Trubus.id—Menanam cabai pada musim hujan? Jika menerapkan pola budidaya tepat, pekebun tetap dapat meraup untung. Guyuran hujan terus-menerus membuat kelembapan udara dan tanah di sekitar tanaman tinggi.
Itu memicu berkembangnya bakteri dan cendawan seperti penyakit antraknosa, bercak bakteri, layu fusarium, busuk phytophthora, bercak daun, dan rebah batang. Oleh karena itu tanaman perlu perlindungan ekstra untuk menangkal serangan bertubi-tubi dari cendawan dan bakteri pada musim hujan.
Menurut pekebun cabai di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Ahmad Sibli Zamzami, pada awal tanam, sebaiknya hindari penggunaan pupuk NPK dengan kandungan nitrogen (N) tinggi. Tujuannya untuk memperkuat jaringan tanaman.
Menurut Ahmad nitrogen tinggi membuat tanaman tumbuh bongsor, tapi dinding sel tipis dan jaringan tanaman lemah. Jaringan yang lemah membuat cendawan dan bakteri gampang menyerang.
Lagi pula, “Air hujan banyak melarutkan nitrogen dari udara, makanya pasokan nitrogen sebaiknya diminimalisir,” kata Sudadi Ahmad, konsultan pertanian di Yogyakarta.
Solusinya adalah pilih pupuk yang mampu menyediakan nutrisi sekaligus meningkatkan ketahanan tanaman. Contoh penggunaan pupuk tunggal. SP 36 untuk memasok fosfor (P) dan KCl sebagai sumber kalium (K). Keduanya diberikan sebagai pupuk kocor. Frekuensi pemberian pupuk kocor setiap 5 hari sejak 5 hari pascatanam hingga 35 hari pascatanam.
Pupuk organik cair disemprotkan seminggu sekali. Pada masa vegetatif itu tanaman memang tak sebongsor cabai di lahan tetangga yang menggunakan nitrogen tinggi. Tanaman tampak kurus dengan ukuran daun agak kecil. Meskipun kurus, cabai itu berhasil melalui masa rawan.
Cabai sangat rentan terserang serangga penusuk dan pengisap daun, penyakit bercak alternaria, dan phytophthora pada fase vegetatif sebelum umur 50 hari. Namun, perlahan-lahan tanaman menunjukkan ketangguhannya.
Apalagi ketika diberi tamabahan 1 sendok makan NPK untuk setiap tanaman pada hari ke-50. Itu sebagai sumber nutrisi saat tanaman mulai berbuah pada umur 60 hari. Penyemprotan pupuk organik cair sepekan sekali tetap dilakukan sampai panen selesai.
Pupuk organik cair memasok sumber hara makro dan mikro secara lengkap dan bisa langsung diserap melalui daun atau akar. Perawatan intensif pada musim hujan membuat biaya produksi meningkat hingga 65%.
Toh itu tertutupi dengan tambahan pendapatan karena lonjakan harga cabai hingga 2 kali lipat. Oleh karena itu pekebun perlu melakukan analisis permintaan dan penawaran untuk memprediksi pasar dan musim agar tak rugi.