
Konsumsi 2 gelas teh hijau sehari membantu mengatasi derita hipertiroid.
Betty B Sartono merasakan penderitaan berkepanjangan. Ia merasakan badannya lemas, nafsu makan hilang, napas pendek, dan rasa sakit di leher. Ketika meraba ia menemukan benjolan sebesar kelereng di kanan dan kiri leher bagian depan. Karena kejadian selalu berulang maka ia pun memberanikan untuk memeriksakan diri ke dokter. Dokter menyarankan ibu 2 putra itu untuk melakukan pemeriksaan laboratorium.
Dari serangkaian pengujian di laboratorium, dokter mendiagnosis Betty menderita hipertiroid. Penyakit itu memang hanya bisa disembuhkan dengan tindakan operasi. Lantaran ragu-ragu ia pun mencari pendapat dokter lain. Namun, dari 5 dokter yang ia kunjungi hasilnya sama. Beberapa teman menyarankan untuk menolak operasi lantaran risikonya terlalu tinggi. Bila operasi gagal, berisiko merusak pita suara yang berdekatan dengan kelenjar tiroid.

Autoimun
Menurut dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Sardjito, Yogyakarta, Prof. Dr. dr. Nyoman Kertia, Sp.PD., KR, gangguan pada kelenjar tiroid menyebabkan produksi hormon tiroksin menurun (hipotiroid) atau berlebih (hipertiroid). Penyebab hipertiroid biasanya akibat penyakit autoimun. Pada kondisi itu sistem kekebalan tubuh menghasilkan protein thyroid stimulating immunoglobulin (TSI). Protein itu merangsang kelenjar tiroid memproduksi hormon sehingga jumlahnya berlebih. Akibatnya metabolisme tubuh meningkat.
Menurut Nyoman operasi merupakan alternatif penyembuhan penderita hipertiroid dan hipotiroid. Pada kasus hipertiroid dilakukan operasi pemotongan kelenjar tiroid. Cara itu dapat menyembuhkan 100%. Namun, jika terjadi kesalahan dalam operasi bisa mengakibatkan krisis tiroid. Produksi hormon tiroksin justru meningkat sehingga membahayakan tubuh.
Selain alasan itu alasan finansial menjadi pertimbangan lainnya. Pada 1998 biaya Rp5 juta jumlah besar untuk uang muka operasi di rumah sakit. Karena tidak segera diatasi, kondisi kesehatan Betty makin menurun. Ia hanya dapat terbaring di kediamannya di Kelurahan Joglo, Kembangan, Jakarta Barat. Ketika kondisinya makin melemah ia menghubungi adiknya di Bandung juga ahli dalam pengobatan tradisional, Evy B Sartono. Oleh sang adik Betty diajak tinggal di Bandung untuk dirawat sementara.

Tiba di Bandung, perempuan 71 tahun itu harus dipapah dari taksi untuk masuk ke rumah karena kondisi badannya yang sangat lemah. Selama di tempat tinggal adiknya, Betty diharuskan menghabiskan 2 gelas besar seduhan teh hijau setiap hari. Pagi hari Evy akan membuatkan 1 gelas besar yang harus dihabiskan sore hari, dan sore hari ia juga membuat teh dengan porsi yang sama dan harus habis ketika pagi harinya. Betty yang tidak menyukai teh pun mengonsumsinya dengan berat hati dan terpaksa.
Perlahan tapi pasti kondisi kesehatan Betty membaik, ia merasakan badannya makin nyaman dan bertenaga setelah minum teh hijau. Betty yang awalnya tidak suka teh, kini selalu berharap adiknya pulang kerja lebih awal agar segera membuatkan teh yang sudah habis sebelum sore. Pada pekan kedua, Evy mengajak kakaknya kontrol ke dokter untuk mengetahui perkembangan penyakitnya. Betty nenolak lantaran merasa sudah sehat. ”Kalau saya sudah bisa makan berarti sudah sehat,” kate Betty.
Sang adik yang merasa perlu mengetahui perkembangan kesehatan Betty tetap memaksa untuk periksa ke dokter. Benar saja, dari hasil pemeriksaan dokter menyatakan nenek 1 cucu itu sudah sehat dan tidak perlu operasi untuk menyembuhkan hipertiroid yang dideritanya. Walau sekarang tidak lagi rutin mengonsumsi teh hijau, Betty merasa tubuhnya lebih fit bila dibandingkan dengan kondisinya waktu itu. Ia gemar berjalan kaki itu kini mampu berjalan jauh tanpa terengah-engah. Padahal dahulu ketika sering kumat, baru berjalan sebentar saja nafasnya sudah memburu.
Riset ilmiah
Menurut Evy teh hijau mempunyai khasiat untuk meredakan pembengkakan. Kandungan teh hijau seperti flavonoid, polivenol, vitamin B kompleks, VItamin B2, C, E, dan katekin itu mampu mengobati hipertiroid. Selain hipertiroid, teh hijau juga dapat menyembuhkan berbahagai penyakit seperti kanker otak, pembengkakan jantung. Untuk membuat seduhan teh, Evy menggunakan teh hijau sebanyak 1 sendok teh dan diseduh dengan air panas sebanyak 1 gelas besar.

Selain penggunaan teh hijau Evy juga meresepkan daun binahong untuk mengatasi hipertiroid. Sebanyak 7 lembar daun binahong segar yang berukuran sedang di jus dengan segelas air kemudian diminun sehari sekali. Biasanya dalam 3 hari hipertiroid sudah kembali normal. Namun Evy juga mewanti-wanti agar konsumsi binahong tidak berlebihan. “Konsumsi berlebihan malah akan berbahaya bagi tubuh,” kata Evy.
Khasiat teh hijau untuk mengatasi hipertiroid sejalan dengan riset ilmiah Elena Riza dan rekan. Periset dari Sekolah Kedokteran, Universitas Nasional dan Kapodistrian Athena, Yunani, meneliti pengaruh konsumsi teh terhadap kanker tiroid. Ia mewawancarai 286 pasien tiroid untuk mengetahui kebiasaan minum teh dan tingkat penyakit tiroid. Hasil penelitian menunjukkan, peminum teh 2—6 kali sepekan terlihat secara signifikan lebih kecil kemungkinannya berkembang kanker tiroid dibandingkan dengan yang tidak pernah minum teh sama sekali dengan perbandingan rasio 5:80.
Penjelasan secara umum konsumsi teh melindungi penyakit jinak dan ganas kelenjar tiroid dikaitkan dengan kandungan antioksidan, antiinflamasi, dan antikanker terutama karena polifenil, flavonoid, dan katekin yang dalam teh. Dengan potensi antioksidan, teh memiliki efek pencegahan karsinogenesis pada tiroid. Epigallocatechin-3-gallate (EGCG), katekin utama dalam teh hijau, berperan dalam menghambat penyebaran dan motilitas sel kanker tiroid dengan hilangnya penanda transisi sel epitel ke mesenkim secara bersamaan. selain itu EGCG juga menghambat pertumbuhan dan mendorong apoptopsis sel kanker tiroid anaplastik pada manusia. (Muhammad Awaluddin)