Thursday, May 1, 2025

Tingkatkan Produksi Singkong Beku, Siap Sasar Pasar Kafe dan Ekspor

Rekomendasi

Trubus.id Pelaku usaha kuliner lokal, Surya Nila Astuti Hamid, tengah bersiap meningkatkan kapasitas produksi singkong beku merek LaBodine hingga 300 kilogram per siklus produksi. Langkah ini dilakukan setelah izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi dikantongi.

“Saya ingin produksi naik, tapi juga harus diimbangi dengan pemasaran. Percuma stok banyak, kalau penjualannya tidak jalan,” ujar Nila, sapaan akrabnya, saat ditemui di rumah produksinya di Depok, Jawa Barat.

Sebelumnya, Nila hanya mengolah sekitar 100 kilogram singkong per produksi. Kini, dengan permintaan pasar yang terus meningkat, ia menilai sudah waktunya untuk naik kelas.

Dalam sebulan, LaBodine mampu menjual lebih dari 500 kemasan singkong beku. Satu kemasan berbobot 700 gram dan sudah dibumbui, sehingga konsumen tinggal menggoreng saja.

Namun, menurut Nila, angka itu belum cukup karena masih banyak pasar potensial yang belum tergarap. Salah satu contohnya adalah kafe-kafe yang saat ini semakin menjamur di berbagai kota besar.

“Menu singkong itu hampir selalu ada di kafe. Ini peluang besar yang belum saya maksimalkan,” katanya.

LaBodine saat ini memasarkan produknya lewat jaringan reseller di wilayah Jabodetabek. Selain itu, Nila juga aktif menggunakan media sosial untuk membangun awareness dan menarik minat konsumen baru.

Berbeda dari produk lain seperti CV Nusantara Jaya Food yang menjual singkong segar beku, LaBodine menawarkan kepraktisan. Singkong beku LaBodine sudah dibumbui dan cocok jadi camilan saat minum kopi atau teh.

“Target kami memang konsumen yang butuh makanan cepat saji tapi tetap enak dan otentik,” ungkap Nila.

Dalam operasional sehari-hari, Nila dibantu oleh tiga karyawan tetap. Pasokan singkong ia dapatkan dari Pasar Kemiri, yang jaraknya hanya beberapa menit dari lokasi produksi.

Meski saat ini fokus pada pasar domestik, Nila tidak menutup peluang ekspor. Ia melihat potensi ekspor singkong beku cukup besar, apalagi minat terhadap makanan tradisional Indonesia di luar negeri terus meningkat.

“Pasar ekspor keren banget. Selain itu, dengan usaha ini kita juga bantu petani singkong supaya panen mereka terserap,” kata Nila yang sudah memproduksi singkong beku sejak 2017.

Ia berharap ke depan usaha ini tidak hanya menguntungkan secara bisnis, tapi juga memberi dampak sosial yang lebih luas. Terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui kemitraan dengan petani.

Dengan inovasi produk, pemasaran digital, dan niat kuat untuk berkembang, LaBodine siap menjadi salah satu pelopor camilan lokal yang mendunia. “Kalau petani semangat menanam, kita juga semangat produksi,” tutupnya

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Cara Mengolah Keripik Kulit Patin Hingga Bertahan Lama

Trubus.id-Salah satu kendala dalam membuat olahan makanan ringan yakni umur masa simpan yang singkat. Tekstur beberapa olahan terkadang sudah...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img