Tuesday, March 4, 2025

Cara Anyar Tanam Anggur

Rekomendasi

Mekanisasi di kebun dan mengontrol perkembangan tanaman salah satu keunggulan teknik menanam anggur yang disebut vertical shoot positioning (VSP).

Kualitas anggur untuk wine lebih bagus jika menggunakan sistem vertical shoot positioning.

Tanaman anggur merambati kawat bagaikan pagar hijau. Dompolan buah Vitis vinifera bersandar pada rambatan tanaman dan kawat. Lazimnya pekebun merambatkan anggur pada tiang dan para-para sehingga membentuk pergola. Dengan teknik itu tanaman anggota famili Vitaceae itu menggantung. Lokasi kebun anggur sistem pagar itu bukan di negeri produsen anggur terbesar dunia seperti Perancis dan Italia.

Lokasi kebun anggur itu di Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Kebun seluas 6 hektare itu milik PT Arpan Bali Utama. Perusahaan itu mengelola total jenderal 45 hektare kebun anggur di beberapa lokasi yang tersebar di Kabupaten Buleleng. Vineyard Manager, Thomas Hadi Wibowo menuturkan perusahaan mengembangkan beberapa jenis anggur alphonse lavallée, belgia, dan probolinggo biru.

Teknologi baru

Menurut Vineyard Research and Development Manager PT Arpan Bali Utama, Jeremy Pramana, istilah teknis menanam anggur sistem pagar adalah vertical shoot positioning (VSP). VSP sebuah sistem penanaman yang menjadikan batang utama menjadi 2 cabang yang disebut tangan. Kemudian kedua tangan mengeluarkan cabang-cabang yang diposisikan vertikal.

Cabang-cabang yang diposisikan vertikal dari dua cabang yang dibentangkan memproduksi anggur.

“Hanya cabang vertikal itu yang memproduksi anggur dan perlu dipangkas. Sementara posisi dan bentuk cabang utama dan kedua tangan tetap,” kata Jeremy. Dengan begitu cabang antartanaman akan bertemu sehingga membentuk seperti pagar. Lebih lanjut Alumnus Master of Grapevine, Wine, and Terroir, Institut Universitaire de la Vigne et du Vin, University of Burgundy, Perancis, itu, menuturkan VSP adalah variasi sistem pangkas yang disebut guyot bikinan fisikawan dan agronom asal Perancis, Dr. Jules Guyot.

Mekanisasi seperti penggunaan mesin pemotong rumput memungkinkan jika pekebun menerapkan sistem vertical shoot positioning.

Jadi bisa dibilang Perancis negara paling lama yang menerapkan VSP. Penggunaan sistem VSP relatif mudah. Mula-mula Bowo dan Jeremy mengandalkan tiang pancang sebagai penopang kawat yang berperan sebagai penopang bentuk tanaman pada April 2016. Tiang pancang dan kawat tidak mutlak diperlukan. Kedua bahan itu bisa diganti dengan kayu atau bambu.

Thomas Hadi Wibowo (kiri) dan Jeremy Pramana membudidayakan anggur sejak 2016.

Tentu saja setiap bahan memiliki keunggulan berbeda. Masa pakai tiang pancang dan kawat bisa jadi lebih lama daripada kayu. Di kebun kelolaan Bowo dan Jeremy itu jarak antartiang pancang 4 m dan berisi 4 tanaman. Antartiang pancang terpasang 6 kawat sebagai penopang bentuk tanaman. Jarak antarkawat sekitar 25 cm, sedangkan jarak kawat terbawah dengan tanah 60—80 cm.

Bowo dan Jeremy menggunakan irigasi tetes untuk pengairan karena lebih efektif dan efisien. Mereka menggunakan VSP karena ingin mengadopsi sistem penanaman anggur untuk wine seperti di mancanegara (misal Perancis, Italia, dan Australia). Kualitas anggur untuk wine lebih bagus jika menggunakan teknik VSP. Harap mafhum PT Arpan Bali Utama sohor sebagai produsen wine berlabel Hatten Wines asal Bali.

Meski begitu teknik itu bisa juga diterapkan untuk perkebunan yang memproduksi anggur meja. Sejatinya teknik pergola dan VSP memiliki keunggulan masing-masing. Kelebihan mengunakan pergola antara lain melindungi pekerja dan anggur dari sengatan sinar matahari berlebihan. Anggur berpotensi “terbakar” jika terlampau banyak terpapar sinar matahari.

Pekebun yang menerapkan VSP mendapatkan beberapa keuntungan seperti menerapkan mekanisasi (menggunakan mesin pemotong rumput) serta mudah mengontrol tanaman dan jumlah cabang. Selain itu luas area dedaunan bisa diatur sesuai kemauan. Menurut Jeremy VSP hanyalah salah satu sistem arsitektur penanaman anggur. Penentuan penggunaan teknik menanam anggur tergantung dari biaya.

Penentuan penggunaan teknik menanam anggur tergantung dari beberapa faktor seperti biaya, cara bekerja (manual atau mekanik), dan cuaca.

Selain itu cara bekerja (manual atau mekanik), cuaca, kuantitas panen yang diharapkan, dan jenis anggur juga menjadi bahan pertimbangan. Peneliti anggur di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro), Kota Batu, Jawa Timur, Anis Andrini, S.P., M.Si., mengatakan saat ini lebih banyak petani yang menggunakan sistem para-para karena produktivitas anggur lebih tinggi. Sementara teknik VSP menguntungkan untuk pembuatan wine kelas premium. (Riefza Vebriansyah)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Inovasi Olahan Rumput Laut, Mi Hingga Agar Strip

Trubus.id–Usup Supriatna berhasil mengolah rumput laut menjadi produk inovatif berupa mi rumput laut dan agar strip. Mi rumput laut...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img