Konsumsi rutin temumangga terbukti secara riset dan empiris mengatasi batu ginjal.
Sejak Maret 2017, Notosuwadi kerap merintih ketika berkemih. Pinggangnya pun terasa nyeri ketika berjalan. Tidak tahan dengan kondisi itu, Noto—panggilan akrabnya—pun memeriksakan diri ke puskesmas terdekat. Dokter mendiagnosis ia mengidap infeksi saluran kemih. Sejatinya penyakit itu sudah terdeteksi sejak 2013. Saat itu dokter memberinya obat, yang sayangnya tidak meredakan sakit yang ia rasakan.
Anak perempuan Noto, Sri Wahyunarti menganjurkan sang ayah mengkonsumsi temumangga. Demi meraih kesembuhan Noto mematuhi saran Sri dan meminum 3 kapsul temumangga setiap 3 kali sehari. Sepekan pascaminum kapsul temumangga 18 batu ginjal sebesar biji kedelai keluar saat ia buang air kecil. Pekan berikutnya lima batu keluar lagi sehinga total jenderal 23 batu ginjal luruh berkat tanaman anggota famili Zingiberaceae itu.
Antioksidan
Sri tidak yakin dengan penyakit ayahnya apakah infeksi saluran kemih atau batu ginjal. “Yang pasti setelah konsumsi temumangga keluar batu saat buang air kecil,” kata Wahyu. Saat ini kondisi Noto membaik. Selain rutin konsumsi temumangga, Noto pun menjaga pola makan. Senin hingga Jumat ia selalu mengonsumsi tahu, tempe, dan sayur. Sementara setiap Sabtu dan Minggu ia mengkonsumsi makanan berprotein hewani seperti telur, ikan, atau susu.
Terbentuknya batu dalam saluran kemih memang berpotensi memicu peradangan. Tidak hanya peradangan, Dosen Universitas Mercu Buana, Yogyakarta, Prof. Dr. Ir. Hj. Dwiyati Puji Mulyani, M.P., menyatakan bahwa batu ginjal dalam saluran kemih juga memicu nyeri, pendarahan, penyumbatan aliran kemih, atau infeksi. Urolitiasis—pembentukan batu—bisa terjadi di ginjal maupun kandung kemih.
Menurut anggota staf Bidang Pelayanan Komplementer Ikatan Dokter Indonesia (IDI) DKI Jakarta, Dr. Inggrid Tania, M.Si.Herb., pemicu batu ginjal antara lain konsumsi makanan tinggi protein dan kalsium tanpa dibarengi minum air yang cukup. “Batu ginjal biasanya berupa batu kalsium atau batu asam urat. Jika terbentuk batu asam urat, pemicu utamanya konsumsi makanan tinggi purin seperti kerang atau udang,” kata Inggrid. Kondisi metabolisme juga mempengaruhi tingkat risiko seseorang mengidap batu ginjal.
Mengapa konsumsi temumangga bisa mengatasi peradangan saluran kemih? Herbalis di Bogor, Jawa Barat, Valentina Hendrajati, mengatakan bahwa temumangga mengandung antioksidan yang mengoptimalkan penyerapan racun di ginjal. Bahan aktif dalam temumangga antara lain tanin dan damar. Semua tanaman anggota famili Zingiberaceae, termasuk temumangga, mengandung kurkumin. “Daya antikanker kurkumin temumangga paling kuat dibandingkan tanaman lainnya,” kata Valentina.
Itu sebabnya rimpang beraroma mirip buah mangga itu baik untuk mengobati batu ginjal atau infeksi saluran kemih. Ginjal salah satu organ vital untuk menjaga tubuh tetap sehat karena salah satu fungsinya sebagai pembersih darah. Sekilas bentuk temumangga mirip temulawak atau kunyit. Bedanya aroma rimpang temumangga mirip kuweni. Aroma harum itu menyamarkan rasa getir temumangga saat dikonsumsi langsung.
Bisnis
Keampuhan temumangga melumat batu ginjal itu dibuktikan di laboratorium oleh periset dari Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat. Dalam Jurnal Biologi Universitas Andalas 2014, Ridho Hendrikos, Netti Marusin, Djong Hon Tjong membuat ekstrak etanol temumangga lalu menganalisis khasiatnya terhadap mencit. Kandungan fenolik dalam rimpang itu mengaktifkan enzim glutation-S-transferase (GST) yang membantu proses detoksifikasi tubuh.
Riset Ridho dan rekan mengungkapkan, dosis 200 mg/kg BB ekstral etanol termumangga menstabilkan bobot mencit dan mampu menahan kerusakan sel β dari kerusakan lebih lanjut. Sel β pankreas fungsinya memproduksi insulin. Kandungan utama temumangga adalah kurkumin, yang berkhasiat menambah nafsu makan dan memperlancar produksi cairan empedu. Menurut Prof. Dwiyati, dosis efektif 2 kapsul ekstrak 3 kali sehari. Ginjal sehat sekaligus terbebas dari risiko kerusakan pankreas.
Menurut penelitian Rosita dari Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara, temumangga mengandung antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas dan mengurangi terbentuknya N-acetyl-parabenzoquinoneimine (NAPQI) yang dihasilkan dari metabolisme parasetamol. Rosita mengidentifikasi ekstrak etanol temu mangga yang memiliki aktivitas nefroprotektif, yaitu dapat menurunkan kadar serum kreatinin dan melindungi sel ginjal.
Hal itu terbukti pada mencit jantan yang diinduksi parasetamol. Berdasarkan hasil pengujian, pemberian parasetamol menyebabkan kerusakan ginjal ditandai dengan peningkatan serum kreatinin serta gambaran kerusakan histopatologi. Berdasarkan hasil analisis statistik, pemberian ekstrak etanol temu mangga dosis 100, 200, dan 400 mg/kg bb mampu menghambat peningkatan kadar kreatinin.
Dwiyati menuturkan lebih baik mencegah daripada mengobati. Cara mencegah batu ginjal ialah dengan banyak minum air putih, mengurangi asupan garam, makan secara teratur, jangan menahan buang air kecil. Paling penting hindari alkohol dan rokok apalagi jika sudah berusia lanjut, karena ginjal berfungsi melakukan filterisasi terhadap zat-zat yang masuk kedalam tubuh manusia. Apabila terjadi kerusakan, ginjal tidak mampu melakukan tugasnya dalam menyaring zat berbahaya sehingga mengganggu kesehatan serta butuh biaya besar untuk pengobatan ginjal. (Marietta Ramadhani/ Peliput: M. Hernawan Nugroho)