Trubus.id-Bahan pangan fungsional daun moringa semakin dikenal karena manfaatnya baik untuk kesehatan tubuh. Beragam riset yang mengungkap itu juga semakin berkembang. Terutama manfaat ekstrak daun moringa sebagai imunitas tubuh.
Periset di Program Studi Farmasi, Universitas Ngudi Waluyo, Ungaran, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah, membuktikan bahwa ekstrak daun moringa berpengaruh terhadap jumlah sel limfosit B dan T (dosis 14—84 mg), sel CD4, dan CD8+ (dosis 14 mg), CD4+IFN-γ+ dan TNF-α+ (42 mg), serta sel leukosit (100 mg)—semua per kg bobot tubuh.
Hari Untarto Swandono, Faizatul Fitria, dan Indah Permatasari dari program studi Farmasi, Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata, Kediri, Provinsi Jawa Timur, melakukan penelitian mengenai representasi simplisia dan ekstrak etanol daun kelor terpurifikasi. Hasil riset menunjukkan terdapat 72,6% kadar tersarikan. Sementara rendemen ekstrak termurnikan 42,82% dan rendemen tidak termurnikan sebesar 19,78%.
Pada hasil riset itu menunjukkan di dalam ekstrak daun kelor mengandung flavonoid, saponin, dan tanin. Senyawa aktif itu sangat bermanfaat untuk tubuh. Namun, dari hasil riset Hari dan tim sebenarnya ingin membuktikan bahwa daun kelor yang digunakan sebagai bahan baku obat tradisional memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Sehingga kualitas dan kemanan produk obat tradisional dapat terjamin.
Hal itu dibuktikan melalui standarisasi simplisia dan ekstrak etanol. Standarisasi itu dilakukan untuk memastikan kualitas dan efektivitasnya. Penentuan parameter spesifik dan nonspesifik itu meliputi kandungan senyawa aktif, kadar tersarikan, ekstrak etanol termurnikan, dan ekstrak etanol tidak termurnikan.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Rahmiyati Hi Samang, Fahmi Sadik, dan Ismail Rahman, dari Universitas Khairun, Ternate, Provinsi Maluku Utara, bahwa ekstrak daun kelor memenuhi persyaratan standarisasi parameter spesifik dan nonspesifik sesuai dengan Farmakope Herbal Indonesia. Terdapat kadar fenolik yang dinyatakan dalam satuan Galic Acid Equivalent (GAE) sebesar 206,36 mg GAE/gram sampel.
Hal itu menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor memiliki kualitas dan keamanan yang baik sesuai dengan standar farmasi. Standarisasi parameter spesifik meliputi organoleptik, kadar sari larut etanol, dan kadar sari larut air. Sementara parameter nonspesifik mencakup susut pengeringan, kadar air, dan kadar abu. Peneliti menggunakan metode Folin-Ciocalteu untuk menetapkan kadar total fenolik.
Dari ebberapa riset itu menunjukkan bahwa daun moringa merupakan salah satu bahan herbal kang kaya manfaat untuk kesehatan tubuh. Menurut herbalis di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, Valentina Indrajati, “Terdapat aneka macam herbal yang dapat dimanfaatkan”. Ia kerap menggunakan bahan herbal seperti daun moringa, rimpang temulawak, pulosari, sambilata, legundi, dan daun ungu.
Sebenarnya masih terdapat beberapa jenis lagi. Namun, menurut Valentina keenam bahan herbal itu yang paling utama. Sebagai contoh daun moringa berperan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. “Daun kelor mampu melawan virus dan dapat meredakan peradangan,” tambah guru yoga itu. Keberadaan daun moringa sebagai imunomodulator alias meningkatkan sistem kekebalan tubuh terbukti secara ilmiah.
Inovasi berkembang
Beragam manfaat moringa semakin dikenal oleh masyarakat berkat berbagai inovasi. Daun moringa segar di tangan Meybi Agnesia Neolaka Lomanledo berubah menjadi tepung. Pemilik Timor Moringa asal Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur itu mengolah daun moringa segar menjadi tepung moringa. Moringa tidak hanya dimanfaatkan sebagai sayur bening saja.
“Kelor dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar kosmetik dan olahan makanan,” ujar Meybi. Ia tergerak mengembangkan moringa yang populasinya cukup banyak di daerahnya. Selain memproduksi tepung moringa Meybi juga melakukan aktivitas sosial untuk membina para petani kelor. Ia mendirikan Sekolah Lapangan Timor Moringa Organik Indonesia (SL-TMOI).
Tujuannya tidak jauh dari pengembangan moringa. Sekolah itu fokus pada pengembangan kemampuan masyarakat desa mengenai budi daya kelor. Ia mengajarkan masyarakat untuk mencetak daun kelor berkualitas tinggi. Faedahnya untuk menjaga kualitas produk. Terdapat 5 program pengambangan yang dijalankan. Yakni moringa as food, as feed, as fertilizer, as cosmetics, dan as farms.