Thursday, May 2, 2024

Kerdil Sirna Berkat Moringa

Rekomendasi
- Advertisement -

TRUBUS — Kekurangan gizi pada anak dapat mengakibatkan gagal tumbuh. Alternatif herbal dapat dimanfaatkan untuk mencegahnya di setiap fase tumbuh kembang anak.

Riset menyatakan, konsumsi moringa dapat meningkatkan Hemoblobin pada ibu hamil. (foto : dok. Trubus)

Dunia internasional menjuluki daun moringa dengan sebutan amat mentereng: superfood alias pangan super. Itu lantaran daun tanaman moringa mengandung beragam gizi. Pada 100 gram terdapat zat besi sebanyak 17,2 mg, betakaroten (6,78 mg), dan kalsium (440 mg). Tanaman mudah tumbuh, berdaun melimpah, dan kaya gizi sehingga cocok untuk mencegah pertumbuhan kerdil atau stunting. Harap mafhum, pengerdilan mengancam pertumbuhan generasi.

Kementerian Kesehatan menyatakan, pengerdilan atau stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis. Kondisi itu terutama diperhitungkan dalam 1.000 hari pertama kehidupan setara tiga tahun. Kejadian kerdil pada 2019 mencapai 27,67%. Angka itu menurun 3,1% dibandingkan dengan kasus pada 2018. Padahal, toleransi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kurang dari 20%.

Tiga fase

Pencegahan kerdil dapat dilakukan pada tiga fase. Fase pertama ketika anak dalam kandungan. “Konsumsi gizi seimbang berupa makanan pokok, lauk-pauk yang bersumber dari hewani dan nabati, sayuran, buah-buahan, dan air putih menjadi kewajiban,” kata dosen di Program Studi Gizi Universitas Sahid Jakarta, Khoirul Anwar, S.Gz, M.Si. Ia mengatakan, ibu hamil sering berisiko anemia, sehingga dibutuhkan asupan zat besi dan asam folat yang cukup.

Tekstur Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) berbeda di setiap usia anak. (foto : dok. Trubus)

Dokter alumnus Universitas Tanjungpura, dr. Benyamin Intosius, mengatakan bahwa anemia merupakan kondisi tubuh kekurangan sel darah merah. Akibatknya aliran oksigen berkurang di dalam tubuh. Benyamin mengatakan, secara umum orang yang mengidap anemia berkulit pucat, sesak napas, dan pusing. Penanganan anemia beragam. Paling mendasar ialah mengonsumsi asupan zat besi atau suplemen penambah darah.

Daun Moringa oleifera—masyarakat menyebutnya kelor—bermanfaat sebagai sumber nutrisi untuk mencegah anemia. Riset Usastiawaty Cik Ayu Saadiah Isnainy dan rekan membuktikan, konsumsi ekstrak daun moringa dan madu meningkatkan hemoglobin (Hb) pada ibu hamil. Periset dari Jurusan Keperawatan Universitas Malahayati Bandar Lampung itu mengatakan, kadar Hb meningkat setelah konsumsi dua kapsul dua kali sehari. Sekapsul terdiri atas 500 mg bubuk daun moringa.

Fase kedua ketika anak usia 0—6 bulan.Saat itu masa pemberian air susu ibu (ASI) ekslusif. Khoirul mengatakan, kadangkala ada beberapa kondisi yang mengakibatkan produksi ASI terhambat. Master Ilmu Gizi alumnus Institut Pertanian Bogor itu mengatakan, konsumsi bahan pangan tertentu dapat meningkatkan produksi ASI. Pria 29 tahun itu menuturkan, daun moringa membantu produksi ASI.

Daun torbangun meningkatkan produksi Air Susu Ibu (ASI).

Adapun alternatif lainnya untuk variasi adalah mengonsumsi daun katuk Sauropus androgynus, daun torbangun Coleus amboinicus, dan daging ikan gabus. Daun katuk mengandung laktagogum dan prolaktin yang baik untuk meragsang produksi ASI. Torbangun mengandung alkaloid, flavonoid, dan tanin. Adapun yang terkandung yakni mineral seperti zat besi, kalium, seng dan magnesium.

Ikan gabus merupakan salah satu bahan pangan potensial karena kandungan proteinnya yang tinggi. Protein meningkatkan kualitas ASI yang bermanfaat untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Adapun fase ketiga yakni ketika anak berusia lebih dari 6 bulan—2 tahun. Pada usia itu anak mulai dikenalkan dengan makanan di luar ASI atau biasa disebut Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).

“Pada fase itu kebutuhan anak meningkat tetapi kandungan gizi ASI cenderung menurun, sehingga membutuhkan makanan pendamping,” kata Khoirul. Ia mengatakan, rekomendasi bahan pangan untuk MP-ASI dapat disesuaikan dengan preferensi anak dan dari rekomendasi dokter. Selain nutrisi, hal yang perlu diperhatikan adalah tekstur makanan. Usia 6—9 bulan baiknya bubur kental, yakni dapat dari buhan-buahan seperti pisang, pepaya, dan buah naga yang dihaluskan.

Khoirul Anwar, S.Gz, M.Si.. Dosen di Program Studi Gizi Universitas Sahid Jakarta.

Adapun pada usia 9—12 bulan tekstur makanan dapat ditingkatkan kekasarannya yakni dengan dicincang. Ia mengatakan, rekomendasi bahan pangan untuk MP-ASI dapat disesuaikan dengan preferensi anak dan dari kebutuhan gizi anak serta rekomendasi dari ahli gizi atau dokter. Selain asupan gizi, hal yang perlu diperhatikan adalah tekstur makanan. Usia 6—9 bulan baiknya bubur kental, yang dapat menggunakan prinsip empat bintang yaitu mengandung karbohidrat, protein hewani, protein nabati dan sayuran. Bayi juga dapat diberikan buah-buahan yang dihaluskan.

Upaya pencegahan kerdil sebuah keharusan karena bila dibiarkan berisiko pada anak pada masa mendatang seperti perkembangan otak terhambat, kecerdasan tidak optimal, dan anak rentan terserang penyakit. Secara akumulatif masa mendatang produktivitas sumber daya manusia menurun. Faktor penyebab kerdil multidimensi. Pasalnya kondisi gagal tumbuh pada anak itu tidak hanya disebabkan faktor gizi pada anak dan orangtua, tetapi ada beberapa faktor lainnya.

Menurut Khoirul penyebab lain yakni, pengasuhan anak kurang baik serta akses menuju layanan kesehatan, akses mendapatkan makanan bergizi, dan akses mendapatkan fasilitas sanitasi kurang. Pria kelahiran 9 Januari 1992 itu mengatakan, pencegahan stunting dapat dilakukan sejak sebelum kehamilan, yakni rekomendasi program kehamilan. (Hanna Tri Puspa Borneo Hutagaol)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Rangsang Krisan Cepat Mekar

Trubus.id—Memiliki kesegaran yang relatif lama merupakan salah satu keistimewaan krisan. Berpenampilan sehat dan segar, mekar sempurna, serta memiliki batang...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img