Trubus.id—Stevia unggul menjadi incaran para pekebun. Misalnya varietas stevia Cibodas Manis 3 atau lebih sohor dengan sebutan CM-3. Pekebun dapat memanen 3,6—7,2 ton daun stevia kering dari lahan seluas 1 hektare (ha) dengan budidaya monokultur setiap tahun.
Lazimnya varietas lain hanya 3—6 ton per tahun. Menurut Pekebun stevia di Desa Cibodas, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Ayi Rohmat interval panen CM-3 relatif cepat.
Pasalnya, stevia CM-3 panen perdana 1 bulan setelah tanam (bst). Stevia jenis lain siap panen pada umur 2 bulan. Selain itu, umur produktif stevia CM-3 pun relatif panjang.
Berdasarkan pengalaman Ayi, produksi stevia CM-3 relatif stabil hingga 4 tahun penanaman. Padahal, pekebun stevia lain mesti meremajakan tanaman ketika berumur 2 tahun. Kelebihan lain CM-3 adalah berkadar rebausida-A relatif tinggi.
Stevia CM-3 cocok ditanam di ketinggian 1.000—1.200 meter di atas permukaan laut ( m dpl) dan tersedia air.
Rebaudiosida-A merupakan senyawa yang membuat stevia mengeluarkan rasa manis. Kian tinggi kadarnya makin manis stevia. Pembina Kelompok Tani Mulyasari Cibodas, Busono Edi Setiawan S.Si., menuturkan kadar rebausida-A stevia CM-3 mencapai 60—70%.
“Artinya CM-3 memenuhi standar sebagai bahan makanan dan minuman,” ujar Edi.
Pasar menghendaki kadar rebausida-A di atas 40%. Sementara varietas stevia yang selama ini ada hanya berkadar 20—30%. Sehingga stevia CM-3 dapat menjadi pilihan para pekebun.
Stevia varietas unggul itu dirilis pada Juli 2013 oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Peluncuran varietas stevia baru salah satu program Pemerintah Kabupaten Bandung untuk meningkatkan produksi stevia nasional.
Berdasarkan pengalaman Kelompok Tani Mulyasari Cibodas, tanaman CM-3 yang terserang layu pucuk tidak lebih dari 10%. Itu salah satu bukti CM-3 varietas stevia unggulan.
Tiga keunggulan lain adalah genjah, produksi tinggi, dan berkadar rebausida-A hingga 70%.
