Inovasi mutakhir yang membantu peternak sapi. Membudidayakan beragam ternak pun lebih efisien.
Peternak di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Irwan, memerlukan 10—15 menit untuk memerah susu seekor sapi. Padahal, peternak sejak 2011 itu rata-rata memerah 9 ekor per hari. Lely hanya memerlukan 6,30 menit untuk memerah susu seekor sapi. Artinya Lely jauh lebih cepat memerah. Sudah begitu hasil perahan pun dijamin lebih bersih. Irwan berpeluang meminta bantuan pada Lely.
Siapa Lely? Nama lengkapnya Lely Astronaut A5. Ia robot pemerah susu kreasi Lely Holding S.à.r.l., perusahaan di Maassluis, Belanda, pada 2018. Kepada Majalah Trubus, distributor Lely di Perancis, Tifenn Civi, menuturkan, robot berlengan empat itu sebagai penyedot susu. Keempat lengan tidak menyentuh lantai sehingga susu lebih higienis dan sehat.
Irit listrik
Tifenn Civi menuturkan, sapi pun lebih nyaman selama pemerahan. “Dengan kata lain pemerahan lebih cepat sehingga hemat waktu,” kata Tifenn. Kelebihan lain lengan hibrida itu memperhatikan kesejahteraan hewan (animal welfare) dan mengurangi biaya listrik hingga 20% atau €400 setara Rp6,8 juta (kurs €1=Rp17.000) per tahun per robot. Ketahanan lengan hibrid Lely Astronaut A5 meningkat lantaran katup selenoid dihilangkan. Akibatnya konsumsi energi alat itu juga menurun 20%.
Inovasi lain lengan hibrida itu adalah layar sentuh yang lebih mudah digunakan. “Peternak juga tidak perlu mengalibrasi alat karena sudah terkalibrasi otomatis untuk setiap pemerahan susu,” kata Tifenn. Inovasi perusahaan yang berdiri pada 1948 itu memudahkan sapi terhubung dengan alat pemerah susu. Lengan hibrid Lely Astronaut A5 juga tidak menimbulkan suara bising sehingga sapi tidak stres saat pemerahan susu.
Penyemprotan air setiap selesai pemerahan dilengkapi laser sehingga lebih akurat. Pablo Barroeta dan Jesus Arnulfo Grandeno terpana melihat mesin pemerah susu Leny bekerja. Kedua mahasiswa asal Universidad Autónoma Chapingo, Meksiko, itu menyaksikan Leny memerah ambing satwa ruminansia itu. “Robot pemerah itu tidak terbayangkan sebelumnya,” kata Pablo Barroeta.
Dengan semua keunggulan itu Lely Astronaut A5 mendapatkan penghargaan bintang 1 The Innov SPACE 2018. “Kami sangat senang mendapatkan penghargaan itu,” kata Tifenn. Menurut Tifenn perusahaannya memproduksi robot pemerah susu sejak 2012. Sementara produk teranyar itu dipasarkan ke publik pada April 2018 dan terjual hingga 1.000 unit ke berbagai negara seperti Perancis dan Amerika Serikat.
Perawatan produk dengan masa pakai 15—20 tahun itu relatif mudah. Perusahaan juga menyediakan layanan purnajual sehingga siap mendatangi peternakan jika diperlukan. Ketika pameran peternakan terbesar Salon de la Production Agricole Carrefour Européen (SPACE) di Rennes, Perancis, stan perusahaan itu ramai pengunjung. Pameran berlangsung pada 11—14 September 2018.
Kota di timur laut Perancis itu ditempuh selama 3 jam bermobil dari Paris, ibu kota Perancis. Perusahaan asal Perancis itu menampilkan demo memerah susu dengan 15 sapi asli menggunakan mesin pemerah robot berlengan hibrida Lely Astronaut A5. Ekshibisi pada 11—14 September 2018 menampilkan beragam teknologi mutakhir di industri peternakan (sapi perah, sapi pedaging, domba, kambing, kelinci).
Kalung pintar
Inovasi lain adalah SenseTime dan eSense Flex Tag. Alat buatan perusahaan produsen alat elektronik pemantau sapi, SCR Allflex, itu berupa penanda yang dipasang di telinga (seperti anting) dan di leher sapi mirip kalung. Kedua alat itu berfungsi sama antara lain mampu menentukan sapi sakit 1—3 hari lebih cepat daripada pemeriksaan manual. Kedua alat pintar itu memiliki sensor.
Sensor itu akan mengirim data ke kontrol lalu peternak menggunakan komputer jinjing atau telepon pintar yang terhubung internet akan menerima data itu. “Dengan alat itu peternak tidak perlu memeriksa sapi langsung ke peternakan,” kata Manajer Purnajual Evolution, Jérôme Morin. Fungsi lain peranti itu memastikan sapi kawin pada saat tepat, pendeteksi stres, dan memantau kesehatan sapi keseluruhan.
Menurut Morin perbedaan kedua alat itu pada masa pakai baterai. Peternak mesti mengganti baterai alat yang dipakai di telinga sapi setiap 3 tahun. Jika menggunakan sensor kalung, peternak cukup mengganti baterai setiap 6—7 tahun. Kedua alat itu juga teruji tahan di segala jenis cuaca karena berbahan antisinar ultraviolet. Berdasarkan semua manfaat itu panitia menganugerahkan alat itu sebagai penerima bintang tiga Innov SPACE 2018.
Itu penghargaan paling tinggi pada SPACE 2018. Morin mengatakan, harga sebuah anting pintar itu €45 setara Rp765.000 jika kurs €1=Rp17.000. Adapun harga sebuah sensor kalung €60 setara Rp1 juta. Peternak sapi di berbagai negara seperti Perancis, Spanyol, dan Portugal mengadopsi inovasi itu. Peternak dapat memasangan alat pada sapi berumur 2—3 bulan.
Peternak juga dapat menerapkan pengunci kandang otomatis. Namanya Surlock kreasi PT Jourdain. Menurut Direktur PT Jourdain, Dominique Jourdain, Surlock merupakan sistem kunci kandang yang memudahkan peternak membuka dan menutup pintu kandang. “Musababnya pintu itu bisa dibuka dan ditutup dari dua arah. Mudah dibuka dan terkunci sehingga memudahkan peternak,” kata Dominique.
Jourdain merilis produk itu pada 2015. Hingga 2018 perusahaan berumur 121 tahun itu mampu menjual rata-rata 10.000 unit per tahun. Peminat peranti itu bukan hanya peternak sapi di Perancis, tetapi juga peternak di berbagai negara lain di Eropa dan Amerika Serikat. Harga sebuah alat itu beserta kandang hanya €450 setara Rp7,6 juta. Produk itu juga mendapatkan predikat bintang 3 Innov Award.
Pamer Teknologi di Rennes
Pameran peternakan terbesar Salon de la Production Agricole Carrefour Européen (SPACE) berlangsung di Kota Rennes, Perancis, pada September 2018. Hampir 400 industri peternakan dari berbagai negara seperti Jerman, Belanda, dan Belgia berpartisipasi pada ajang yang memasuki tahun ke-32 penyelenggaraan pada 2018. Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan 2017 yang mencapai 381 peserta pameran.
Sebanyak 140.000 pengunjung dari 128 negara menyaksikan pameran internasional itu. “Kami sangat merekomendasikan orang-orang untuk berkunjung ke SPACE karena banyak yang bisa dipelajari di sini. Teknologi yang ada di SPACE pun memungkinkan untuk diadaptasi dan diterapkan sesuai kondisi negara masing-masing,” kata Pablo Barroeta, mahasiswa asal Universidad Autónoma Chapingo, Meksiko.
Manajer Pameran SPACE 2018, Anne Marie Quemener, berterima kasih kepada peserta dan pengunjung pameran. Trubus salah satu media di Asia yang meliput langsung SPACE 2018. Presiden SPACE, Marcel Denieul, sangat senang banyak peserta dan pengunjung pameran. “Banyaknya konferensi, munculnya produk peternak terbaru menguatkan reputasi SPACE sebagai pameran peternakan utama,” kata Marcel.
SPACE 2018 tidak hanya menyajikan produk dan teknologi terkini peternakan. Acara tahunan itu juga menyelenggarakan konferensi beragam tema mulai dari peluang bisnis peternakan pada 2019 hingga seputar kesejahteraan hewan. Khusus untuk pengunjung internasional SPACE memfasilitasi mereka berkunjung ke peternakan sapi perah, domba, dan ayam di wilayah Brittany. (Riefza Vebriansyah)