Tuesday, December 3, 2024

Berniaga Olahan Bawang Merah, Pemuda di Brebes Raup Omzet Ratusan Juta

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id—Olahan bawang merah menjadi sumber rupiah bagi Dienda Lora Buana. Pemuda asal Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah, itu memproduksi setidaknya 100 kg bawang merah goreng setiap hari.

Volume produksi itu untuk memenuhi permintaan distributor dan retail masing-masing sebanyak 50 kg. Dienda memasarkan bawang merah goreng seharga Rp120.000/kg untuk pasar distributor. Adapun untuk pasar retail Rp180.000/kg.

Total jenderal Dienda memperoleh pendapatan Rp15 juta setiap hari. Dalam sebulan, Dienda mengolah bawang merah segar menjadi bawang merah goreng selama 26 hari kerja. Maka, ia meraup pendapatan setara Rp390 juta setiap bulan.

Dienda Lora Buana mengembangkan agribsinis bawang merah sejak 2018. (Foto: Dok. Dienda Lora Buana)

Olahan bawang merah lain yang ia produksi seperti pasta, bawang merah goreng, bawang merah krispi, bawang merah kupas, minyak bawang merah, dan bubuk bawang merah.

Ia memasarkan seluruh produknya di bawah bendera PT Sinergi Brebes Inovatif (SBI). Bersama petani mitra dan PT SBI, Dienda juga merambah pasar ekspor

Pada Februari 2024, ia mengekspor 1.000 kemasan bawang merah goreng ke Singapura. Bobot satu kemasan yakni 100 gram dan seharga Rp22.000. Artinya ia memperoleh pendapatan Rp22 juta.

Ia setidaknya memproduksi 1—2 ton pasta bawang merah setiap bulan. Volume produksi itu untuk mencukupi permintaan hotel, restoran, perkantoran, dan retail.

Mayoritas hasil produksi setara 70—80% pasta mengisi pasar horeka (hotel, restoran, dan kantor) di berbagai wilayah seperti Jawa Barat (Bekasi dan Jakarta), Jawa Tengah (Brebes), dan Jawa Barat (Cirebon). Adapun produksi bawang merah kupas mencapai 2,5 ton per bulan.

Dienda menjaga betul kualitas produk mulai dari pemilihan bahan baku, proses produksi, hingga pengemasan. Untuk pasokan bahan baku ia menjalin kerja sama dengan Kelompok Tani Sido Makmur yang memiliki anggota 54 orang.

Kelompok Tani Sido Makmur itu  mengembangkan bawang merah di lahan seluas 200 ha. Dienda sendiri memiliki lahan bawang merah seluas 2 ha.

Keputusan Dienda mengolah bawang merah berawal dari keprihatinannya kepada petani setempat saat panen raya. Bawang merah merupakan komoditas hortikultura dengan harga fluktuatif.

Ketika terjadi kelebihan penawaran atau excess supply, maka harga bawang merah turun. Sebaliknya ketika terjadi kelebihan permintaan atau excess demand, maka harga bawang merah cenderung naik.

Saat panen raya alias pasokan bawang merah di tingkat petani meningkat, maka harga anjlok sehingga petani terancam rugi. Dienda memulai langkah kecil mengembangkan produk olahan bawang merah pada 2018.

Orang tuanya yang berprofesi sebagai petani bawang merah menjadi alasan dibalik kesungguhannya menjalankan bisnis.  Semula Dienda enggan mengikuti saran orang tuanya untuk terjun ke dunia agribisnis bawang merah.

Sesungguhnya ia bercita-cita menjadi peneliti. Namun, ia luluh ketika melihat petani merugi saat harga bawang merah yang sangat rendah ketika panen raya.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Mahasiswa Polije Ciptakan Traktor Listrik

Trubus.id–Mahasiswa Jurusan Teknik, Politeknik Negeri Jember (Polije) berinovasi membuat traktor listrik. Wisnu Wahyu Dwi Bagus dan tim melengkapi traktor...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img