Wednesday, December 11, 2024

Inovasi Olahan Bawang Merah, Penyelamat Saat Harga Anjlok

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id—Bawang merah merupakan komoditas hortikultura dengan harga fluktuatif. Ketika terjadi kelebihan penawaran atau excess supply, maka harga bawang merah turun. Sebaliknya ketika terjadi kelebihan permintaan atau excess demand, maka harga bawang merah cenderung naik.

Saat panen raya alias pasokan bawang merah di tingkat petani meningkat, maka harga anjlok sehingga petani terancam rugi.

Menurut produsen olahan bawang merah di Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah, Dienda Lora Buana ada dua cara untuk menyelamatkan hasil panen.

Cara pertama yakni menyimpan bawang merah di cool storage. Namun, harga beli maupun sewa alat tinggi. Petani jadi merugi dua kali.

“Sudah menerima pendapatan rendah masih harus sewa alat,” ujar Dienda.

Cara kedua yakni mengolah bawang merah menjadi produk olahan sehingga meningkatkan nilai tambah. Menurut Dienda cara yang kedua paling layak untuk dikejar.

Oleh sebab itu, ia bekerja sama dengan petani bawang merah untuk mengolah hasil panen menjadi produk siap konsumsi.

Produk bawang merah goreng besutan PT Sinergi Brebes Inovatif. Foto: Dok. Dienda Lora Buana

Untuk kebutuhan bakan baku ia mengandalkan bawang merah dari petani mitra. Ia menjalin kerja sama dengan Kelompok Tani Sido Makmur yang memiliki anggota 54 orang.

Kelompok Tani Sido Makmur mengembangkan bawang merah di lahan seluas 200 ha. Dienda sendiri memiliki lahan bawang merah seluas 2 ha

Di bawah bendera PT Sinergi Brebes Inovatif (SBI), Dienda melibatkan warga sekitar dalam proses produksi olahan bawang merah.  

Bawang merah krispi. Foto: Dok. Dienda Lora Buana

Olahan bawang merah itu meliputi pasta, bawang merah goreng, bawang merah krispi, bawang merah kupas, minyak bawang merah, dan bubuk bawang merah. Baca juga Berniaga Olahan Bawang Merah, Pemuda di Brebes Raup Omzet Ratusan Juta.

Ada sekitar 100 ibu rumah tangga yang bekerja sebagai tenaga kupas. Sementara tenaga kerja yang mengawasi kualitas bahan baku dan produk sebanyak 12 orang. Mereka bertanggung jawab menerima bahan baku, melakukan sortasi, mencuci, menggoreng, dan mengemas.

Dienda menuturkan, sortasi bahan baku wajib dilakukan. Tujuannya memisahkan bawang merah yang busuk maupun cacat. Selain itu sortasi berguna memisahkan bawang merah dari berbagai benda asing seperti rumput dan bebatuan.

PT Sinergi Brebes Inovatif (SBI) menjalankan alur produksi sesuai standar keamanan pangan. Pengemasan produk pun sangat diperhatikan sehingga menarik minat konsumen. Tenaga kerja menggunakan pakaian pelindung selama proses produksi.

Mereka mengenakan sepatu khusus, sarung tangan, masker, penutup kepala, dan jas produksi. Pabrik yang berdiri di lahan seluas 820 m2 itu dilengkapi dengan mesin produksi modern. Kondisi ruangan pun senantiasa bersih.

Dienda mengelola PT Sinergi Brebes Inovatif (SBI) bersama dengan 5 orang di bagian manajerial. Mereka mempromosikan produk melalui berbagai media sosial.

“Kami memiliki tim media sosial sendiri sebagai salah satu strategi untuk memasarkan produk kepada masyarakat,” kata Dienda.

Sosialisasi produk yang dilakukan secara masif di media sosial membuat konsumen tertarik membeli.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Kementan Ungkap Strategi Komunikasi dan Promosi Produk Susu Organik

Trubus.id–Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian (Kementan) menjalin kerja sama dengan  Pemerintah Denmark dalam program...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img