi lain pendamping ikan dewa. (Riefza Vebriansyah)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Inovasi Olahan Rumput Laut, Mi Hingga Agar Strip

Trubus.id–Usup Supriatna berhasil mengolah rumput laut menjadi produk inovatif berupa mi rumput laut dan agar strip. Mi rumput laut...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img